Masih ada yang nunggu?
Mianheee aku udah berbulan-bulan gak update ff ini sampe udah berjamur kaya gini T-T buat yang terus support minta FF ini terus update makasih banyak lhooo luv u all 😽💜
Banyak versi yang aku mau buat konflik+ending cerita ini. Tapi sepertinya aku tidak tega untuk membuatnya ke sad ending ಠ◡ಠ
Kenapa lama banget gak update?
1. Ujian braaayyy
2. Sempet kehalang sama acara sekolah, keluarga, dsb
3. Maap yakk aku sempet liburan dulu jadi gak mikirin lanjutin FF dulu aowkwkwk
4. Magerrr parrrsssEnjoy! 🌠
.
.
."Mama...!" Jungie merangkak mendekati kaki ibunya. Niel mengikuti, lalu memeluk tubuh sedih sang ibu.
"Maaa..." Panggil si kembar barengan. Bibirnya udah cemberut mau nangis karena melihat kesedihan sang ibu yang tak beranjak sama sekali dari sudut ruangan kamarnya, memeluk lututnya tanpa suara sejak tadi pagi.
Bukan- tidak hanya itu, bahkan semenjak kemarin dia terus seperti itu. Auranya menyedihkan sekali kalau kata para pelayan di rumah sang kakek. Wajahnya bengkak dan merah karena terus menangis. Niel dan Jungie sangat sedih karena jurus imut mereka saja tidak mempan untuk mengundang senyum lagi di wajah ibunya. Dua hari ini terasa suram untuk keluarga kecil mereka.
Jungie melihat layar ponsel ibunya menyala karena notif pesan berhamburan dari paman-pamannya, seandainya mereka tahu kalau ayahnya bahkan tidak mengirimi satu pesan pun. Jungie merangkak mengangkat layar canggih itu. Merengek ketika melihat sosok ayahnya yang sedang menggendong dia dan Niel di foto itu dijadikan wallpaper.
"Maaaaa... Dada!" Jungie memperlihatkan layar handphone ke Namjoon, namun tidak digubris.
Niel masih setia memeluk Namjoon yang kebesaran untuknya. Niel menepuk-nepuk lengan Namjoon, "Ma..." Ucapnya pelan. Niel masih mengingat pertengkaran orang tuanya kemarin pagi. Niel tidak mengerti apa yang mereka bicarakan sampai teriak-teriak begitu. Niel takut sekali. Apalagi mama sampai menangis.
Lalu Niel melihat papanya bicara sesuatu lalu pergi. Niel sempat melihat mama sedang menelpon seseorang lalu menyiapkan tas besar dan membawa mereka ke rumah besar ini. Niel belum pernah melihat mamanya membawa mobil sendiri.
Mereka disambut oleh pria tua yang memiliki senyum lebar. Rumahnya besar dan banyak pohon-pohonnya. Ada air mancur ikan raksasa juga. Kelihatannya pria tua itu senang sekali dengan kedatangan mereka. Dia meminta mereka memanggilnya "Kakek". Tapi mereka belum mengerti. Tapi pria tua itu baik.
Mama menangis lagi, lalu kakek kelihatan kesal sekali. Mama menahan lengan kakek dan menggeleng-geleng keras. Niel tak melihat semuanya karena dia dan Jungie dibawa ke kamar dan ditemani main oleh seorang kakak baik yang memberikan biskuit coklat.
Bagi bayi berusia 6 bulan seperti Niel itu berbeda dari bayi lain. Namjoon dan Jungkook belum tahu kecerdasan anak mereka yang satu ini.
Niel berhati-hati agar sang ibu tidak semakin sedih. Dengan cara : jangan menyebut papa! Walaupun dia sangat merindukan papanya juga rumah.
Jungie masih ribut menyodor-nyodorkan handphone ke Namjoon. Niel menangkis handphone Namjoon yang dipegang Jungie. "Naw!" Katanya, mengomeli adiknya. Tapi Jungie gak ngerti.
YOU ARE READING
"𝐉𝐄𝐎𝐍" namjoon || KookNam [Plus Fanart!]
FanfictionMemiliki anak kembar? Mirip Jungkook semua? Oh Tuhan... Namjoon bahkan belum siap dalam semua hal! #mpreg #kooknam #abo Started : 6 Juni 2019 End : - { BUKU KELIMA }