21. Terima kasih

260 24 10
                                    

Maaf up lama ya guys
Selama puasa lemas beud :v

Vote dulu sebelum membaca atau sesudahnya ya, beserta komen juga ya guys

Happy reading

-author cantik

🌿🌿🌿

"Yuk," aku sudah siap, dan kini aku dihadapannya.

Reno mengangguk, kami pun masuk kedalam mobil miliknya. Hanya ada suara mesin yang menemani kita didalam sini. Tatapannya lurus kedepan, enggan menoleh kesamping - kearahku.

"Ren?"
"Hmm," pandangannya masih sama.
"Terima kasih,"
"Buat?"
"Ini,"
"Apa?"

'nggak peka banget' batinku kesal.

"Terima kasih kau sudah menolongku, kalau kau tidak menolongku mungkin aku sudah di ambil penjahat dan-..."

"Hanya kebetulan aku bertemu denganmu waktu itu, kau sedang lemah, dan aku tidak tega melihat gadis lemah," potongnya.

Sakit rasanya mendengar kata demi kata yang keluar dari mulutnya. Dia berkata seperti tidak ada penghalang.Dia menolongku hanya karena kebetulan saja. Sedih? Sudah pasti. Kini pandanganku tidak lurus ataupun menoleh ke kanan, namun ke bawah. Melihat tanganku yang sudah basah terkena tetesan air mata, suara tangisku ku samarkan, sehingga dia takkan bisa mendengarnya.

"Kau kenapa?"
"Nggak apa-apa," pandanganku masih menunduk.
"Jangan menangis. Sudah aku bilang bukan, aku tidak suka gadis yang lemah, aku tidak tega melihatnya,"

Darimana dia tahu aku sedang menangis? Padahal aku sudah menyamarkannya.

"Kau menangis tetapi suaramu tidak kau keluarkan bukan? Kau bertanya-tanya, darimana aku bisa tahu kau menangis, benar?"

Aku hanya diam, aku masih tetap sama. Menunduk.

"Kau bisa membohongiku, tapi tidak dengan air matamu Nina. Air matamu jatuh ke tanganmu,"

Aku melihat tanganku, basah. Segera aku mengusapnya dengan kain bajuku.

Mobil miliknya berhenti. Aku melihat ke depan, ternyata kami sudah berada dirumahku.

Aku turun terlebih dahulu, cepat-cepat aku berjalan ke rumah. Aku baru ingat, ibuku tidak ada dirumah, ia bekerja dan hanya minggu dia tidak bekerja. Aku mengambil kunci di bawah pengesat kaki, ibu dan aku selalu meletakkannya disana.

Aku membuka pintu, "Ren terima kasih sekali lagi," Reno hanya mengangguk.

"Kau mau disini dulu?" Reno kembali mengangguk, dan berjalan masuk kedalam rumah.

"Aku sudah kenyang, jangan membuat teh,"

Aku kembali duduk.

"Bahasamu kenapa menjadi seperti itu?" Tanyaku.
"Seperti apa?"
"Sopan, dulu kau sangat nggak sopan,"
"Berkat dirimu,"

Aku membulatkan mata, tercengang!

"Ha?"
"Kenapa kau bisa tergeletak dijalan tadi malam?" Alihnya.

"Sore itu,...."

Flashback on

Sore ini anginnya sangat kencang, sinar senja juga tak nampak. Cuaca sore ini kurang bagus, aku harus segera pulang.

Sudah satu jam aku menunggu, tak ada taksi atau becak yang lewat, awan sudah semakin gelap, jadi aku putuskan untuk berjalan kaki saja. Ditengah perjalanan, aku merasa ada seseorang yang mengikutiku, aku menoleh kebelakang, tidak ada. Aku kembali berjalan, dan....

Aku membuka mataku pelan-pelan, kepalaku terasa pusing, pandanganku buram. Saat pandanganku pulih, aku membulatkan mata.

"Dimana aku?!"

Aku menangis, menangis disini, aku sendirian tidak ada siapapun, ini hutan!

