"Lagi-lagi. Aku kehilanganmu sekali lagi"
—Anastasia Andromeda.
.Kenzie baru saja akan memejamkan matanya saat ketukan keras dipintunya membuatnya bangun lagi.
"Abang!! Bang Ken buka!!!" Itu suara Ana. Kenzie mendengus kesal. Ia berjalan malam menuju pintu lalu membukanya.
"Apaan sih An, malem-malem berisik banget" Kenzie menguap lebar.
"ABANG TEMENIN ANA KE BANDUNG SEKARANG!!" Ana berkata keras, khawatir sekaligus shok.
"Woy woy. Sans dulu, An kenapa?" Kenzie bertanya bingung, rasa kantuknya tiba-tiba menguap begitu saja. Apalagi ia melihat Ana menangis lagi.
"Abang.. Hiks.. Anterin Ana ke Bandung malem ini" Ana bersusah payah mengucapkan itu diantara tangisnya, tubuhnya bergetar, takut dan tidak percaya.
"Hei.. Kamu kenapa? Cerita sama abang, kenapa minta ke Bandung? Kamu kangen tante Rani?" Ana terisak makin keras.
"Ana, kenapa hm?" Kenzie menangkup wajah Ana yang sudah bahasah oleh air mata, jujur ia khawatir sekarang. Ana tidak pernah menangis sehisteris ini lagi setelah kematian ibunya.
"Kai.. Abang, Ana pengen ketemu kai" Ana terisak lagi, dan kali ini Kenzie berinisiatif memeluk gadis itu.
"Tunggu dulu. Kamu tenangin diri kamu dulu yah, cerita ke abang ada apa?" Ana mengeratkan pelukannya pada Kenzie dan terisak makin keras.
"Kai.. Abang.. Kai hiks.. " Kenzie menuntun Ana masuk ke kamarnya dan menundukan gadis itu di ranjangnya.
"Tenang dulu yah, kamu tenangin dulu diri kamu" Ana bersusah payah mengambil napas panjang, Kenzie memberikan segelas air untuknya.
"Udah? Sekarang pelan-pelan cerita ke Abang. Kenapa kamu nangis? Kenapa kamu pengen ke Bandung? Kai kenapa?" Ana terisak pelan, namun mencoba menjawab pertanyaan Kenzie.
"Ta.. Tadi. Tadi Naura telepon.. Hiks.. Trus dia bilang ka-kalo.. Kalo Kai kecelakaan" Ana terisak lagi, kali ini lebih keras dari sebelumnya, membuat Kenzie harus kembali memeluknya.
"Kamu masih peduli sama cowok itu?" Tanya Kenzie hati-hati.
"Kai.. Kai meninggal dalam kecelakaan itu Bang" Ana menangis lagi, sementara Kenzie hanya bisa mengelus kepala gadis itu. Berharap bisa menenangkannya.
"Udah yah.. Kamu tenangin diri dulu"
"Ana mau ke Bandung bang! Ana mau ketemu Kai.. Hiks.." Kenzie melepaskan pelukannya pada Ana.
"Dengerin Abang. Kenapa kamu masih peduli sama dia? Kamu lupa siapa yang udah buat hidup kamu menderita 3 tahun yang lalu? Kamu lupa siapa dia An?" Kenzie berkata lembut, berusaha menekan emosinya.
Ana itu bodoh atau bagaimana? Sudah jelas-jelas gadis itu disakiti dan tentunya tidak hanya sekali oleh cowok bernama Galasakti Caesar Adinata itu.
"Gimanapun, Kai tetep temen Ana" Ana menundukkan wajah, berusaha menahan diri agar tidak menangis lagi.
"Teman macam apa yang justru ninggalin temennya sendiri saat dia bener-bener butuh An? Lagian, temen macam apa yang tega sakitin temennya sendiri?" Kenzie berkata tajam, namun Ana seolah tuli oleh hal itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Galaksi Se Revoir [Squel Of Galaksi]
Novela Juvenil"Mandala? Apa maksud Lo! Jelas-jelas lo itu Kai! jangan ngarang cerita dan ngerubah nama lo jadi Mandala!" Ana berteriak marah melampiaskan emosinya, ia tidak tahu siapa yang benar disini. Tapi.. tapi apa yang dilihat matanya tidak mungkin bohong ka...