Part 9🍁-Jadi Bahaya apa ?

6 2 0
                                    

Raisa berjalan sepuluh senti di belakang. Mereka berjalan santai. Karena Arga paham kalau Raisa merasa lelah. Terutama kakinya yang mungkin pegal. Sebelum ke mobil Arga mengajak Raisa untuk ke kantin.

Raisa yang membuntuti Arga, merasa bingung. 'Kenapa Arga malah ke kantin'. Lirihnya.

"Duduk !". Perintah Arga.

Raisapun duduk di salah satu kursi yang dekat dengannya. Arga pergi ke membeli sebotol minuman. Beberapa menit kemudian Arga kembali membawa dua botol minuman.

"Nih. Buat nambah ion tubuhmu ".

Raisa menerimanya. Dia terlihat sangat lelah.

Raisa melihat area sekitarnya. Orang-orang yang melewati kantin maupun yang ke kantin langsung mengalihkan pandangannya ke Arga dan Raisa. Sesekali mereka berbisik-bisik. Raisapun merasa risih.

Memang setelah  pertandingan selesai banyak orang yang berlalu lalang.

"Wah, nak Arga ini pacaranya ?. Bibi baru liat Arga sama seorang cewe. Neng Raisa yak ?".
Ucap Bi Lelis salah satu penjaga kantin.

Arga dan Raisapun saling pandang. Sedetik kemudian saling buang muka.

"Bukan kok bu. Cuma temen ". Ucap Arga membenarkan

"Sekarang temen. Besok demen ". Ledek Lelis.

Mereka hanya diam mendengarkan tidak menanggapi bi Lelis.

Raisa sudah menghabiskan air minumnya. Tapi Arga tidak mengajaknya pergi. Dia malah fokus banget dengan hp-nya. Raisapun menungguinya.

"Ayo ". Ajak Arga yang kemudian berdiri.

"Kemana ?". Tanya Raisa sambil membuntuti Arga di belakang.

Arga tidak menjawabnya. Dia terus berjalan. Sesekali melirik Raisa yang mengekorinya di belakang. Dia sedang menunduk.

Raisa tidak berani mengangkat kepalanya. Dia benar-benar menunduk. Semua orang memperhatikan mereka berdua. Hingga Raisa merasa risih. Ingin rasanya dia menghilang dari sini. Ini semua gara-gara Arga. Cowok yang dengan santainya berjalan di depannya. Semua orang kan jadi mengira yang enggak-enggak. Padahal dia bukan siapa-siapanya Arga.

"Bruk".

Raisa menabrak punggung Arga. Dia tidak tahu kalau sudah sampai di parkiran. Saking nunduknya.

"Makanya kalau jalan tuh ke depan bukan ke bawah. Lagian ngapain sih liat ke bawah terus ? Takut nginjek semut ? "

"Ih apaan sih. Lo aja yang berhenti gak bilang-bilang ". Cetus Raisa.

"Lah buat apa gue bilang-bilang. Kan lo punya mata. Masuk ".

Arga sudah membukakan pintu mobil untuknya. Udah bagaikan putri aja tuh Raisa.

"Gimana To ?".

"Iya. Dia salah satu komplotan itu. Gue tadi liat di cctv kampus. Dia udah pergi dari sini. Sekarang posisi aman ".

"Apanya yang aman ? Dan apa yang nggak aman ?". Tanya Raisa. Karena pintu mobil belum tertutup Raisapun mendengarkan percakapan Arga dan Dito. Tapi Raisa tidak memahaminya.

Arga menoleh ke Raisa. Dia tidak menjawab. Lalu menutup pintu mobil. Raisa tidak bisa mendengrkan percakapan mereka lagi. Dia hanya bisa melihatnya di kaca mobil. Penasaran. Tapi Raisa tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

'Apa maksudnya aman. Apa itu menyangkut gue yang tadi di kejar-kejar sama orang misterius tadi ? Apa sekarang gue dalam keadaan bahaya ? Tapi kenapa ? Gue kan nggak ngelakuin kesalahan apa-apa '. Batin Raisa.

Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang