"Sekali lagi aku minta maaf sama kamu (Namakamu), atas segala sikap dan perlakuan aku ke kamu. Aku jahat. Aku brengsek. Dan aku berdosa atas anak-anak kita"
"Aku tau kamu nggak akan mudah untuk maafin dan nggak akan pernah bisa ngelupain itu semua. Aku tau. Aku cuma mau minta maaf sama kamu. Maaf"
(Namakamu) dengan cepat menyeka air matanya yang terjatuh. Ia menolehkan kepalanya. Pria yang dulu memiliki kepercayaan diri yang kuat dan aura yang sangat tajam, kini tampak lemah dan rapuh sekaligus menyedihkan yang berada di hadapannya saat ini.
"Terimakasih karena kamu mempertahankan Luys dan Luce" lirih Iqbaal
"Karena aku ibunya" jawab (Namakamu) cepat dan mengalihkan pandangannya ke arah lain
Iqbaal tersenyum lirih.
"Cukup mereka tau Karel sebagai Daddynya, jangan aku."
(Namakamu) kembali memandang Iqbaal dengan raut yang tak dapat di mengerti.
"Berjanjilah untuk bahagia bersama Karel, (Namakamu). Biarkan aku menikmati apa yang telah aku tanam di hari yang lalu" lirih Iqbaal
Kedua pasang mata itu saling menatap dengan perasaan penuh kesedihan, penuh luka dan penuh kekecewaan.
"Apa cinta itu masih ada di hati kamu?"
(Namakamu) tersentak kaget dan menggigit bibir dalamnya pelan. Tak pernah terlintas jika Iqbaal akan mengajukan pertanyaan seperti itu.
(Namakamu) kembali mengusap wajahnya dan menarik senyum tipis.
"Siapa yang bisa menolak perasaan cinta, Kak? Dan siapa yang bisa menolak perasaan benci?"
(Namakamu) menghembuskan napasnya kasar.
"Aku pernah menjadi seorang puteri bagi Karel jauh sebelum Kakak datang. Aku sangat berterima kasih atas kebaikan Kakak yang menjadikan aku seorang ratu"
"Dan seonggok sampah yang tak berguna"
Iqbaal menatap (Namakamu) dengan mata yang memerah. "Maaf"
"Berkali-kali aku meyakinkan cinta yang aku miliki untuk seorang Iqbaal Dhiafakhri. Tapi, nyatanya? Cinta seorang Iqbaal Dhiafakhri tak pernah menjadi milik (Namakamu) sepenuhnya. Ada cinta yang lain"
"Cinta itu ada Kak, tapi dulu. Sangat duluu."
Iqbaal mengangguk paham. "Ak-"
"Aku kembali jatuh cinta di saat hati dan keadaan ku sangat sangat hancur Kak. Jatuh cinta dengan orang yang sama. Cinta untuk Iqbaal Dhiafakhri sudah habis, yang tersisa hanya cinta untuk kedua putraku, Luys dan Luce"
"Dan juga untuk Karel"
******
3 bulan kemudian...
Luce berdecak kagum saat melihat (Namakamu) berdiri di pimpin oleh Luys dengan balutan dress berwarna gold dengan sepatu hak tinggi yang tak pernah di sukai Luce.
"Bunda selalu cantik" puji Luce
(Namakamu) tersenyum malu.
"Tapi Luce nggak suka sama sepatu Bunda. Ganti aja nanti kaki Bunda sakit"
Senyum (Namakamu) luntur berganti dengan mata yang berkaca-kaca.
Luys memutar bola matanya jengah. "Hebat sekali. Di terbangkan dan dijatuhkan dalam waktu 1 detik ckck"
Luce tak memperdulikan sindiran sang kakak. Ia berjalan mendekati (Namakamu) dan menatap sang bunda penuh cinta.
"Ayo lepas sepatu nya Bunda. Nanti biar Luce yang hukum Daddy. Bunda kan udah tinggi kenapa pake sepatu tinggi lagi" cerocosnya