Seorang laki-laki paruh baya berjalan menuju sebuah ruangan yang terdapat piala-piala dan piagam kejuaraan olimpiade yang tersusun dengan rapih didalam lemari kaca. Terdapat remaja laki-laki yang tengah duduk disofa panjang disana."Juara 2 lagi?". Tanyanya pada putra tunggalnya itu seraya menunjukkan piagam yang dia genggam. Putranya yang masih terduduk diam itu hanya tersenyum menatap Ayahnya.
"Kamu anggap olimpiade ini main-main? mau beasiswamu dicabut?!". laki-laki paruh baya itu menggunakan nada tinggi dan wajahnya terlihat marah sekali.
Putranya sekali lagi membalas dengan senyum, kali ini senyumnya makin merekah. Tanpa angkat bicara putranya itu langsung pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Dia Deran, siswa kelas 2 SMA. Siswa pintar yang berkali kali menjadi juara olimpiade. Sejak kecil, hobinya memang mengikuti kejuaraan seperti itu, hingga akhirnya dia mendapat beasiswa disekolahnya. Tapi, lama kelamaan Deran juga merasa tertekan.
Belakangan ini prestasinya sedikit menurun, jelas saja itu sangat membuat sang Ayah marah. Pasalnya, Deran selalu menjadi anak kebanggannya tapi jika seperti ini, apa yang harus dibanggakan(?).
Deran suka sekali dengan musik, mantan anak teater juga. Waktu smp Deran pernah ikut kompetisi piano tapi tidak mendapat juara dan dari situ Deran sudah tidak boleh lagi berkutik dengan hal hal yang berbau seni. Sangat tidak adil.
Deran lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah untuk belajar. Kalau disekolah Deran lebih banyak menghabiskan waktunya diruang musik. Bermain piano, gitar, biola, bahkan bernyanyi. Rasanya sangat nyaman sampai-sampai tidak ingin pulang.
Muak rasanya jika terus dibawah tekanan seperti ini. Tapi harus apa lagi, ini seorang Deran, anak kelewat kalem. Deran lebih milih diam dari pada harus gunain emosinya. bingung sama Deran.
"Ada masalah apa si bokap lo, segini pinternya masih diomelin anjir. Apa kabar gue?". Itu suara Luke yang lagi misuh-misuh pas tau Deran abis dimarahin Ayahnya.
"Ya beda lah, lo mah ayan". kata Deri yang langsung mendapat sambaran tangan dari Luke.
"Terus gimana? kamu gak di apa-apain kan?". Tanya Yuki sambil menatap halus Deran.
Deran senyum. "Ayah gue nggak sekejam itu kali". Ujar Deran sambil sedikit ketawa.
"Tetep aja, aku khawatir".
"Santai gue gak papa".
"Khawatirnya sama Deran doang, sama akunya kapan?". Luke sama dengan bucin Yuki. Hehe.
"Kapan kapan". jawab Yuki ketus.
"Ya allah, nengnya galak. Jadi makin sayang". Luke plis aku jijik.
"Ngantin wae lah kuy, laper". Ujar Deri sambil mengelus perutnya.
"Hayok atuhlah, hayang ngupi aing". Ujar Luke.
Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi kekantin.
◕ܫ◕
Tidak terasa sudah hampir 3 bulan Jihan menjadi anak SMA. Sudah mulai terasa biasa dengan lingkungan sekolah, teman-teman dikelasnya dan guru-guru disana. Dan juga sudah mulai terbiasa dengan tugas dan prnya yang numpuk.
Bel istirahat sudah berbunyi dari tadi. "Pada gak mau ke kantin apa?". Tanya Jihan pada teman-temannya yang memilih tidur dari jam pelajaran tadi.
"Males ah gue ngantuk". Ujar Nayla.
"Iya, sama". lanjut Farel.
"Alah, bilang aja ngga punya duit gitu". Jihan seraya berdiri.
"Akhir bulan euy, teu boga duit". kata si Farhan, tumben nggak punya duit.
"Yaudah gue mau ke kantin dulu, misi Nay". Jihan langsung pergi menuju kantin.
.
"Kang, rasa green tea satu ya". Jihan baru saja memesan minuman rasa kesukaannya.
"Dua Kang". Ujar seseorang yang tiba-tiba muncul dibelakang Jihan. Refleks Jihan menoleh. Didapatinya lelaki yang sedikit lebih tinggi itu memasang wajah tampannya, eh senyumannya.
"Suka green tea juga?". Lanjut lelaki bername tag 'Deran Junawan' itu.
"Iya, Kak". Sahut Jihan.
Waw ganteng- Jihan.
"Pake bubble?". Tanya si akang tukang es.
"Engga".
"Pake".
Sahut Jihan dan Deran bersamaan. Entah si akangnya denger apa nggak."Yang satu pake, satu nggak". Kata Deran, kemudian tersenyum kearah Jihan. "Nggak suka bubble?". lanjutnya.
"E-eh, bukannya nggak suka, tapi kalo abis makan bubble tuh langsung gatel-gatel gitu". Jelas Jihan.
"Oh alergi". Ujar Deran kemudian dibalas anggukan oleh Jihan.
Hening..🍃
"Mangga, neng". Kata si akang sembari memberi satu cup minuman. Jihan langsung menyambar minuman tersebut dan membayarnya kemudian pergi.
"Duluan kak". Kata Jihan lalu pergi dengan lari kecil. Deran yang cukup heran hanya diam lalu memperhatikan perempuan yang sudah agak jauh itu sambil sedikit tersenyum.
"Satu lagi, nggak pake bubble ". Kata si Akang, Deran langsung mengambilnya.
"Loh, kan saya pake bubble kang".
"Loh, yang pake bubble mah yang tadi atuh jang".
Ketuker - Deran.
"Yaudah gak papa, makasih kang". Deran membayarnya kemudian pergi.
.
.
.HAPPY READING GUYS!
maav jika tidak nyambung hheeeee.Jangan lupa saran vote dan komennya ya!
Lafyaa~♡
KAMU SEDANG MEMBACA
Passion | Renjun ✔
FanfictionRENJUN X OC . "Wah jago gambar kakaknya". "Ini aja punya kamu". Deran tersenyum. "Oh iya, lupa hehe". Jihan bodoh. ----------->> ♡ <<------------ Tidak semua yang dipaksakan akan berhasil baik. Kadang hidup itu butuh sedikit pemberonta...