12. Putus!

346 51 16
                                    

Sebelum itu vote dulu ya:) memang sih aku buat cerita sesuka hati, dan iseng-iseng aja. Tapi kaya ada sakit-sakitnya gitu liat jarang ada yang vote:)

"Hei, apa yang kau lakukan? Aku bisa memakainya sendiri, jangan seperti itu,"
"Tidak apa, sudahlah cepat pakai, kita akan keluar" ucap wanita itu. Dan aku menurutinya. Sangat cantik dipakai olehku.

Kami pun pergi keluar, tetapi sejak tadi aku tidak tahu nama wanita itu. Tidak sempat menanyakan perihal nama padanya.

"Oh by the way, aku belum tahu namamu" ucapku dan langsung dijawab olehnya "Ohya astaga maaf ya aku lupa, namaku terlalu panjang untuk dikatakan, singkatnya Clara, panggil aku Clara" sepanjang apasih namanya itu? Sepanjang jalan kenangan?

Dan aku juga memperkenalkan namaku. Pada saat aku memperkenalkan nama, Clara memotong perkataanku.
"Nina,"
"Oh kau sudah tahu? Tahu dari siapa?" Jelas dong aku kepo, perihal aku itukan tidak banyak dikenal, kenapa orang asing tahu namaku? Sepertinya ada yang aneh.

"Tidak perlu tahu aku tahu namamu dari siapa" jawabannya membuatku semakin penasaran, ada apa dibalik layar. Dan aku tidak sadar, bahwa kami sudah memasuki ruang pesta.

"Tunggu, aku harus tahu sia..." Spontan aku gugup, semua orang melihatku. Tunggu, dimana Clara? Oh shit! Dia meninggalkanku sendirian.

Aku berjalan menuju meja bundar diujung sana, perlahan-lahan langkah ini membuat semua mata tetap memandang, ya memandangiku. Beda denganku yang berjalan menunduk, bukannya senang tetapi terdapat rasa malu di dalam diri.

Ketika aku duduk, tak lama ada pria yang tiba-tiba duduk di sampingku. Menawarkan minuman dengan tangan kanannya. Kalian jangan khawatir, ini hanya jus biasa bukan minuman jus yang sudah dicampurkan racun.

Sebelum menerimanya, aku melihat dahulu wajah pria yang memberiku jus tersebut. Seketika aku gugup, tubuh ini berasa tidak bisa bergerak, kaku layaknya es batu. Ditambah lagi pria itu pria yang aku cintai. Gimana coba?

Karena aku diam saja, pria itu menawarkannya kembali padaku. Dan aku hanya mengangguk. Iya mengangguk, tetapi jus itu tidak ku pegang. Hasilnya, pria itu memegang tanganku. Bukan apa-apa, dia memegang tanganku hanya untuk memindahkan jus itu ke tanganku.

Pada saat itu, aku sangat malu. Jangan lupakan pacar Reno yang sedari tadi melihat adegan pacarnya duduk di sampingku. Sepertinya wajah Aurel tampak merah. Merasa tersaingi oleh diriku.

"Sekarang kau tidak lagi sendiri" ucapnya dingin. Sifatnya banyak sekali bukan? Yang kadang dingin sedingin kutub, yang kadang nyebelin, nyeselin ga jelas.

"Ma..ksudnya?" Jawabku gugup dan malu-malu. "Ada aku" singkatnya. Singkat-singkat begitu sudah membuatku ingin terbang tahu.

Acara pun sudah selesai, aku pulang duluan daripada mamaku, mungkin ada hal yang lain yang harus dikerjakan mama. Aku pulang sekitar pukul 11 malam. Tidak baik bukan kalau seorang wanita berjalan ditengah malam, mana lagi sepi. Mau bagaimana lagi, itu harus aku lakukan. Karena aku tidak punya sepeda atau kendaraan lainnya.

Aku melihat cahaya menyinari dari belakang. Kemudian aku membalik badan, dan ya itu mobil. Tetapi ketika sejajar dengan diriku kaca mobil depannya terbuka.

"Eh lo kok jalan? Kasian banget si miskin" kalian tahu ini perkataan siapa? Tetapi aku hanya diam, jika aku lawan sama aja aku jahatnya sama seperti mereka.

Melihatku hanya diam saja, Aurel emosi. Dan dia menghentikan mobilnya. Dia keluar bersama ketiga temannya.

"Lo denger ya, gadak yang bisa gantiin posisi gue di hatinya Reno, ngerti lo?" Telunjuknya menunjuk ke kepalaku.

"Tau ni, udah tau Reno punya Aurel, lo mala deket-deket sama Reno" sambung Vio dan dianggukin oleh Eka dan Dina.

"Sadar bentuk dong cupu!" Aurel mendorong diriku hingga diriku terduduk di jalan. Mereka menertawakanku. Untuk usiaku yang belum genap 17tahun, aku sudah diperlakukan rendah seperti ini.

Brem bremm

Pria itu berhenti. Dan kemudian membuka helmnya. Ternyata itu Reno.

"Aurel,"
"Iyasayang," jawab Aurel penuh manja. Anehnya, tubuhku masih saja duduk dijalan.

"Iblis" satu kata terucap dari mulut Reno, dan sontak membuat semua yang ada disini terkejut, termasuk aku. Aku paling terkejut.

Setelah mengatakan itu, Reno berjalan kearahku dan membantuku berdiri. Aurel menganga, pacarnya mengatakan kata kotor untuknya.

"Ada yang terluka?" Mata Reno memandang mataku. Aku hanya bisa menggelengkan kepala, tidak bisa menjawab menggunakan mulut.

"Aku antar pulang" ucapnya. Aurel tidak bisa tinggal diam, dia segera memutuskan pegangan tangan kami.

"Reno kok kamu gitu sama aku?" Denganku kau kasar, berbicara dengan Reno kau sangat lembut. Dasar kau bermuka dua batinku.

Tetapi Reno menghiraukannya, dan mengambil tanganku untuk berjalan mengikutinya. Sesampainya di motor, Reno terhenti dan membalik badan.

"Kita putus,"

Ketiga temannya terkejut termasuk aku. Dan Aurel menggelengkan kepalanya. Dan saat itu juga, Reno menjalankan motornya untuk mengantarkanku pulang.

😹😹😹

Jangan lupa vote:)

Cupu-cupu Nina [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang