Chapter 9

24 2 1
                                    

"Tasya, bangun dong. Masa anak cewek bangunnya siang banget," suara mama membangunkanku. Mata gue masih bengkak banget. "Aduh, Tasya capek banget maa abis nangis semalem," jawabku. "Udah cepetan mandi trus makan," kata mama sebelum keluar dari kamarku. Oh iya, gue belom cerita ke Carmine sama Ben kalo masalah gue udah selesai. Gue memutuskan untuk ke rumah Carmine.

"Tasya pergi," pamitku. "Eh, kamu mau kemana nak?" tanya papa yang berada di ruang tengah. "Mau ke rumah Carmine pa," jawabku. "Ohh, tadinya sih papa mau ngajakin kamu jalan-jalan," kata papa. Yang tadinya gue udah didepan pintu, balik lagi dan duduk disebelah papa. "Jalan-jalan kemana pa?" tanyaku. "Ke mall, papa mau beli koper," jawab papa. "Koper? Buat apa? Bukannya papa masih banyak?" tanyaku lagi. "Iya, buat kamu. Oh iya, papa lupa bilang kalo empat hari lagi kita bakal pergi ke Bali bareng keluarga Om Erick," kata papa. "HAH? Serius? Ngomong atuh pa kalo gitu ayok kita ke mall," kataku selagi gue lari ke atas. Beberapa menit kemudian gue turun. "Tasya siapp."

Gue pake baju crop-top hitam bertulisan 'Ugh, Monday' didepannya dengan bawahan short jeans putih dan sepatu Adios putih dilengkapi tas selempang kesukaan gue. Hairstyle gue simple cuman high pony tail.

Lalu kita pergi naik mobil. Hm? Kok tumben ya pake CRV? Biasa juga pake mobil Jazz. Sebelum keluar kompleks papa berbelok ke gang lain, dan gang itu adalah gang rumah Carmine.

"Kita pergi bareng keluarga Om Erick pa?" tanyaku. "Iya, Om Erick sekalian beli baju," jawab papa. "Ohh," lalu aku turun untuk mengatur kursi belakang. "Sya, sekalian panggilin mereka dong," pintah papa. "Om Erick, Tante Valen, Carmine, Ben, kalian udah siap?" tanyaku sambil mengetuk pintu. Gue kaget pas pintunya kebuka, Ben pake baju yang mirip dengan gue. Baju t-shirt hitam dan bawahan jeans panjang warna putih dan sepatu Naaikii putih dan sling bag kesukaan dia.

"Ihh, kalian kok janjian ga ngomong-ngomong sih?" tanya Carmine. "Kita ga janjian kok serius, ini kebetulan aja," kataku. "Ugh, kenapa harus samaan coba," keluh Ben. "Emang ada yang mau samaan sama lu?" tanyaku. "Oh jelas, banyak banget fans-fans gue," dengan PD nya dia menyombongkan diri. "Iya, ibu-ibu kompleks ya," candaku. Carmine dan gue tertawa, Ben terlihat sedikit kesal. "Heh, ayo cepetan naik, malah asik ngobrol aja. Carmine sama Tasya dibelakang ya," kata Tante Valen. Selama perjalanan orangtua gue dan orangtua mereka asik ngobrol. Gue dan Carmine juga asik berdua. Sedangkan Ben, dia sepanjang perjalanan dieemm aja. Cuman merhatiin jalan. Akhirnya kita sampai pada tujuan.

"Kita makan dulu yuk? Laper nih," usul Tante Valen. "Yaudah, kalo gak kita double date aja terus suruh anak-anak makan sendiri bertiga," usul mama. Akhirnya para orang tua berpisah dengan kami.

"Mau makan apa nih?" tanya Carmine. "Gue ikut aja," jawabku. "Seafood mau gak?" usul Ben. "Enggak ah, males seafood, amis," ujarku. "Giwi ikit iji, tadi sih ada yang bilang kayak gitu," sindir Ben. "Iya deh iya, ramen aja mau gak?" usulku. "Hmm, boleh tuh," jawab Carmine. "Yaudah ayok cepetan, laper nih," kata Ben.

Sesampainya di resto, Carmine langsung pergi ke toilet. "Eh, gue ke toilet dulu yak, kalian pesen aja dulu makanannya," kata Carmine. Pas lagi liat-liat menu, gue ga sangka bakal ketemu ni orang. "Loh, Tasya?" sapanya. "Felinda? Lu lagi disini juga toh, ngapin?? Jauh banget mainnya," tanyaku. "Emang ga boleh gue main ke sini? Eh, gue lagi ganggu kalian kencan ya? Maaf, maaf," katanya. "Ah, enggak kok kita ga pacaran," belaku. "Jangan boong deh Sya, bajunya aja udah samaan gitu, trus cuman berdua lagi," balasnya. "Ihh, enggak kok serius, itu ada Carmine tadi lagi ke toilet. Nah, itu dia Carmi-" pas gue panggil Carmine, dia langsung tutup mukanya dan balik badan. "Mana? Gak ada tuh. Congrats ya kalian berdua. Lu kok ga bilang-bilang sih kalo lu berdua pacaran?" kata Felinda. "Kita gak pa-" pas gue mau ngomong, perkataan gue disela sama Ben. "Iya, gue lagi kencan sama pacar gue, jadi lu bisa pergi gak? Ganggu banget tau," kata Ben yang sudah kesal. "Oops, maaf deh udah ganggu. Selamat bersenang-senang," kata Felinda.

Setelah Felinda pergi, Carmine baru balik dari toilet. "Heh, pas gue panggil kenapa lu palingin badan?" tanyaku kesal. "Hehehe, kan lagi ada moment jadi gue gak berani ganggu," jelasnya. "Moment, moment. Moment apaan? Moment gue diinterogasiin?" tanyaku. "Eh kalian belum pesen? Pesen yuk laper nih," kata Carmine mengalihkan pembicaraan.

Gue pesen beef katsu ramen, Carmine pesen chicken curry ramen, dan Ben pesen salmon donburi. "Eh, gue coba dong punya lu," kata Carmine. "Hmm, enak juga." "Gue juga cobain yaa," lalu gue ambil ramennya Carmine. "Hmm, gue kurang suka sama ramen lu. Curry nya terlalu pedes, trus kurang begitu kerasa curry nya, dan terlalu kental," kritik gue. "Gila, lu dah kayak chef profesional aja," kata Carmine. "Iya lah, kalo tentang makanan kan gue jagonya," ujarku bercanda.

"Eh, Min. Gue belom cerita ya? Gue sama Ben pacaran," kataku. "HAH? BENERAN?" teriak Carmine. "Shh, kecilin suara luu, iya kita pacaran, pura-pura tapi," jelasku. "Kenapa pura-pura? Gak beneran aja?" tanyanya. "HEH, ini tuh buat menghindari perjodohan bodoh itu tau ga," jawab Ben tiba-tiba. Ben kayak salting (salah tingkah) gitu. "Mama papa udah tau?" tanya Carmine. "Harusnya sih udah, waktu itu Ben kasih unjuk foto kita kencan," jawabku. "Oh... about that... sorry, gue lupa kasih tau orang tua gue," kata Ben. Gue speechless. "Yaudah nanti kita kasih tau mama papa aja," kataku.

Selesai makan kami bertemu kembali dengan orang tua kami. Ughh, menakutkan rasanya mau kasih tau. "Ma, pa, om, tante. Sebenernya ada yang mau aku sama Ben kasih tau udah lama. Aku sama Ben sebenernya pacaran dari 2 bulan lalu," kataku sambil menggandeng lengan Ben yang besar itu. Muka mereka kaget banget, apalagi om sama tante. "Ben, kita perlu bicara," kata Om Erick.

"Nah sekarang ayo cari baju dulu, nanti baru cari kopernya. Biarin aja mereka," kata mama. Papa menunggu mereka sedangkan para wanita pergi. Kita masuk ke salah satu butik, Ruffé, salah satu butik yang terkenal dan bajunya juga bagus-bagus. Harganya juga masih bisa terjangkau dan ini butik kesukaan gue.

"Ben, apa-apaan coba. Kamu kan tau kalo kamu udah dijodohin," tegur Om Erick. "Aku sama Tasya udah pacaran duluan, aku juga sukanya sama Tasya," balas Ben. "Ga bisa gitu Ben," balas Om Erick juga. "Pa, aku dari kecil udah deket sama Tasya, tumbuh bareng dia, ya wajar dong kalo aku suka dan nyamannya sama Tasya," jawab Ben. "Ugh, sudahlah papa gak mau berantem disini, kita bicarakan baik-baik dirumah."

Gue dan Carmine cobain bareng. Gue pilih baju off-shoulder warna hitam dengan motif bunga-bunga. Carmine pilih t-shirt polos dengan rok ketat warna pink. "Ihh, cocok banget gila," pujiku. "Hehe, iya dong. Siapa dulu gitu loh modelnya," kata Carmine. "Eh, kasih liat mama papa yuk," ajaknya. Lalu kami keluar menunjukkan baju yang kami coba. "Kamu yakin mau ke Bali pake rok ketat kayak gitu?" tanya Tante Valen. "Oh iya lupa, cari baju lain deh," kata Carmine. Setelah kira-kira 45 menit cari baju, kita udah dapet bajunya dan tinggal cari koper.

"Wahh, kopernya warna ungu pastell. Lucu banget, maaa paa aku pengen yang ini aja lucu banget warnanya," ujarku. "Kamu jangan liat dari warnanya aja dong. Liat kualitasnya juga bagus atau engga," omel papa. "Pa... tapi ini merek Riwomo, RIWOMO loh pa," kataku. "Yaudah terserah kamu mau yang  mana, yang penting kualitasnya bagus." "Carmineee, bagusan yang ungu pastel ini atau kuning?" tanyaku. "Hmmm, kayaknya kuning lebih bagus deh, kalo yang ungu kayak kurang cocok gitu," jawabnya. "Oke, thanks Carmine."

Setelah memilih koper, kami mau langsung pulang. "Ehh? Langsung pulang aja nih? Ga ada mampir-mampir kemana dulu gitu?" tanyaku. "Emang kamu masih mau kemana lagi?" tanya papa. "Beli es krim mungkin, ngopi lah, minum boba," jawabku. "Yaudah, kalian mau makan es krim?" tanya papa. "Mauuu," jawabku dan Carmine dengan cepat.



HAII SEMUA!!

Maaf sebesar-besarnya karena baru up sekarang. Hari ini dan kedepannya aku bakal sibuk banget karena jadwalnya padet bangettt dan bakal jarang buka Wattpad. Maaf banget karena jadwal update nya random banget, emang karena tergantung mood sih hehe *uhuk*. Jadi, aku mau minta maaf sekali lagi sebesar-besarnya. Terimakasih atas pengertian kalian, aku sayang kalian <3

RivalsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang