Chapter 11 : Menghindar

2.7K 305 143
                                    

Haikyuu!!©Furudate Haruichi
Only You©MikaMikaa_

Haikyuu fanfiction^^

Warning: bxb,Shounen-ai,Lemon,
Ooc!,Typo(s).
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

'Menghindar'

Bokuto bingung, dia bingung dengan kalimat Akaashi kemarin sore. Bokuto bukanlah tipe orang yang suka berpikir, itu jauh dari sifat polos Bokuto.

Bokuto yang berjalan dengan langkah malas disertai pandangan menunduk membuat orang berfikir apakah dia sudah tobat, untuk yang pertama.

Hari ini, untuk pertama kalinya, Bokuto akan mencari tahu maksud dari ucapan Akaashi.

"Bokuto!"

Bokuto masih berjalan, dengan memakai jaket putih tebal dan plester penurun panas di dahinya.

Washio mencoba memanggil Bokuto sekeras yang dia bisa. Tapi mustahil, Bokuto tidak mendengar suara Washio.

Akhirnya Washio berlari mengejar Bokuto, dan menepuk pundaknya dari belakang.

"Bokuto!"

"Ah, Washio– hachoo!" Bokuto menjawab diselingi bersin.

"Kau sakit?" tanya Washio, Bokuto mengangguk.

"Ah, aku hampir lupa.. aku mau mengatakan tentang sesuatu." Washio berucap serius.

"Tentang apa..?"

"Tentang, Akaashi.." lanjut Washio.

∅∅∅∅∅

Akaashi terdiam, menatap dua burung yang sedang hinggap di pagar pembatas atap sekolah.

Iri rasanya,  melihat dua makhluk hidup ini bersama membuat hati Akaashi berdenyut nyeri.

Pikirannya melayang terbawa angin lalu, matanya nampak kosong tanpa objek dipandang, mulutnya terkatup diam tanpa senyum.

"Haahh.."

Benar kata orang, melupakan tidak semudah mengenal. Jika sudah ada rasa sayang yang terselip dalam kata sahabat, maka akan lain lagi urusannya.

"Nande..?"

Air mata mengalir deras dari pelupuk mata, sebab tak sanggup menahan rasa hampa dan sesak di dada. Bibir terbuka, hendak mengucap kalimat mutiara, tetapi gagal. Akaashi menutup bibirnya lagi.

"Harusnya perasaan ini tidak tumbuh di dalam diriku, ini sangat mustahil.."

Brak!!

Pintu di dobrak keras, menampakkan seorang Bokuto Koutarou dengan rambut melawan gravitasinya yang sedang terengah-engah.

Akaashi melirik dari sudut matanya, dia menghapus air mata yang tersisa dengan kasar, lalu menatap Bokuto dingin.

"Akaashi!"

Bokuto berjalan cepat ke arah Akaashi, berharap objek tujuannya mau merespon dirinya kali ini.

"Ada perlu apa denganku–"

Only You // Bokuaka [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang