5. Pergi bareng

446 55 21
                                    

Pagi ini udaranya sangat menyenangkan hati tetapi asap kendaraan membuat kacau. Kesal!.

"Woi bang jangan di gas-gas dong kalau bawa motor, abunya kenak aku ni" protesku.

"Buat mukakku kusam aja tu abang-abang," protesku pelan.

Dari belakang, dengan Sepeda motor kebanggaannya mungkin, dia menghampiriku.

"Naik,"
"Eeee..eeee,"
"Naik,"
"Emmm aku naik?"
"Iya cupu naik buruan nanti telat."

Ragu tapi aku sangat senang, hatiku seperti mawar yang di hujani batu krikil kini sudah disinari matahari dan beraroma khasnya.

Aku menaikinya tapi aku bingung, aku pegang pundaknya? Atau gimana sih?

"Duhh ini pegang pundaknya gak?" Gumamku bingung

"Pegang aja pundak gue la ntar lo jatoh." jawabnya seakan dia tahu apa yang aku sedang pikirkan.

Dengan ragu-ragu aku pegang pundaknya. Dan akhirnya duduk juga. Huffhh ada rasa legah kalau sudah seperti ini. Ahaha dasar kau ini.

Kalian tahu? Pria ini bawa motornya kenceng banget. Entar kalau aku jatuh gimana? Ya kali aku harus peluk dia?

Bremm!

"Aaaaa!!!!" Tak sengaja aku memeluk dia karna rasa takutku.

Tetapi wajahnya biasa aja, stay cool. Makin kenceng. Hey kau ini sedang bawa manusia bukan hewan peliharaanmu.

-----

Sampailah kami di parkiran sekolah.

Aurel POV

"Eh rel, liat tu liat," tunjuk ke arah aku dan pria itu.

"Apasih.. " dan tanpa sadar mulutku menganga, dan emosiku membara.

"Ih berani-beraninya si cupu itu boncengan sama cowok lo rel," kompor Eka.

"Waahhh wahhhh ga bener ni, Lo ga marah apa? Kalau jadi gue mah si cupu itu udah gue injek-injek," dan kompor si viola.

"Ya jelas gue marah lah! Gimana sih!" Marahku

Ketiganya saling tatap-menatap.

"Ok, gue punya ide,"
"Apa-apa?"
"Sini," perintah Aurel. Merekapun berbisik-bisik.

------

Cupu-cupu Nina [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang