22. Perjodohan dan Jerman

310 30 15
                                    

Embun malam menyejukkan kulit, bintang-bintang menemani bulan yang bulat dengan sempurna memancarkan cahayanya. Malam ini aku berada di balkon kamarku. Aku memandang bintang di langit hitam, membayangkan wajahnya.

Aku terkejut, wajahnya terlukis di atas sana. Cantik. Senyumannya dengan kaca mata itu.

"Kau sangat cantik," terbentuk lengkungan sabit di bibirku.

"Ck dasar kau,"

Aku kembali ke kasurku. Membaringkan tubuh kekarku disana, sangat melelahkan. Aku menatap langit-langit kamarku. Terbayang kelakuannya waktu di apartemen. Sangat menggemaskan.

"Tubuhmu sangat cantik," lengkungan sabit itu muncul kembali.

"Aku hanya mengintipnya sedikit, kau tahu lelaki seperti itu normal, tapi aku mengurungkan niatku untuk menyentuhmu. Semoga akulah pria pertama itu ya, Anina Ditasya."

"Ck astaga bicara apa aku ini," aku tertawa kecil, mengingat perkataan ku tadi.

"Mimpi indah ratu cupu, ku harap cupumu menjadi kupu, semua orang akan menyukai dirimu, termasuk diriku."

🌷🌷🌷🌷

Sabtu, 08.35 pagi.

"Hoammm," tubuhku menggeliat, sangat merelakskan.

Aku pergi ke kamar mandi, membersihkan diri. Tak lupa juga menggosok gigi. Membereskan kasur itu bukan pekerjaanku.

Sebelum menggosok gigi, aku menatap cermin.

"Ganteng juga," aku mengelus rahang tanpa bulu itu.

"Ohh selamat pagi ratu cupu,"

Nina hanya tersenyum disana, iya dia berdiri di samping kaca itu.

"Ha? Nina?" Aku mencari-carinya, kemana dia pergi. Kalian tahu? Pasta gigi dan sikatnya masih ku pegang sambil mencarinya.

"Astaga halu," aku tersenyum, dan kembali menyelesaikan rutinitas ku setiap paginya.

Setelah selesai, aku keluar dan mendapati mama disana.

"Reno sayang mama kamu sudah bangun,"

Aku hanya diam sembari menuruni anak tangga.

"Kakek dan nenek kamu akan berkunjung kerumah, cepat ganti pakaianmu kita akan sarapan bersama mereka,"

Aku kembali menaiki anak tangga, dengan langkah malas. Yaya hari ini mahasiswa libur, Sabtu-Minggu.

....

"Selamat datang ma pa," ucap mamaku. Dan disambut juga oleh ayahku.

"Senangnya bisa berkunjung kesini lagi, cucu mama mana?"

"Bentar lagi juga turun ma,"

"Yuk ma pa kita sarapan, makanannya sudah disiapkan,"

Mereka semua menuju keruang makan. Semua telah duduk di kursinya masing-masing, kecuali Reno belum datang.

"Selamat pagi ma, ayah, kakek dan nenek,"
"Pagi sayang,"ucap mama.
"Pagi cucu nenek,"

Aku hanya tersenyum pura-pura, aku tidak senang mereka datang. Entahlah aku bingung dengan pikiran dan perasaan ku saat ini.

"Yuk dimakan," pinta ayah.

"Reno mama ambili sayur ya,"

"Nggak ma, nggak suka,"

"Loh cucu nenek ternyata nggak suka makan sayur?" Aku tersenyum melihatnya.

"Kamu itu harus makan sayur, biar sehat nggak gampang terkena penyakit,"

Cupu-cupu Nina [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang