Beda

75 11 2
                                    

"1 tahun  gue mendem rasa, gue masih belum berani, entah sampai kapan gue kayak gini", Itu suara hati Alfan.

"Hey dude, bolos kuy?".

Alfan berusaha tidak mendengar ocehan manusia di pinggirnya.

"Sejak kapan lo congean fan?".

"Berisik", Alfan angkat bicara dengan sedikit nada menekan.

Seketika Arkan bungkam, bingung dengan sikap Alfan, gak seperti biasaanya.

Alfan beranjak dari duduknya dan pergi menuju kelas meninggalkan Arkan yang masih terbungkam.

Pandanganya tertuju kepada seorang cewek yang tengah duduk manis memakai earphone bersenandung ceria, wajahnya imut dan cantik, poni yang jatuh hampir sempurna menutupi matanya, Alfan berjalan mengahampirinya.

"Lo lagi ngapain"

"Hah?", gadis itu tidak mendengar apa yang di ucapkan Alfan.

"Lagi ngapain", sambil pake bahasa isyarat.

earphone nya dibuka, "Keliatannya lagi ngapain?.

"Lagi dengerin musik?".

"Nah lo tau, terus ngapain nanya?".

"Ya, pengen ngobrol aja gitu, cari topik kan susah".

"Gak ada topik disini, adanya ucup", beranjak pergi dan meninggalkan Alfan.

Bingung Alfan bingung, gimana lagi cara buat dapet perhatian Hasna.

Hasna perempuan yang Alfan sukai selama 1 tahun terakhir, hanya sebatas mengagumi sulit untuk mengungkapkan, perasaan nya berkali-kali hancur namun dia tetap kuat, gak sadboy tapi sebenernya IYA.

Dan Hasna ini tipikal cewek yang gak PEKA, udah dikodein berapa kali di WhatsApp, Instagram, Facebook tetep aja gak PEKA, atau hanya pura-pura.

Teman seperjuangannya punya pacar semua kecuali Alfan, Arkan bilang kalau Alfan itu orang nya pilih-pilih makanya susah dapatin cewe padahal banyak yang suka, ga paham lagi semua temen-temenya sama si Alfan.

"Judiiiiiiiii tet tew".

"Bapak gue tai", Izzan nyaut.

"Wah durhaka lo Zan, ngomong bapak lo tai".

"Apasi Kan, gak jelas lo".

Mereka udah pada gabut nungguin si Alfan yang tak kunjung datang, bayangin 6 jam nunguin temen yang gak ada kabar, bangke emang si Alfan, orang nya nolep parah.

"Dih bajingan itu anak kemana", Dika ngomong terus mundar-mandir gajelas terus gebrakin pintu terus duduk dan gitu terus dari tadi.

Arkan dan Izzan udah muak liat si Dika mundar-mandir gak jelas, sampe di banting tuh meja sama si Arkan.

"Bisa diem gak lo, pusing gue liatnya".

"Gak usah di liat makanya", balas si Dika.

Daripada ngeladinin orang stres mending tidur, Arkan emang penganut kaum rebahan.

Jarum jam menunjukkan pukul 8 malam, dan si Alfan belum ada juga sampe akhirnya dia datang.

"Lo dari mana aja sih fan", Izzan berjalan menghampiri Alfan.

"Gak tau".

"Dih lo kenapa si?, gue bingung dari tadi sama sikap lo, gak biasanya lo kayak gini", Arkan bersuara menghampiri Alfan yajg tengah duduk termenung.

"Ada masalah keluarga?",tanya Dika.

Mereka gak tega liat sekaligus bingung, Alfan belum pernah kayak gini biasanya dia paling ceria dan penuh bacot. Hidupnya malah gak pernah dipikiran dan santuy, tapi kali ini agak berbeda gak seperti biasanya.

Alfan (One Part Of Kulen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang