Dan ya ... Bukankah kau memang seperti itu? Selalu payah dalam menilai seseorang.
.
.
.Ia masih tak tau bagaimana harus bersikap, ia memilih diam dan memainkan jemarinya di atas pangkuan. Terlebih saat pria di sampingnya yang baru saja menyandang gelar sebagai suaminya itu hanya fokus pada ponselnya sejak mereka meninggalkan gedung tadi. Dalam kepala Jaerin perkataan Jungkook masih terngiang, apa maksudnya untuk tak menyentuhnya setelah malam ini? Apa tujuannya mengatakan hal itu setelah ia saja dengan lancangnya mengambil first kiss milik Jaerin
Gadis 19 tahun itu menolehkan kepalanya ke luar jendela saat ia rasa bahwa mobil mewah itu telah berhenti. Jaerin menatap sekeliling, sebuah halaman cukup luas dengan sebuah bangunan mewah berdiri di depannya. Tanpa mengucapkan apapun, Jungkook turun begitu saja sampai seorang supir membukakakan pintu untuk Jaerin, "Mari, Nyonya." Jaerin lekas menyusul langkah Jungkook dengan kesusahan sebab ia masih mengenakan gaun pengantin yang besar dan berat itu disusul supir tadi yang membawakan koper Jaerin.
Menakjubkan. Mungkin satu kata itu mampu mendiskripsikan sebesar apa? Semewah apa? Dan seindah apa mansion mewah milik pria Jeon itu tepat saat Jaerin baru menginjakkan kakinya di ruang tamu.
"Tinggalkan saja di situ, dia akan membawa kopernya sendiri," kata Jungkook yang memerintah supirnya untuk meletakkan koper milik Jaerin di dekat pemiliknya.
Pria setengah baya itu hanya bisa mengangguk pelan lantas pergi dari sana, kembali keluar dan menutup pintu meninggalkan Jungkook dan Jaerin yang masih sibuk mengagumi interior mewah mansion mewah milik Jungkook.
"Kau boleh memilih kamarmu sendiri, tempati kamar mana saja yang kau sukai." Bagaikan di samabar petir, Jaerin lantas menatap bagian belakang Jungkook yang sedang berdiri memunggunginya.
"A-apa? Kamarku sendiri?" tanya Jaerin memastikan, membuat pria itu berbalik menatap Jaerin dengan kedua tangan dilipat di depan dada.
"Ya, kenapa?" katanya angkuh lantas Jaerin memandangnya ragu, "T-tapi ... Tapi kita sudah menikah," cicit Jaerin terlewat pelan sebab tenggorokannya mendadak tercekat sakit.
Jungkook terkekeh pelan lalu melangkah maju, memaksa Jaerin untuk mundur selangkah demi selangkah hingga tubuhnya jatuh terlentang di atas sofa dan Jungkook berhasil menindihnya, "Jadi? Kau ingin tidur denganku?" Jaerin menelan salivanya susah payah saat Jungkook berbisik sensual di telinganya, ia gugup namun segera mengangguk cepat.
"Tentu saja! Kita sudah resmi menjadi sepasang suami istri jadi-"
"Ah ... Jadi pak tua itu belum memberitahumu, ya?" Seketika itu alis Jaerin menaut, keningnya mengerut dalam lantas Jungkook bangkit berdiri, menatap Jaerin yang berusaha mendudukkan tubuhnya dengan benar sembari menatap Jungkook penuh tanya, "Apa maksudmu?"
Pria Jeon itu tersenyum miring, lantas memasukkan kedua tangannya di saku celana kainnya, "Pernikahan kita hanya sementara, Lee Jaerin. Itu hanya di atas kertas. Alasan satu-satunya kenapa Tuan Lee bersedia menikahkanmu denganku adalah sebagai bisnis." Jaerin masih terdiam, membeku di tempatnya duduk sambil menatap Jungkook dengan mata berkaca-kaca.
"Aku tau siapa kau, Lee Jaerin. Ibumu yang seorang pelacur dan kau yang berasal dari sprema para hidung belang aku tau semuanya ... Dan ya ... Sekarang kurasa aku harus memberitahu sebuah kenyataan pahit lagi padamu." Jaerin menghembuskan nafasnya saar dadanya terasa seperti dihimpit oleh batu besar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Enigmatic Husband
Fanfiction[SUDAH DIBUKUKAN] *** E-book tersedia, bisa dibeli kapan saja *** Lee Jaerin ; gadis 19 tahun yang dipaksa menikah dengan pengusaha kaya raya. Kehidupan Jaerin sudah hancur dan kacau sejak awal, lantas ia pun tak bisa memungkiri kalau kehadiran pri...