Happy Reading♡
"Kebangetan banget emang ya!". Luke masih misuh-misuh dari tadi sampai sekarang, bel pulang sekolah sudah berbunyi. Sekarang mereka sedang berada dikelas karena mendapat hukuman tambahan dari guru mata pelajaran Bahasa Inggis. Luke dan Dery juga ikut kena hukuman karena mereka ke rooftop tadi dan ketahuan oleh Mrs. Puji. Alhasil mereka dihukum membersihkan kelas. Berbahagialah yang piket hari itu.
"Lo kalo mau bolos tuh yang pinter dikit napa Ran". Dery pun gak ketinggalan ikut menyeramahi cowok yang malah ketawa sedari tadi diceramahi itu.
"Untuk lo anak kesayangan Pak Samsul, Deran.. Deran..Apa kabar kalo kita, bisa disuruh ngepel satu sekolaan kali".
"wasalam!". Pekik Dery mengelus dadanya.
"Lo pada juga ketauan". Deran memberi jeda.
"Gue baru sekali ini ketauannya". Deran akhirnya angkat bicara.Alhasil mendapat toyoran dai Dery. "Yeu!! Blegegug! Kalo dikasih tau".
"Lo, jangan-jangan sengaja lo ya?".
"Sengaja apaan si, ya kali gue sengaja dihukum Pak Samsul".
"Bukan gitu, bodoh! Maksud gue, lo sengaja ya, biar bisa berduaan sama sapa tuh Der, anak kelas sepuluh yang tadi". Luke menyenggol lengan Dery, yang tampaknya sedang mikir keras.
"Si....Ayu? eh bukan, bukan".
"Itu anjir, sekelasannya si Jisung".
"Oh iya, adeknya Bang Agam kan ya? anjir lupa gue".
"Jihan". Deran mengucap pasti.
"Fix ini mah. Deran udah berani modus! geblek!". Dery menepuk lengan Luke, terlihat Luke yang merintih kesakitan disana.
"SAKIT ANJIR!". Luke memekik. "Pantesan, dari tadi senyum-senyum lu". Lanjut Luke.
"Senyum aja dalah gue dimata lu". sahut Deran.
"Emang, lu bau soalnya". Balas Dery.
"Bocah boyot". Sekali lagi Deran hanya tertawa melihat kelakuan kedua temannya itu. Kemudian dia meraih tasnya dan pergi meninggalkan ruangan itu.
Disisi lain, Perempuan berambut sebahu itu sedang berdiri didepan gerbang. Sibuk mengomel pada layar ponselnya. Jihan baru selesai dengan ekskul musiknya. Dia sedang memesan ojek online tapi sudah dua kali dicancel sama masnya.
Yang pertama karena jaraknya yang jauh, yang kedua karena jalanannya macet. Jihan tampak sedikit frustasi karena sekolah sudah tampak sepi.
"Nungguin barengan neng?". sapa security dari tempat jaganya yang tidak jauh dari tempat berdirinya Jihan.
"Ini pak, nungguin ojek, dicancel mulu".
"Lah, kirain bareng si ujang".
"Hah?".
Jihan menoleh kearah yang ditunjuk security itu. Ditemuinya seorang lelaki berhelm fullface sedang menunggangi motor. Lelaki itu memarkirkan motornya tepat disamping Jihan. lelaki itu melepas helmnya kemudian melemparkan senyumnya.
"Kak Deran?".
"Nunggu siapa Ji?".
"Nungguin ojol kak, tapi dicancel mulu dari tadi".
"Udah sore gini emang susah cari ojol".
"Iya..". Jihan sekali lagi menggerutu pada layar ponselnya.
"Mau bareng?".
"H-hah? ngga usaaah... Rumah gue jauh kak".
"Yaudah. Emangnya mau nunggu disini berjam-jam? kalo sore gini angkot juga jarang lewat loh, asal kamu tau aja si".
Jihan hanya membulatkan matanya, Jihan tentunya bingung. Sebenarnya dia ngga enak kalo harus merepotkan Deran.
"Beneran nih?". Tanya Deran meyakinkan. "Yaud-".
"Kak kak.. Mau deh". potong Jihan yang langsung menahan Deran yang hendak memakai helmnya.
Deran tersenyum merasa menang(?).
"Helmnya?". tanya Jihan.
"Ah iya, saya cuma bawa helm satu, gak papakan gak pake helm?".
"O-oh.. Iya gak papa kok, lagian rumah Jihan deket".
Deran tersenyum, kemudian memakai helmnya.
"Udah?"."Udah"
"Turun"
"Hah?"
"Turun, katanya udah".
"Ihhh, apaan si kak! Udah ayo pulang". Jihan memukul pelan pundak Deran. Deran hanya tertawa kemudian menjalankan motornya.
PULANGGGGGG
"Thanks ya kak, mau mampir dulu?". Mereka baru saja sampai didepan rumah Jihan.
"Engga deh, saya langsung pulang aja".
"Ouh.. Oke, udah sore juga hehe".
"Oh iya, besok saya bawa helm dua".
"Ha? iya.. Terus..?"
"E-ngga papa sih, saya cuma bilang". Deran tertawa canggung.
"oh... Oke?".
"Salam ya buat orang rumah, saya duluan".
"Hati-hati kak".
Deran melajukan motornya, meninggalkan pekarangan rumah perempuan yang sedang berdiri disana menatapnya yang kini sudah jauh dan pudar dari pandangannya.
Jihan membuka pintu rumahnya, mendapati sang Kakak tengah memperhatikannya di sana dengan melipat kedua tangan di depan dadanya.
"Wah Jihan".
"Astaga! Apaan si Mas, kaget tau!".
"Pulang sama siapa lo?"
"Temen"
"Dih, emang lo punya temen?".
" YA PUNYA LAH!"
"Santai aja dong. Lagian kalo itu cowok lo, gue juga gak bakal bocor kek bunda".
"Iihhh apaan si Mas, orang temen Jihan".
"Hm.. Iya, temen Jihan. BUNDA, JIHAN DIANTERIN temen COWOKNYA LOH!".
"MAS AGAM!!!".
Jihan kemudian mengejar sang kakak yang sudah berlari menjauh dari Jihan itu.
Emang guys, type-type kaya Mas Agam itu ya, jailnya setengah idup guys. Tapi ya, dia itu sayanggggggggg banget sama aku, -Author
SAMA GUE THOR! - Jihan.
IYAAA GAUSAH NGEGAS! gua ilangin lu- Author
sabar thor, alafyu - Jihan.
.
<kenaa gua gila si tuhan maapin>HALO!
Apa kabarrreu? Maav bgt ya aku jarang update soalnya lagi sibuk banget hweeee :"BTW MAAVIN AK JUGA LUPA UPDATE XiXi
(padahal part ini udah jadi dari kapan tau)OIYA, SEMANGAT BUAT KLEAN YANG LAGI MELAKSANAKAN KEGIATANNYA DIRUMAH, STAY HEALTHY YA, JAGA KESEHATANNYA JANGAN SAMPEK SAKITT ♡
Btw, sorry for typo guyss!
enjoy for reading♡!
janlup vote+comment!^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Passion | Renjun ✔
FanfictionRENJUN X OC . "Wah jago gambar kakaknya". "Ini aja punya kamu". Deran tersenyum. "Oh iya, lupa hehe". Jihan bodoh. ----------->> ♡ <<------------ Tidak semua yang dipaksakan akan berhasil baik. Kadang hidup itu butuh sedikit pemberonta...