Aku ingat, ada seorang lelaki yang membungkam mulutku dengan sapu tangan beracun. Aku tidak ingat lagi.

"Tolong!!!!"
"Siapa saja tolong aku!!"

Aku kembali menangis, terdengar suara geluduk, dan tak lama turun hujan. Deras sekali! Aku berjalan mencari jalan keluar dari hutan yang gelap ini. Aku sangat takut dengan kegelapan.

Aku terpleset. Ternyata aku menginjak tanah yang sudah menjadi lumpur. Aku bangkit, dan berjalan kembali. Baju yang ku kenakan menjadi sangat kotor.

Aku menemukan jalan raya diujung sana, aku menangis bahagia, aku langsung berlari kearah jalan itu. Dan akhirnya aku bisa keluar. Aku melihat tidak ada satu orang pun disekitar sini, kosong!

Kepalaku terasa pusing sekali, aku terjatuh.

Flashback off

"Aku tidak tahu siapa yang melakukan itu padaku, seingatku aku tidak punya musuh, dan aku tidak membenci orang lain," jelasku.

Reno berdiri dan berjalan keluar.

"Kau mau kemana?"
"Pulang, kau dirumah aja, jangan keluar rumah kalau tidak dengan ibu atau aku,"

Aku pun melihatnya pergi dari depan rumahku. Dia benar, tidak aman bila aku keluar seorang diri dalam keadaanku yang sedang begini.

🍁🍁🍁

Reno POV

Aku berjalan pulang, ya pulang kerumah bukan ke apartemen.

"Siapa yang berani berbuat itu padanya," aku membanting setir, rahangku mengeras, aku sedang berada dipuncak emosi.

"Akan ku bunuh kau."

.....

Rumah Adijaya

Aku berjalan menelusuri setiap sudut rumah. Mencari seorang wanita paruh baya. Seorang wanita yang akan menjadi nenek untuk anakku nanti, semoga.

"Bi, Nina sudah dirumah,"

"Syukurlah. Tapi, kenapa tuan bisa tahu?"

"Malam itu Nina tergeletak tak sadarkan diri dijalan sepi, cuaca sedang hujan dan bajunya sangat kotor. Seseorang berniat untuk mencelakakan dirinya. Aku membawanya ke apartemen. Tenang saja, anakmu tidak terluka dia baik-baik saja."

Matanya memerah, menahan air yang hendak ingin jatuh melintasi halusnya pipi, "Terima kasih tuan muda,"

Aku hanya mengangguk, "Bi tolong buatkan kopi, nanti letakkan di taman,"

"Baik tuan,"

"Reno," aku menoleh ke belakang, 'mama'.

"Kau kemana tadi malam? Mama khawatir nak," wanita itu memelukku, dia menangis. Mungkinkah itu air mata palsu?

"Kenapa kau diam saja? Ada apa?" Tanyanya lagi.

Aku melepas pelukannya, dan meninggalkannya. Biarlah kalian mau bilang aku anak durhaka atau anak tidak tahu diri, nanti kalian akan berada dalam keadaanku ini. Dijodohkan dengan orang yang sama sekali tidak ku cintai, dan ku benci.

Wanita itu hanya diam melihatku pergi meninggalkan dirinya. Ia pasti tahu apa yang sedang aku pikirkan. Mereka menjodohkanku dengannya karena selevel, dan ayahku dengan ayahnya bersahabat dari kecil.

Aku duduk di taman rumahku, menikmati udara segar yang ada disana. Melihat pancuran air dan burung-burung yang menari-nari diatasnya.

"Ini tuan,"
"Terima kasih Bu,"
"Sama-sama tuan," wanita paruh baya itu pun pamit.

'Nina aku tidak tahu perasaan apa ini. Aku belum pernah jatuh cinta sebelumnya. Aku tidak tahu rasanya cinta. Mungkinkah ini cinta?'

Aku membuyarkan lamunanku. Kepalaku sakit terasa pusing. Aku meminum kopi yang dibuat oleh ibu Nina, sangat enak.

Ini sih asal tulis aja😭
Maap keun :(

Cupu-cupu Nina [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang