Kecewa

33 7 1
                                    

"Ya menurut gue lo lagi sendirian".

Jawab Alfan ketus "Lah itu lo tau, kenapa masih nanya!".

"Iya iya", Nadin menyerah.

"Ngapain lo disini?", tanya Alfan.

"Rumah gue sekitaran sini kok".

Tanya Alfan lagi "Kok gue gak pernah liat lo?", wajar dia nanya, orang sebelumnya dia gak pernah ketemu Nadin di sekitaran sini.

"Gue baru pindah".

"Oh", Alfan hanya ber-oh ria dan berjalan meninggalkan Nadin dibelakangnya.

"Alfan, tungguin gue!", teriaknya dan langkahnya mulai mempercepat menyesuaikan dengan Alfan.

"Apa lagi!?".

"Gak usah ngegas juga kali, gue gak bakalan gangguin lo kok, gue pengen balik bareng aja", Alfan tidak menjawab, dia hanya fokus kepada handphonenya yang dari tadi bunyi gak karuan.

"Fan soal itu, waktu di Jogja lo lupain dan buang jauh-jauh. Sorry gue dateng ke hidup lo lagi", ucapnya lirih.

Alfan tidak bergeming dia masih fokus kepada benda yang berada di tangannya.

Ucap Nadin sambil melambaikan tangan "Fan gue duluan yah".

"Hah? rumah lo disini? terus ngapain lo lambain tangan orang rumah kita deketan, tai", omel Alfan sementara itu Nadin menggaruk bagian belakang kepala dan tersenyum kikuk.

■■■

Senin datang!.

Izzan dan Dika baru saja keluar dari ruangan BK, mereka berdua memasang wajah muram dan frustasi dengan kedua orang tuanya yang berada di belakang mereka. Alfan,Arkan dan Dika setia menunggu temannya di rooftop dengan cemilan yang berada di hadapan mereka.

"Eh Zan akhirnya lo keluar juga", ucap Dika beranjak dan menghampiri Izzan.

Jawab Izzan sambil menendang kursi "Anjing banget tuh si Rudi", dan mendudukan dirinya disamping Alfan.

"Emang kenapa?", Alfan bersuara.

"Dia bilang gue yang mulai duluan!, kan bangsat", jawab Arkan.

Alfan mengusap punggung Izzan menenangkan temannya yang sedang diburu emosi "Udah Zan, lo sekarang mendingan tenangan diri lo dulu".

Mereka diam di rooftop hingga pelajaran usai, bodo amat dengan pelajaran lagian sekarang jamkos sampai pulang jadi santuy aja. Setelah puas berbincang-bincang Kulen akhirnya pergi meninggalkan rooftop dan mereka kembali ke habitat masing-masing

Seperti biasa Alfan pulang menaiki angkutan umum.

"Sttsst dia ganteng banget anjir".

"Sekolah mana yah?".

"Sumpah ganteng banget".

"Jadi sayang".

Alfan risih mendengar perkataan cewek-cewek yang ada di dalam angkot, pengen rasanya ia cepet keluar dari angkot dan berlari secepat flash menghadang bumi dan memanggil avengers serta doraemon untuk mengeluarkan alat-alat super canggihnya,alay!.

Akhirnya Alfan turun dari angkot dengan memberikan uang selembaran 2000 dan 1000,dia lega terbebaskan dari cewek-cewek alay itu.Alfan berjalan menuju ke rumahnya dengan earphone yang setia menempel di telinganya. Awan yang mendung sangat mendukung suasana serta angin kencang yang sesekali menebas rambut, lengkaplah sudah apalagi ditambah dengan bersantai di atas loteng sambil melihat sunset, uhhhh enak banget.

Alfan (One Part Of Kulen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang