"Langsung aja apa yang mau lo bilang ke gue" ketus Ara setelah tadi di tarik paksa oleh Senja.
"Saya, mau minta maaf atas kejadian kemaren. Saya gak niat bikin trauma kamu ke ulang, tapi emang kemaren Saya gak tau masalah itu" jelas senja tanpa memerhatikan perubahan yang terjadi pada Ara.
Tubuh Ara menegang, keringat dingin mengucur dari dahinya. Badanya kini sedikit bergetar, ingatan setahun silam kembali berputar di otaknya. Reflek Ara membalikkan tubuh menghadap Senja, dan menatapnya tajam. Senja yang masih sibuk menjelaskan tak memperhatikan apa yang terjadi pada Ara.
Plakk
Senja membeku seketika, tamparan yang melayang dipipinya terasa begitu perih. Ia tak mengerti mengapa tamparan itu mendarat di pipinya.
"Gua, benci ama lo. Ambil semua kata maaf lo tadi, gua kagak bakal nerima maaf dari brengsek kayak lo" ucap Ara dengan penuh penekanan di setiap kalimatnya. Lalu pergi setelah mengucapkan itu.
Senja mematung, memegang pipinya yang tadi terkena tamparan Ara.
"Ya, aku melakukan kesalahan lagi padanya? Mengapa aku malah membuat dia semakin membenci ku?" Lirih Senja.
..
.
.
."Ra, Araaaa. Udah dong, keluar dari kamar Ra, di luar udah di tunggu sama Adit, Mawar, Nindy. Ada Kak Rangga juga tuh Ra" Panggil mamah Ara, yang dari tadi sudah membujuk Ara untuk keluar dari kamar.
Akhirnya Bunda Lena mengalah, dan menemui teman-teman Ara yang dari tadi sudah menunggu.
"Adit, Mawar, Nindy, ama kamu Rangga. Maaf ya Rara nya gak mau keluar, dia tetep ngurung diri di kamar. Sebenarnya dia kenapa? Perasaan tante sebelum berangkat tadi pagi dia baik-baik aja. Sebelum tiba-tiba dia pulang terus jadi kaya begitu?" pikir Lena bunda Ara.
"Ehh, tante sebenarnya kita juga gak tau Rara kenapa. Setelah ngomong sama Kak Senja, dia balik ke kelas sambil nangis terus ambil tas pulang gitu aja. Udah di cegah sama si Adit, ehh malah si Adit dia dorong kenceng banget Tan. Jadi kita juga pada bingung sebenernya?" Jelas Mawar.
"Rara abis ngomong sama Senja?" tanya Rangga yang tak di gubris sama sekali oleh yang lain. Membuat Rangga mendengus kesal karenanya.
Bunda Lena tampak berfikir "Bukannya mantan Rara namanya Adam, ya? Apa Rara dah punya pacar baru lagi? Terus namanya Senja? Gitu? Terus mereka berantem?" Tanya Bunda Lena beruntun.
"Haaaaaaa, Rara pacaran sama kak Senjaaaaaa" teriak Nindy dan Mawar bersamaan. Sedangkan Rangga dan Adit juga Bunda Lena sama-sama menutup telinga mereka kuat kuat, mendengar teriakan Mawar dan Nindy.
" Ohhh, no, no, no. Itu gk bisa di biarkan Tan, Kak senja itu punya Nindy" Protes Nindy dengan heboh.
"Hahhhh, apaan itu. Kagak lah, Kak Senja itu cuman milik Mawar seorang. Kagak bisa di rebut ama yang laen apa lagi cecunguk modelan lo Dy" Protes Mawar tak kalah heboh.
Bunda Lena, Rangga, dan Adit. Tepok jidat sambil geleng-geleng kepala liat kelakuan upil-ipil lagi berantem.
...
.
.
."Ahahahaha, makannya jangan lambat. Cowok kok lambat hahaha" ledek anak kecil perempuan dengan rambut di ikat dua.
"Awas kamu Ysca, nanti aku tangkep. Kamu harus jajanin aku eskrim vanila" teriak seorang anak kecil cowok dengan bola mata berwarna abu pudar.
Mereka berlari mengelilingi taman bermain itu. Anak perempuan itu tak memperhatikan kemana ia lari hingga ketika ia berbalik untuk meledek anak laki-laiki itu. Matanya membulat, anak perempuan itu berlari sekencang mungkin sambil melempar permennya ke jalan.
"Kakak, Kak Senja. Kak Senja aw-"
Ckitttt, Brakkkk
Sesingkat itu? Anak perempuan itu terpelanting, setelah menyelamatkan anak laki-laki itu. Sebuah kecelakaan terjadi. Anak perempuan itu sudah terlempar akibat tabrakan dengan sebuah mobil sedan yang sudah melarikan diri. Sedangkan anak laki-laki itu terdorong hingga trotoar dan kepalanya menghantam trotoar keras. Beberapa orang menggerubungi kedua anak kecil itu, anak lelaki itu mengulurkan tangannya dan mencoba menggapai anak perempuan itu.
"Yscaaa" Lirih anak kecil itu, sebelum penglihatannya memburam dan kesadarannya hilang.
Nafas Senja memburu, keringatnya memenuhi wajah tampannya.
"Yscaaaaa"
Senja terbangun dari tidurnya, ia mengusap wajahnya kasar. Mimpinya tentang kejadian sepuluh tahun lalu itu akhir-akhir ini datang kembali, tepat setelah Senja mengenal Ara.
Tok...Tok...
"Den, den Senja? Aden gak papa den?" suara mbok sumi terdengar setelah mengetuk halus kamarnya.
"Iya mbok, Senja gak papa. Cuman mimpi buruk doang mbok"
"Yaudah den, den Senja udah di tunggu sama tuan dan nyonya di bawah den"
"Mama sama Papa pulang kapan mbok?"
"Tadi malam den, aden udah tidur. Den mbok kebawah dulu ya, mau nyiapin sarapan"
"Iya mbok"
Senja menghela nafasnya, pandangannya menerawang lurus kearah jendela yang gondennya belum terbuka.
....................
Hai Guysssss....
Gimana ceritanya?
Wahhh, Ara Makin benci ke Senja 😥?
Kira-kira mimpi Senja ada hubungan apa ya sama kehadiran Ara🤔? Kenapa mimpinya hadir lagi setelah Senja kenal sama Ara?
Makannya ikutin terus kisahnya😄😄😄Tunggu kelanjutan ceritanya yaaa😍😍😍. Jangan lupa buat selalu vote dan coment ceritanya❤❤❤
Thank you guys, see you in the next epsisode. Tetep setia sama Senja dan Ara yaaaa❤❤❤😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Happy Ending {Judul sebelumnya (Senja & Ara)}
Teen FictionBukan hanya sekedar langit oranye di sore hari. Bukan hanya sekedar penghias langit di penghujung hari. Lebih dari itu semua. Dia Senjaku, apa aku boleh menjadi langitnya?.. ------------------- Follow dulu sebelum baca y...