UN

4.6K 204 10
                                    

Selesaikanlah kisah cintamu untukku.
-Karan Johar

.
.
.

****

"Ana, ana. Lo aneh-aneh aja tahu nggak?" Ana mengerucutkan bibirnya kesal.

"Aneh gimana sih Ras, jelas-jelas emang mimpi gue itu bagian dari memori gue! Lo nya aja nggak percaya" Ana memberengut kesal.

Sementara itu, teman baru Ana, Saras terkekeh kecil dan mengulurkan satu cup boba tea pada Ana.

"Gue percaya kok. Masalahnya, gue heran banget sama lo" Saras menyerupit boba teanya sembari tersenyum kecil memperhatikan Ana.

"Heran gimana?"

"Gini ya, pertama. Lo itu nggak hilang ingatan, setahu gue dari pengalaman gue nonton film-film, cuma orang-orang amnesia yang punya mimpi yang merupakan bagian memorinya. Kedua, lo mimpi kaya gini udah tiga tahun? Itu lama banget gila!" Saras mengambil sandwich miliknya dan memakannya, masih dengan memperhatikan Ana yang tampak berpikir keras.

"Lo bener juga. Kalo gue nggak amnesia, ngapain coba gue terus-terusan mimpi in hal itu terus!"

"Gue narik satu kesimpulan disini" Saras kembali meneguk boba tea nya sebelum menjawab pertanyaan Ana.

"Apa?"

"Gue yakin, diri lo lagi kangen sama seseorang yang terus-terusan hadir dalam mimpi lo. Dan karena itu, alam bawah sadar lo merespon dengan membuat otak lo mengingat momen bahagia kalian berdua saat lo tidur. Karena mungkin aja saat lo sadar, lo berusaha hapus orang itu dari ingatan lo?" Saras tertawa pelan melihat reaksi Ana yang sudah hampir marah.

"Saras! Gue udah bilang ke lo. gue benci banget sama orang itu, dan salah satu alasan gue buat kuliah dan tinggal di Yogya itu ya buat ngehindarin dia! Ngapain gue pake acara kangen segala!" Ana mendengus kesal dan memandang tak suka ke arah Saras yang menatapnya dengan sorot mata jahil.

"Dasar cewek. Mulutnya ngomong apa, hatinya bilang apa" Saras menggumam kecil yang masih bisa di dengar oleh Ana, otomatis gadis itu memberengut tak suka.

"Apa lo bilang?"

"Hm? Gue bilang....." Ana menunggu ucapan Saras selanjutnya dengan penasaran.

"GUE ADA KELAS PAGI INI, DADAH!!" Ana melotot begitu melihat Saras yang secepat kilat berlari keluar kafetaria kampus.

"SARAS! INI MAKANAN LO SIAPA YANG BAYAR WOY!!" Ana berteriak kesal, namun Saras sudah terlalu jauh berada di depannya.

"Ish.. Keterlaluan banget sih tu anak. Ngeselin!" Ana menghentakkan kakinya ke lantai, dan mengerucutkan bibirnya lucu.

"Masih pagi. Nggak baik marah-marah, ntar manis nya hilang" Ana menoleh ke samping, dan mendapati seorang cowok yang bisa dibilang imut, berdiri di sampingnya.

"Lagian Saras masih pagi udah nyari masalah sih!" Ana kembali duduk di mejanya dan kembali memakan sandwichnya. Sementara itu cowok yang tadi berdiri di samping Ana, akhirnya ikut duduk.

"Maafin aja kali. Saras kan emang tiap hari gitu" Cowok yaang mengenakan jas almmater kampus itu tersenyum manis.

"Lama-lama kesel juga Ka! Tuh cewek nggak ada feminim feminimnya sama sekali! Tomboi banget, jahil lagi" Cowok itu tertawa kecil mendengar gerutuan Ana.

"Udahlah, lagian cuma dia kan yang mau jadi temennya sekertaris Senat yang galak dan cerewet ini!" Cowok itu menarik kedua pipi tembam Ana, membuat Ana memekik kesakitan.

Galaksi Se Revoir [Squel Of Galaksi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang