Bagian 3: Trauma

25 8 0
                                    

Ara membalikkan tubuhnya kekanan dan kekiri, sudah yang keberapa kalinya. Entah mengapa malam ini ia tak bisa memejamkan matanya seperti biasa, akhirnya Ara menyerah. Ia turun dari ranjangnya berjalan menuju balkon kamarnya, Ara mendongak menatap bintang. Ingatannya kembali pada kejadian tadi siang di UKS, kejadian yang kembali membuatnya teringat traumanya.

-Flashback on-

"Maaf"

"Haaaah" teriak Ara frustasi "Napa sih harus bilang maaf segala, kan rasanya gue kejam banget" dumelnya.

Ara berbalik kemudian mendekati Senja yang masih di posisinya.

Ara berjongkok didepan Senja "Ayo" ajaknya.

Senja mendongakkan kepalanya tepat dihadapan Ara, membuat gadis itu tampak terkejut. Ara memperhatikan wajah Senja, hingga tiba-tiba Ara membelalakan matanya. Sambil menutup mulutnya, Ara terjungkal.

"Lo-"

"Saya jelaskan di UKS" potong Senja.

Ara hanya menurut sambil membantu Senja berdiri, dan berjalan memutar balik. Ara merangkul Senja yang tampak kesusahan berjalan, melewati koridor yang masih lumayan rame.

"Cih, baru putus ama Kak Adam udah embat yang baru. Dasar jalang" Sindir salah seorang siswi.

Ara yang merasa kesal membuka mulutnya untuk mebalas kata-kata salah satu siswi tadi, namun terpotong oleh Senja.

"Jangan hiraukan, kamu bukan yang seperti itu kan? Jadi biarkan saja"

Ara menuruti pekataan Senja meski sebenarnya tangannya gatal untuk mencabik-cabik mulut siswi tadi. Jika saja ucapan Senja tak ada benarnya sudah ia lakukan dari tadi.

"Suster???" panggil Ara saat sudah berada di dalam uks, dan mendudukan Senja disalah satu ranjang.

"Aihhh, mana lagi pengurus klinik. Gak becus banget sih"dumelnya sambil berjalan kearah senja dengan membawa kotak P3K yang sudah ia ambil dari lemari penyimpanan.

Ara dulunya juga pengurus klinik, tapi usai kejadian setahun lalu ia mengundurkan diri dari klinik. Itulah mengapa Ara bisa tau tempat dimana suster biasa menaruh kotak P3K.

"Mana yang sakit?"

Senja hanya diam sambil menunduk, membuat Ara mendengus kesal dan beralih mengecek Senja. Tanpa disangka Senja menangkap tangannya, menggenggamnya dengan tangan yang sedikit bergetar. Ara terpaku, tubuhnya menegang, beberapa ingatan berkelebat membuat Ara panik. Ara berusaha mengontrol dirinya, namun usahanya tak berhasil. Ara menepis kasar genggaman tangan Senja, membuat Senja mendongak terkejut dengan wajah penuh tanya.

"M-ma-maaf" ucap Senja terbata masih mendongak menatap Ara.

Ara mengusap wajahnya kasar, nafasnya memburu, keringat dingin membasahi tangannya. Ia menyerahkan kotak P3K ke pangkuan Senja, sebelum akhirnya pergi meninggalkan Senja di UKS tanpa berucap apa pun.

-Flashback off-

...
.
.
.

"Arabelllaaaa Yscianiiiii" teriak Nindy, Mawar, Raffi, Difa dan Adit tepat ditelinga Ara. Ara yang terkejut sontak mengelus telinga kirinya yang diteriaki ke tiga sahabatnya, membuat seluruh isi kantin menatap meja mereka dengan tatapan kesal.

"Lo berlima apa-apaan sih, kalo kuping gue copot gimana? Lagian ngapain teriak-teriak segala kaya pasien RSJ? Kan bisa manggil pelan pelan atau nyolek gitu?" dumel Ara.

"Oyyyy, kita udah manggil-manggil lo Ra, di toel-toel juga udah. Lo nya aja kebangetan. Ya akhirnya pilihannya ya, diteriakin, akhirnya lo sadarkan" omel Nindy panjang kali lebar yang diangguki oleh Mawar dan Adit. Sedangkan Raffi dan Difa sudah melengos tanpa merasa bersalah.

Ara terdiam sambil memikirkan perkataan Nindy yang ada benarnya, akhir-akhir ini setelah kejadian seminggu yang lalu dengan Senja. Membuatnya sering melamun dan tak bisa fokus terhadap sesuatu. Ara bingung kenapa dengan dirinya? Dan Senja? cowok itu tak berusaha menjelaskan padanya.

"Ra, lo tu-"

"Bisa kita bicara?" potong seseorang membuat Ara dan kelima sahabatnya menengok keasal suara yang ternyata Senja.

Berbeda dengan Nindy dan Mawar yang menatap kagum Senja dengan tatapan berbinar. Ara malah menatap Senja dengan tatapan benci?

"Arabella? Bisa kita bicara?" merasa tak mendapat jawaban Senja mengulang pertanyaannya.

Ara menatap Senja penuh kebencian"Sory, gue ada urusan"ketusnya sambil bangkit dan berniat pergi. Namun ia kalah cepat dari Senja, tangannya sudah di cekal duluan oleh Senja.

....................

Hai Guysssss....

Gimana ceritanya?
Hayo lohhhh, kepo ya ama Ara? Ngomong-ngomong kenapa Ara bisa benci ama Senja ya🤔? Terus apa sih yang bikin Ara trauma???
Makannya ikutin terus kisahnya😄😄😄
Tunggu kelanjutan ceritanya yaaa😍😍😍. Jangan lupa buat selalu vote dan coment ceritanya❤❤❤

Thank you guys, see you in the next epsisode. Stay tuned and follow along...❤❤❤😘😘😘

Our Happy Ending {Judul sebelumnya (Senja & Ara)}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang