18. Dua pria tampan!

306 42 7
                                    

Sinar pagi yang sejuk menyapaku ketika aku keluar rumah karena temanku Taletta sudah menjemput. Kami pergi sekitar jam 7.00 wib.

"Nin lo udah sarapan belum?"
"Sudah, kenapa?"
"Gue belum Nin, dari semalam gue ga makan, terakhir waktu kita ngecafe itu",

Mendengar ucapan dari mulut Letta, Letta dimarahi habis-habisan oleh Nina.

"Udah dong Nin, merepet mulu. Capek ah denger lo kayakgini",
"Aku gini ya karena kamu Letta!! Nanti kamu sakit gimana?"
"Ya tinggal minum obat, hidup itu jangan dibuat susah Nina",
"TERSERAH"

Nina mendiami Letta, hingga dikampus pun Nina tidak mendengarkan Letta berbicara, selalu menghindar dari Letta.

Letta pasrah, akhirnya Letta membujuk Rey agar mau nolongin ia berbaikan dengan Nina. Rey setuju.

"Nina", panggil Rey

Nina yang sedang membaca buku di perpustakaan merasa terganggu, dia pun mendongak, melihat siapa yang memanggilnya.

"Oh Rey", Nina tersenyum pada Rey, saat Letta memanggil namanya, lengkungan dibibir Nina menjadi datar, Nina enggan melihat wajah Letta, Nina melanjutkan membacanya.

Bruk!

Rey dan Nina terkejut, Letta tergeletak di lantai. Letta pingsan. Semua orang yang ada di perpustakaan pun menuju ke sumber suara jatuh itu. Nina sangat khawatir, ia pun meminta tolong pada beberapa lelaki untuk membawa Letta ke ruang kesehatan.

Kelihatan wajah Nina sangat khawatir, Nina takut terjadi apa-apa dengan temannya. Setelah selesai diperiksa, Nina langsung menanyakan keadaan kepada kakak senior.

"Gimana kak? Teman saya kenapa?"
"Sepertinya perut dia kosong, apa dia tidak sarapan sebelum kesini?"
"Iya kak, dia tidak ada makan dari kemarin, terakhir pukul 12 siang",

Senior itu berjalan keluar ruangan diikuti dengan Nina, karena ia ingin mendengar jawaban darinya, kalau tidak ya Nina tidak ingin mengikutinya sampai keluar.

"Pantas saja, dia ini punya penyakit maag, nanti tolong bilang jangan sampai telat makan, apalagi tidak makan. Itu akan membahayakan dirinya",

"Iya kak, saya akan bilangkan ke dia, kalau begitu terima kasih kak",
"Sudah kewajiban saya tak perlu terima kasih", Nina pun membalas dengan senyuman saja kepada lelaki itu -kakak senior.

Sedangkan Rey masih disana, di samping Letta yang masih berbaring dan tidak sadarkan diri.

"Kamu baru masuk kuliah?" Ucap senior itu. Dan aku mengangguk.

"Ambil dibidang apa?"
"Tata rias kak",
"Boleh berkenalan? Kalau tidak boleh ya biar aku saja yang memperkenalkan diri. Namaku Bayu Gatra".
"Anina Ditasya kak",
"Cantik seperti orangnya",

Nina tersenyum, tanpa melihat kak Bayu.
Sedangkan Bayu sedari tadi melihatnya terus.

"Apalagi kalau senyum begitu, nambah cantiknya, mama mertua mana yang tidak suka dengan menantu yang cantik",

Nina membulatkan matanya, sontak ia melihat Bayu, melihat matanya, demikian juga dengan Bayu.

"Nina! Letta sadar!" Teriakan dari dalam membuatku berdiri bergegas melihat keadaan temannya -Letta.

Nina yang kesel langsung mengambil buku dan memukulnya.

"Bener kan apa yang aku bilang! Sekarang siapa yang susah? Aku juga. Siapa yang ngerasain sakit? Kamukan? Kamu rasakan itu!"

"Nin, Letta baru sadar malah lo marahin, harusnya lo kasih makan kek apa kek, ini ngk, main pukul-pukul aja", bela Rey.

"Tau ni, dikira ngk sakit apa",
"Yasudah sekarang mau apa? Biar aku belikan makanan", ucap Nina.

"Aku mau dia", telunjuk Letta kearahku
"Aku?"
"Ck bukan, yang dibelakang lo", Nina melihat ke belakang.

"Kak Bay?"
"Lo kenal Nin?"
"Baru tadi kenalnya", ucap Nina

"Mending lo makan deh ta, jangan minta yang aneh-aneh", ucap Rey.

"Tapikan gue mau makan kalau disuapin sama kakak itu",

"Emm kak, kakak temenin Letta disini ya sama Rey juga, aku mau beli makanan biar dia makan",
"Kakak temenin kamu aja ya",
"Tidak perlu kak, aku bisa sendiri",

"Kak", panggil Letta. Bayu memandang Letta. "Kakak disini ya sama aku", sambungnya.

Sebenarnya Bayu ingin menemani Nina membeli makanan, tetapi Bayu tidakenakan dengan temannya Nina. Jadi Bayu memutuskan untuk disini saja, menemani temannya Nina - Letta dan Rey.

Saat perjalanannya ke cafe, Nina melihat kesemua arah, Nina seperti sedang mencari seseorang.

"Reno kemana ya, kok aku tidak ada lihat dia daritadi".

Nina sampai di cafe lalu memesan 3 botol aqua, roti dan nasi putih plus ayam. Setelah pesanannya sudah selesai, ia pun membawa itu dengan sekantong plastik dan berjalan kembali ke ruang kesehatan.

Bruk!

"Aww!"

"Duh lo gkpp kan?" Nina melihat siapa yang menabraknya. Nina tak mengenal orang itu. Lelaki itu membantunya berdiri.
Nina mencari barang yang dibawa ia tadi.

"Punya lo?", Nina langsung mengambil kantong plastik itu.

"Bukannya minta maaf, malah bilang ngkpp", Nina membersihkan bagian yang kotor di badannya.

"Gue minta maaf ya ....-"
"Nina",
"Maaf ya Nina",
"Hmm",
"Nama gue Alviro Gatra", mengulurkan tangannya.
"Gak nanya!" Nina berlari dan meninggalkan Alvi disana.

Alvi mengepalkan tangannya, bukan marah Alvi malah tersenyum. Kemudian Alvi pun pergi juga.

"Maaf ya lama, tadi aku kendala sedikit", ucap Nina dan membuka makanannya.

"Aaaaa",
"Gue gamau disuapin sama lo Nin, gue mau kak Bayu yang nyuapin",
"Manja banget kamu ya, nih kak suapin tu"
"Kok kakak?" Ucap Bayu.
"Kakak gamau nyuapin aku?" Raut wajah Letta menjadi sedih.
"Iya kakak suapin kok",

"Aaaaa",
"Ammm", Letta tersenyum, Rey dan akupun ikut tersenyum juga.

Cupu-cupu Nina [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang