"kadang memilih seakan kita tidak tahu apa-apa itu lebih baik dari pada harus jujur namun pada akhirnya akan kecewa."
-Mandala Geraldi Aditya
***
"Udah ngerasa lebih baik?" Pertanyaan yang diajukan Gala membuat Ana mendongak dan menatap cowok itu sesaat sebelum pada akhirnya tertunduk malu karena terinngat perbuatannya tadi.
Gala tertawa melihat aksi canggung yang ditunjukkan oleh Ana. "Kenapa? Malu ya lo?"
"Eng..nggak. siapa yang malu coba. lagian ngapain gue harus malu" Ana menyanggah dengan memalingkan wajahnya dari Gala yang duduk tepat di depannya, kedua orang itu masih berada di klinik kesehatan kampus sekarang.
"Yah.. mungkin aja lo malu karena abis nangis di pelukan cowok ganteng kaya gue?" Gala mengedipkan sebelah matanya, berusaha menggoda Ana. Ana tersenyum kecil.
"Dih, Narsis banget sih lo" Ana menyahut sinis namun dia juga ingiin tertawa.
"Dari dulu" Gala menjawab singkat, dan memilih memainkan game di ponselnya. Ana jadi teringat sat hal, untuk apa cowok itu berada disini sekarang?
"Btw, lo ngapain disini?" Ana spontan bertanya, tapi Gala masih saja fokus dengan gamenya.
"Nggak lihat? gue kan lagi nemenin lo"
"Emang lo nggak ada kelas?"
"Ada"
"Trus kenapa malah disini jagain gue?"
"Kenapa emang? gak boleh?" Gala kali ini mengalihkan pandangannya kearah Ana, hal itu justru membuat Ana salah tingkah.
"Bisa nggak lo nggak bales pertanyaan gue sama pertanyaan?" Ana berkata kesal, dan Gala malah tersenyum jail. ia justru mendekatkan kursinya ke arah brankar Ana. meletakkan tangan kokohnya diantara sisi tubuh gadis itu.
"Bisa nggak lo nggak galak sama gue?" balasnya dengan memandang intens ke arah Ana. Ana yang ditatap seperti itu mendadak gugup, dengan pipi memerah.
"Gue suka" Gala menyentuh pipi merah Ana. "Kalo lo malu kaya gini. imut banget" Ana membulatkn matanya dan mendorong wajah Gala menjauh.
"Jauh-jauh lo dari gue! toxic" Tawa Gala pecah mendengar penuturan Ana.
"Iya tahu kalo gue toxic, yaudah sana lo tidur aja lagi, entar gue jagain."
"Emangnya gue bocah apa pake lo jagain segala"
"Udah, sana tidur" Ana mendengus kesal saat Gala semakin memaksanya. Gadis itu tiba-tiba tersadar sesuatu saat melihat Gala yang sedang mengetik sesuatu.
"Gal"
"Hm.."
"Gue mau nanya, akun Hye Hypnotic di IG itu punya lo?" Gala mendongak ke arah Ana dan memandang gadis itu dengan pandangan sedikit terkejut.
"Kenapa emang?"
"Aish.. Jawab dulu. Itu akun lo?"
Gala mengangguk kecil, buat apa lagi di sembunyikan, toh satu kampus ini juga sudah tahu siapa Gala.
"Serius itu akun punya lo?!" Ana bertany adengan raut wajah tidak percaya.
"Bohong, ya beneran lah. Napa emang?"
"Dari mana lo dapet puisi yang lo unggah itu?" Ana bertanya makin gugup, semoga saja apa yang dipikirkannya itu benar.
"Puisi yang mana?"
Ana mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan screenshot-an dari akun Gala, lantas menunjukkannya pada laki-laki itu.
Gala membaca sekilas puisi itu dan menggaguk paham. "Dapet dari mana?" Tanya Ana sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galaksi Se Revoir [Squel Of Galaksi]
Teen Fiction"Mandala? Apa maksud Lo! Jelas-jelas lo itu Kai! jangan ngarang cerita dan ngerubah nama lo jadi Mandala!" Ana berteriak marah melampiaskan emosinya, ia tidak tahu siapa yang benar disini. Tapi.. tapi apa yang dilihat matanya tidak mungkin bohong ka...