"Bie? Makan dulu yuk? Kamu belum makan dari kemarin."
(Namakamu) menggeleng pelan. "Nanti aja. Aku cuma haus"
Karel menghela napas nya. Sudah kesekian kali dirinya menawarkan makan pada (Namakamu) namun selalu di tolak dengan alasan yang sama.
Luys Demiro Susanteo. Terbaling lemah dengan wajah pucat. Tangan kecil nya di infus dengan botol vitamin.
Karel melingkarkan tangan nya pada pinggang (Namakamu). Membuat ibu dua anak itu tersentak kaget. Karel mengulas senyum tipis nya dengan mata yang tertuju pada Luys yang tertidur setelah minum obat.
"Maaf"
(Namakamu) memandang Karel bingung.
"Harus nya aku nggak bawa kalian ke sini. Aku gegabah. Seandai nya aku mikir resiko yang akan terjadi, semua nya nggak akan kayak gini. Aku minta maaf sama kamu. Maaf"
(Namakamu) menggelengkan kepala nya pelan. "Kamu nggak salah Rel. Ini udah takdir. Kamu jangan nyalahin diri kamu sendiri. Kita nggak ada yang tau dan nggak bisa ngelawan takdir"
Karel memandang (Namakamu) lekat. "Setelah kondisi Luys sehat, kita langsung pulang ke Lovina ya? Nanti aku bilang sama Mama dan Papa juga"
"Mama Papa kamu?"
"Iya. Kamu katanya mau nikah sama aku?"
Pipi (Namakamu) merona seketika. "Apasih Rel?!"
Karel tersenyum. "Luce aku anter pulang ke rumah Salsha. Kasian kalau harus tidur di sini terus. Ntar dia juga ikutan drop"
"Hhh.. aku jadi nggak enak sama Salsha dan Vano"
"Sekali ini aja Bie, di enakin. Kondisi nya nggak mendukung banget loh"
(Namakamu) mengangguk pelan. Matanya kembali memandang putra nya yang tertidur pulas.
"Luys sayang banget sama kamu Rel. Nge-idolain kamu sampai cita-cita nya dia aja, mau jadi kamu" tutur (Namakamu)
"Aku juga sayang sama Luys maupun Luce. Aku bersyukur, aku bisa jadi--"
Tok tok tok
Clek
"Maaf mengganggu Pak, Bu. Dokter menunggu kalian di ruangannya. Ada yang ingin di sampaikan"
"Terimakasih Sus"
"Permisi Pak, Bu."
Pintu kembali di tutup. Karel merapatkan tubuhnya pada tubuh (Namakamu). "Semua nya akan baik-baik aja Bie. Luys anak yang kuat."
"Tapi Rel--"
"Sstt... kamu tarik napas yang dalem, hembuskan pelan pelan."
(Namakamu) menuruti perintah Karel membuat pria tampan itu tersenyum dan mendaratkan kecupan singkat pada kening (Namakamu).
*****
"Kondisi ginjal pasien semakin memburuk. Dan menurut data sesuai prosedur yang di jalani pasien, ginjal sebelah kiri nya mulai tidak berfungsi dengan baik."
"Lakukan yang terbaik buat anak saya Dok" pinta Karel gusar
"Kami pihak medis tidak bisa terlalu memberi banyak obat kepada pasien dengan kondisi hanya satu ginjal nya yang berfungsi dengan baik. Yang nanti nya juga bisa berakibat kerusakan pada ginjal yang satunya. Terlebih anak Bapak dan Ibu masih dalam masa pertumbuhan."
"Jadi bagaimana pengobatan untuk anak saya Dok?" (Namakamu) mati-matian menahan tangis nya agar tak pecah saat ini setelah tau bagaimana keadaan anaknya