Wajah Rachel tertekuk, kedua tangannya terlipat di dada. Gadis itu menyesal sudah menceritakan kejadian yang melibatkannya dengan Daniel kepada Raymond.
Lihat saja bagaimana reaksi kakaknya sekarang?
Pria itu tertawa tanpa henti setelah mendengar cerita Rachel. Tak terkecuali momen di mana gadis itu melempar mobil Daniel dengan telur.
"Bisakah Kakak berhenti tertawa?" tanya Rachel dengan nada merajuk. Bibir semerah cherry itu kini mengerucut imut. Tidak tahan melihat wajah menggemaskan Rachel, Raymond mencubit pipi gadis itu. Ia kembali tergelak mendengar rengekan manja sang adik.
"Baik, aku berhenti." Raymond berdeham pelan, meski kentara sekali bibirnya berkedut saat mencoba menahan tawa. Ia memperbaiki posisi duduknya dan kembali menyantap camilan.
"Aku sedang tertimpa masalah, tapi Kakak malah menertawakanku," ucap Rachel merajuk untuk kesekian kali. Sejujurnya, Rachel lebih merasa malu ketimbang marah ataupun merajuk. Ia tidak menyangka sudah bersikap buruk pada seseorang yang mempunyai kekuasaan besar seperti pewaris Taylor Group.
"Maaf," ucap Raymond tulus, namun pria itu kembali mengulum senyum. "Mau bagaimana lagi, ceritamu sangat lucu. Tidak kusangka adikku ini berani bersikap seperti itu pada Daniel Taylor."
"Aku 'kan tidak tahu jika dia pewaris utama Taylor Group," teriak Rachel putus asa. "Apa yang harus kulakukan sekarang, Kak? Aku yakin, tak lama lagi dia akan segera menuntutku."
Raymond mengambil gelas minumannya. Terlalu banyak tertawa membuat tenggorokannya sedikit sakit. Sambil memikirkan ucapan Rachel, ia pun berasumsi bahwa semua akan baik-baik saja.
"Hei, jangan khawatir. Aku yakin dia tidak akan mengambil keputusan sampai ke sana." Raymond mengusap kepala Rachel, "Inilah akibatnya jika kau tidak mau mencari informasi pengetahuan umum."
"Ish, aku memang tidak tertarik dengan hal seperti itu." Rachel tetap berusaha mengelak. "Lagipula, dia itu memang pria paling menyebalkan yang pernah aku temui sepanjang hidupku. Awas saja jika kami sampai bertemu lagi. Aku tidak akan bersikap baik padanya."
Raymond tertawa. "Yakin kau tidak mau bersikap baik padanya? Bukankah seharusnya kau meminta maaf pada Daniel supaya tidak dituntut?" godanya mengingatkan rengekan Rachel beberapa menit.
Seketika Rachel tersadar dan kembali menjerit frustasi. Raymond kembali tertawa menikmati ekspresi wajah sang adik yang menurutnya sangat lucu.
***
Kepulangan Daniel disambut beberapa pelayan yang sudah menunggunya di depan pintu rumah. Pria itu hanya membalas sambutan mereka dengan gumaman singkat. Maklum saja, Daniel masih dibayangi kejadian tak menyenangkan yang dialaminya saat siang tadi. Masih membekas dalam ingatan Daniel bagaimana ia merasa diperlakukan tidak hormat oleh seorang gadis yang sudah berani melempari mobilnya dengan telur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Scandal [Tersedia di NovelMe]
RomantizmRachel Adams, seorang model pendatang baru yang namanya sedang naik daun. Ia terlibat insiden tak menyenangkan dengan Daniel Taylor, pewaris Taylor Group. Ia nyaris tertabrak oleh mobil yang dinaiki Daniel. Sejak insiden itu, Rachel kerap bertemu de...