Raisa Anastasya
Gadis yang mengharapkan satu mimpinya dapat terwujud. Bebas dari kesengsaraan. Ingin hidup bahagia di istana megah bak tuan putri. Kesendirian yang ia jalani lama kelamaan menjadi kenyamanan tersendiri baginya. Hidupnya hanya tentang kemarin, hari ini, dan hari esok. Kuliah dan kerja. Itulah perputaran kegiatan kesehariannya.
Hujan. Raisa juga menyukainya. Baginya ia adalah teman berbagi perasaan baginya. Tentang kenangan kebahagiaan yang dulu ia miliki. Ayah, Ibu yang selalu menemani ia bermain dengan rinai hujan ketika kecil. Tetapi ketika suatu kecelakaan yang membuat semuanya menghilang.
Suatu ketika,setelah berjalan-jalan ke tempat wisata mobil yang ia kendarai beserta ayah dan ibunya mengalami kecelakaan. Beruntung Raisa tidak mengalami luka yang parah begitu juga dengan ayahnya. Hanya luka ringan biasa. Tetapi berbeda dengan ibunya. Ibu Raisa mengalami luka yang sangat parah. Kepalanya mengalami luka yang sangat serius dan harus mengalami masa-masa kritis. Ayah Raisa sudah memindahkan ibunya dari satu negara ke negara lain agar mendapatkan pengobatan yang terbaik. Tetapai takdir berkata lain. Sepuluh hari setelah kecelakaan ibu Raisa menghembuskan nafas terakhirnya.
Kepergian ibunya membuat Raisa dan ayahnya sangat terpukul. Waktu itu dia baru berumur lima tahun. Satu bulan setelah ibunya meninggal, kejadian menyedihkan menimpanya lagi. Perusahaan ayahnya bangkrut karena tertipu.
Karena ayah Raiaa sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Akhirnya ayahnya menitipkan Raisa kepada adik iparnya atau paman Raisa. Kebetulan pamannya memiliki anak seumuran dengannya. Dia juga perempuan. Awalnya Paman dan bibinya memperlakukan dirinya dengan baik. Tetapi lama kelamaan paman dan bibinya tidak memperlakukan Raisa dengan baik. Raisa sering di tampar, di pukul dan sering di kelarkan dari rumah. Bahkan ketika hujan dia sering di telantarkan di depan rumah dan tidak boleh masuk.
Raisa tidak mengerti kenapa ia sangat di benci oleh pamannya, padahal dia tidak pernah melakukan kesalahan apapun kepada pamannya. Bibinyapun sama memperlakukannya dengan tidak baik. Raisa sangat mengharapkan ayahnya datang menjemputnya tapi tidak kunjung datang. Apakah mungkin dia lupa anaknya, sering sekali Raisa berpikiran seperti itu.
Hingga suatu hari, dia tidak tahan lagi dengan kelakuan mereka. Raisa kabur dari rumahnya. Ketika itu dia umur tujuh tahun. Dia berlari sekuat tenaga. Tidak berhenti sebelum dia benar-benar merasa lelah. Raisa terus berlari dan berlari semakin jauh dari rumah pamannya. Mungkin sudah 10 KM dia berlari hingga dia berhenti di suatu tempat. Ada sebuah plang yang bertulisan 'Panti Asuhan'. Dia masuk ke tempat tersebut.
Banyak anak-anak kecil seusianya, bahkan ada yang lebih tua dan yang lebih muda darinya. Mereka semua memperhatikannya. Hingga datang seorang wanita paruh baya mendekatinya. Wanita tersebut menatapnya kasihan dan memegang kaki Raisa yang melepuh. Wanita tersebut berdiri menyamai tinggi badan Raisa.
"Kamu kenapa sayang ?". Tanya wanita tersebut.
Raisa tidak balik menjawab. Dia malah langsung memeluk wanita tersebut. Karena menurutnya wanita itu terlihat sangat baik padanya. Dan wanita itu menyambut hangat pelukan Raisa.
Setelah Raisa lega, dia menceritakan semuanya. Wanita tersebut mendengarkannya dengan baik. Raisa meminta izin agar di bolehkan tinggal di sini. Wanita tersebut tentu mengangguk.
"Nama kamu siapa sayang ?"
"Raisa ".
"Nama ibu Rita. Kamu tentu boleh tinggal disini "
"Makasih bu. Raisa janji kalo udah gede bakal membalas semua kebaikan ibu "
"Nggak usah Raisa. Yang penting kamu hidup bahagia disini. Ayo ibu perkenalkan Raisa dengan teman teman Raisa". Bu Rita mengajak Raisa masuk ke dalam.
"Anak-anak. Semuanya ibu minta perhatiannya sebentar. Kita kedatangan teman baru. Namanya Raisa ".
"Hai ". Sapa Raisa sambil melambaikan tangannya.
"Hai ". Semuanya balik menyapanya.
Sejak itu pula Raisa sangat senang dengan kehidupannya. Sederhana namun membuatnya sangat bahagia.
Raisa melanjutkan SD, SMP yang seyayasan dengan panti Asuhan tersebut. Tetapi panti asuhan tersebut hanya menyediakan sampai jenjang SMP saja.
Tetapi melihat kecerdasan Raisa, bu Rita tidak ingin Raisa berhenti sekolah. Bu Rita membujuknya agar mau mengikuti beasiswa yang di sediakan oleh sekolah-sekolah tertentu. Dan akhirnya dia di terima di salah satu SMA ternama di kotanya.
Karena Raisa sudah merasa dewasa dia sekolah sambil bekerja. Dia juga tidak ingin merepotkan bu Rita. Raisa juga memutuskan untuk mengekost. Awalnya bu Rita tidak mengizinkan Raisa mengekost biarkan dia tetap tinggal di panti. Tapi Raisa tetap memohon agar di izinkan. Akhirnya bu Rita mengizinkannya. Dan setiap minggu Raisa menjenguk ke panti. Dia selalu membawa bingkisan untuk anak-anak, walaupun sedikit tetapi menurut Raisa yang penting bisa menyenangkan anak-anak panti.
Setelah lulus SMA, Raisa tidak ada keinginan untuk kuliah. Tetapi gurunya telah mendaftarkan beasiswa untuknya di salah satu Universitas ternama yang saat ini dia sedang dalam semester akhirnya.Dan Raisa di terima.
🍁🍁🍁
Setelah pulang dari kerjaannya Raisa mampir ke toko kaca. Dia mau membeli kaca untuk menggantikan tugasnya ya sudah pecah. Mengingat kejadian tentang tugas itu dia jadi teringat dengan cowok yang baginya sangat menyebalkan.
Raisa memutar otaknya layaknya sebuah film satu persatu ia ingat kembali.
Tabrakan itu, handphonnya yang tertukar, lima menit untuk mengambil handphon miliknya. Dan semuanya."huh" . Kenapa dia jadi memikirkannya. Sesegera mungkin Raisa membuang jauh-jauh pemikiran terhadap cowok itu.
Raisa hanya berpikir bahwa itu hanya kebetulan. Toh, dia yakin kalo dia tidak akan bertemu lagi dengannya. Pertemuan yang hanya sekilas, tapi entah kenapa bagi Raisa kenapa semuanya membekas.
Tepat setelah ia membuang jauh-jauh pemikirannya tentang cowo itu, dalam detik itu pula dia malah bertemu dengannya. Hampir saja Raisa tertabrak oleh tubuh Arga lagi. Tetapi Arga masih sempat mengerem tubuhnya.
Mereka saling terkejut. Arga menatap Raisa begitu pula dengan Raisa. Kemudian merekasa saling buang muka. Tidak ada satu katapun yang terucap dari keduanya. Seolah-olah mereka belum pernah bertemu. Raisa memutuskan untuk megabaikan Arga begitu juga dengan Arga.
Ketika Raisa mau berjalan ke arah kiri Argapun sama dia juga ke arah kiri. Raisapun berganti berjalan ke arah kanan tetapi Arga juga sama ke arah kanan. Raisa mencoba berjalan ke arah kiri lagi lagi Arga juga ke arah kiri. Akhirnya Raisa berhenti mungkin Arga yang akan berjalan duluan. Tetapi Argapun sama, dia malah ikut berhenti juga.
'Fuh. Raisa membuang napasnya kesal.
"Lo kalo jalan tuh yang jelas. Kanan ya kanan kiri ya kiri !". Sentak Arga.
"Kok jadi gue yang di salahin. Jelas-jalas lo tuh yang salah. Ke kiri ikutan ke kiri, ke kanan ikutan ke kanan, balik lagi ke kiri ikut lagi ke kiri. Lo tuh kaya nggak punya tujuan hidup banget yah ".
"Lo tuh yang ngalangin jalan gue !"
"Ya udah lewat sono tuh. Jalan juga lebar-lebar kok ".
Omongan Raisa malah tidak do dengarkan oleh Arga. Arga malah sibuk dengan memperhatikan tempat ia berada sekarang. Sesekali ia menoleh dari satu sisi ke sisi lain. Wajahnya terlihat sangat gugup. Lalu ia menggunakan earphon wireles. Raisa hanya menatapnya heran. Sebenarnya apa yang sedang di lakukan olehnya.
Arga kemudian mengalihkan pandangannya ke Raisa. 'Ah sial. Kenapa harus ada cewe ini. Kan jadi ribet'. Kesalnya. Para gengster itu pasti sudah memperhatikan mereka. Gengster itu pelan-pelan mendekati mereka. Tanpa pikir panjang Arga menarik tangan Raisa dan membawa lari secepat mungkin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me
Roman d'amourRaisa Anastaya Gadis yang selalu menyenangi kesendiriannya.Baginya alamlah yang selalu menanangkannya.Hujan.Menurutnya dia adalah teman yang selalu menemani ketika kerinduan akan orangtunya menghampiri. Di semseter akhir saat kuliahnya, muncul sebua...