Marriage Life #2

53.6K 2.3K 50
                                    

"Assalamu'alaikum..."

Suara Andreo terdengar lembut dan penuh kasih sayang. Senyumnya mengembang saat melihat seseorang yang membukakan pintu untuknya.

"Wa'alaikumsalam kak..."

Andreo terseksima ketika melihat senyum menawan yang dimiliki oleh istrinya. Terlihat begitu nyata dan hangat. Sudah tak ada lagi ritual menundukkan kepala saat mereka bertemu mata. Meskipun gugup dan kikuk itu memang masih ada, namun Andreo bisa merasakan kalau istrinya sedang berusaha untuk mendekatkan diri padanya. Kejadian beberapa hari yang lalu saat dirumah mertuanya itu, sudah memberikan sedikit kemajuan untuk hubungan mereka.

"Masak apa?"

Andreo berlalu masuk setelah Annisa mencium punggung tangannya. Dibukanya sepatu dan 3 kancing bagian atas kemejanya. Setiap siang, Andreo memang menyempatkan untuk pulang kerumah demi makan siang bersama Annisa. Beginilah enaknya jadi pengusaha, membuka usaha sendiri tanpa ada yang menekan. Sangat berbeda dengan sang ayah dan adik iparnya yang bekerja terikat pada suatu institusi, yang menyebabkan mereka tak punya cukup waktu untuk hanya sekedar makan siang bersama dengan keluarga.

"Ada ayam goreng, sayur asem sama capcay. Tadi sempet cari-cari resep masakan yang baru, biar kamu nggak bosen. Tapi bahan-bahannya malah kurang. Aku nggak sempet belanja pas pulang ngajar tadi, takut kamu malah pulang duluan."

Lagi-lagi Andreo tersenyum tanpa mau berbalik melihat Annisa yang berada dibelakangnya. Meskipun penjelasan yang dilontarkan Annisa hanya sebuah penjelasan sederhana mengenai menu makanan, namun Andreo merasa sangat bahagia mendengarnya. Annisa tak lagi malu-malu atau pun irit dalam menjelaskan sesuatu padanya. Ini juga merupakan salah satu perubahan dari Annisa yang dirasakannya beberapa hari ini.

"Apapun masakan kamu, aku bakalan makan kok."

Andreo duduk di sofa ruang tamu. Hal yang memang sudah biasa dia lakukan kalau pulang ke rumah. Annisa hanya bisa mengangguk kecil menanggapi perkataan Andreo. Diambilnya baskom kecil serta handuk yang terletak diatas lemari mini ruang tamu. Andreo menatap lurus kearah Annisa seakan memang telah mengerti apa yang akan dilakukan istrinya.

"Kenapa kamu melakukan ini hampir setiap hari?"

"Ini adalah bentuk pengabdian istri terhadap suami. Sebenarnya masih banyak hal lain yang harus aku lakukan untukmu, tapi, menurutmu ada beberapa hal yang membuatku tak bisa menunaikan pengabdianku itu."

Andreo tersenyum miris ketika mendengar perkataan Annisa yang sedang membasuh kakinya. Dia tahu kemana arah pembicaraan istrinya.

"Maaf..."

Andreo bergumam. Karena dia memang tak bisa berbuat apa-apa untuk masalah yang satu itu. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri tidak akan mengklaim Annisa sebagai miliknya sebelum Annisa benar-benar mencintainya.

"Aku yang seharusnya minta maaf, apalagi setelah insiden dirumah orang tuaku waktu itu. Tidak seharusnya aku membuka aib rumah tangga kita. Aku tahu itu salah, tapi dengan sengaja aku masih menceritakan semuanya kepada kedua orang tuaku."

Annisa bangkit. Duduk disamping Andreo.

"Kamu tidak salah."

Andreo menggeleng. Menatap Annisa dengan sendu.

"Aku salah kak. Bukankah salah satu tugas suami istri adalah menjaga aib rumah tangganya sendiri? Sedangkan aku? Aku malah mempermalukanmu didepan abi dan ammi."

"Sssstt...Kamu nggak salah Nis. Awalnya aku memang sedikit tidak enak hati waktu itu. Tapi, setelah mendapat penjelasan dari abi dan ammi, aku jadi mengerti kenapa kamu bisa bertindak seperti itu. Kamu dan kedua orang tuamu sangat dekat. Bahkan ammi bilang, dulunya kamu manja banget. Jadi, saat kamu tidak tahu kemana harus mencurahkan isi hatimu, pastinya ammi dan abi menjadi tempatmu mengadu. Mencurahkan semua kegundahanmu. Dan lagi pula, tujuan mu baikkan? Kamu ingin abi dan ammi menasehatiku untuk menjalani kehidupan rumah tangga yang normal."

Mengenggam Hati (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang