8% | How?

5.4K 642 130
                                        

Ya ... Kurasa, aku mulai mencintaimu.

.
.
.

2 hari setelah kejadian itu, sikap Jungkook berubah, sekalipun ia masih sering berteriak pada Jaerin namun wanita itu tau jika Jungkook telah berubah menjadi lembut padanya. Pria itu tidak lagi mencaci Jaerin, mengata-ngatai Jaerin, bahkan melakukan kekerasan fisik. Sebaliknya ... Ia akan berubah begitu hangat menjadi sosok suami yang baik membuat Jaerin juga sedikit bingung dengan sikap Jungkook yang bisa berubah kapan saja.

Wanita itu tersenyum puas saat berhasil mengolah beberapa bahan makanan menjadi hidangan lezat umtuk sarapan pagi ini. Jaerin kembali menuju dapur, berniat mencuci peralatan dapur yang baru saja ia pakai untuk memasak sampai sepasang lengan kekar berhasil melingkupi tubuhnya, membuat sepasang tangan besar mendarat merengkuh perut rampingnya, Jaerin sempat berjingkit kaget terlebih saat ia bisa merasa dan hembusan nafas di ceruk lehernya.

“Apakah dia tumbuh di dalam sini?” tanya Jungkook sambil mengelus perut Jaerin pelan membuat gadis itu berdecak dan memukul tangan Jungkook keras, “Kau ini bicara apa?! Sialan!” sarkas Jaerin yang malah membuat Jungkook terkekeh pelan.

“Haruskah kau bersikap sekasar itu pada suamimu, gadis manis?” Jaerin yang makin kesal hanya bisa mencoba abai dengan melanjutkan acara mencucinya.

Haha ... Suami istri mana yang kau sebut jika kita saja memiliki kamar masing-masing?! Dan aku bukan gadis lagi kalau kau lupa, bodoh!” Mungkin terdengar konyol, tapi ketahuilah bahwa Jungkook menyukai sikap bar-bar Jaerin yang seperti ini. Ia tau jika istrinya itu tsundere, akan sangat sulit bagi Jungkook untuk mendapatkan kata cinta dari istrinya kecuali jika Jaerin sedang mabuk.

Oh, benarkah? Siapa yang membuatmu jadi bukan gadis lagi, eoh?” goda Jungkook yang malah membuat tingkat kekesalan Jaerin naik satu level, “Tentu saja kau, brengsek!” Jungkook tertawa terbahak-bahak lantas mengecup daun telinga Jaerin dan satu kecupan untuk leher jenjangnya lantas pria itu duduk di meja makan.

Menunggu Jaerin sesaat sampai wanita itu berhasil duduk di depannya setelah mencuci beberapa peralatan dapur.

“Kau tidak pergi ke kantor?” tanya Jaerin saat mendapati Jungkook dengan balutan celana kain dan kaos panjang berwarna hitam, pria itu menggeleng disela kegiatan makannya, “Tidak! Aku malas!” Jaerin berdecih lalu melahap sesuap nasi dan kimchi.

Lantas kegiatan keduanya terhenti saat ponsel Jungkook berdering nyaring, pria itu lantas merogoh sakunya, menatap layar ponselnya sesaat lalu menatap Jaerin yang juga menghentikan kegiatannya, “Aku sedang sibuk. Aku hubungi nanti.”

Jungkook mengangkat panggilannya, tapi hanya mengatakan 2 kalimat itu lalu kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku membuat Jaerin menautkan alisnya bingung.

“Siapa?” tanya Jaerin membuat Jungkook menaikkan kedua bahunya acuh, “Tidak penting.” Jaerin hanya menghela nafas pelan sebelum melanjutkan acara sarapannya.

“Bersiaplah setelah ini. Kita pergi.” Jaerin menatap Jungkook heran, pergi? Tidak biasanya.

“Kemana?”

“Kita belanja, Jin hyeong mengundangku ke pesta pembukaan cabang perusahaannya yang baru.” Jaerin mengangguk pelan tanda ia paham, “Aku tidak akan mau mengajakmu pergi ke pesta dengan penampilanmu yang seadanya seperti ini!” tukas Jungkook terkesan begitu meremehkan namun berhasil memancing emosi Jaerin.

Enigmatic HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang