Huit

3K 177 50
                                    

"Kamu tidak perlu bertanya kenapa? Untuj setiap hal yang terjadi. Percayalah, God make it hapend with a reason"

—Anastasia Andromeda

🍒🍒🍒

Ana membuka matanya perlahan, merasakan pening yang menghantam kepalanya.  Gadis itu meringis dan bangkit dari tidurnya.

Tunggu, apa?

Ana memandang sekeliling. Seingatnya tadi ia masih berada di kantin dengan Saras dan Shaka tapi sekarang? Ana tahu persis bahwa ini klinik kesehatan kampus. Di ruang serba putih dengan bau obat-obatan menyengat, dan Ana tadi terbaring di sakah satu tempat tidur di ruang itu.

Ana mendengar suara pintu terbuka, dan Saras masuk sambil membawa nampan berisi makanan dan teh hangat. Gadis itu terkejut sesaat saat melihatnya.

"Udah sadar lo?" Ana mengangguk kecil, ia masih bertanya-tanya bagaimana ia bisa berakhir disini.

"Nih, makan dulu ntar gue ceritain kenapa lo bisa disini" Ana menggeleng pelan.

"Kasih tahu gue sekarang kenapa gue bisa disini" Ana mengernyit merasakan tenggorokannya yang sakit saat ia bicara.

Saras menghembuskan napas panjang. "An, lain kali kalo sakit bilang-bilang napa. Nggak usah bikin khawatir" Saras memulai, ia menarik kursi mendekat ke arah Ana.

"Gue nggak—"

"Lo demam" Ana mengerjapkan matanya. Sungguh? Saras tidak sedang bercanda kan?

"Li tadi pingsan waktu di kantin. Yah awalnya gue kira lo emang tidur si, nggak tahunya malah pingsan. Waktu gue bangunin malah badan lo panas banget. Gue mau bawa  lo pulang tapi kan gue belum tahu dimana rumah lo" Ana mengcek suhu badanya sendiri, dan yah.. Ia sedikit merasa panas sekarang, atau lenib tepatnya sangat panas.

"Tadi gue pingsan di kantin?" Saras mengangguk menjawab pertanyaan Ana.

"Terus siapa yang bawa gue kesini?"

"Abang Gala yang ganteng!!" Ana membulatkan matanya terkejut, tidak menyangka bahwa orang itu yang akan membawanya kemari.

"Serius? Bukan Shaka yang bawa gue kesini?" Ana bertanya memastikan.

"Iya serius. Gala waktu lo tidur eh pingsan malah udah pergi duluan. Jadinya gue minta tolong abang Gala"

"Lah? Berarti gue di gendong dong sama dia?" Saras menampilkan wajah datar, kadang ia kesal sendiri dengan sikap Ana.

"Nggak An, tadi noh Gala seret-seret badan lo kaya keset lantai" Ana menatap ngeri ke arah Saras, sementara Saras berdecak kesal.

"Ya iyalah di gendong Ana projen! Emang lo mau di gimanain? Di terbangin? Di tendan? Apa di gelundungin gitu aja kaya bola. Mau lo?" Ana menggeleng pelan.

"Udah ah, sana makan sarapan lo. Gue masih ada kelas, nanti pulang lo bareng gue aja" Ana mengangguk kecil. Saras beranjak berdiri dan keluar dari ruangan itu dengan menutup pintu, sementara Ana sudah mulai memakan sarapannya.

Hanya saja kepalanya masih berputar dengan satu pertanyaan.

"Kenapa Gala yang tidak mengenalnya itu mau repot-repot menggendongnya sampai ke sini?"

🍒🍒🍒

Ana memasukkan suapan nasi terakhir ke dalam mulutnya dan mengunyahnya pelan. Sebenarnya ia tidak sedang nafsu makan sekarang, tapi Saras sudah repot-repot membawakan untuknya.

Ponselnya yang bergetar membuat Ana menoleh, ia meminum teh hangatnya dan menyingkirkan piring serta gelas itu ke nakas, sekaligus mengambil ponselnya.

Galaksi Se Revoir [Squel Of Galaksi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang