Chanyeol itu galak.
Oh. Sepertinya kalimat serta fakta itu sudah sering diumbar di cerita ini. Tapi, tidak apa-apa. Biarkan itu terus diulang.
Ya. Chanyeol memang galak.
Dan Chanyeol itu ceroboh.
Dia sangat sangat sangat super duper clumsy --kata Baekhyun.
Mungkin orang-orang di fakultasnya tidak menyadari akan hal ini. Tapi, Chanyeol sering melakukan kecerobohan tidak masuk akal. Dia tipe orang yang akan terpeleset karena tak sengaja memijak kulit pisang seperti di film-film. Melukai diri sendiri sebab tak sengaja mencolok matanya dengan jari. Atau membuat wajah memar karena tak sengaja tertusuk gagang sapu.
Mungkin Dewi Keberuntungan sungguh-sungguh menyukai wajah tampannya, hingga orang-orang tidak menyadari segala kecerobohan yang ia perbuat. Seperti, teman-teman sekelasnya yang menyalahkan orang lain alih-alih dirinya ketika ia tanpa sengaja --dan tanpa sepengetahuan mereka-- mematahkan penggaris kayu di kelas, atau merusak sapu serta alat pel yang ia sentuh. Merobek gorden kelas. Menjatuhkan papan jadwal. Merusak kursi orang. Mematahkan gembok pintu kelas.
Ini alasannya, Chanyeol selalu bergegas pulang ketika ia sudah tak memiliki agenda di kampus. Dia tidak mau menghancurkan lebih banyak barang berharga milik universitas. Juga, alasan mengapa ia harus berjalan penuh kehati-hatian serta teliti hingga membuat alisnya berkerut agar kecerobohan konyol itu tidak terjadi.
Chanyeol bersyukur sebab dia tidak pernah terjatuh karena tersandung kaki sendiri atau memijak tali sepatu yang tidak terikat di depan umum (dia pernah mengalami kedua hal itu di depan Baekhyun, btw).
Tapi, untuk kepribadiannya yang galak, itu memang sudah melekat padanya sejak dulu. Tidak bisa dienyahkan lagi.
Terlepas dari segala kecerobohan yang telah ia lakukan, Chanyeol memang galak, kasar, terlalu pemilih.
Ia memang bisa menghancurkan tubuh orang, jika ia merasa kesal.
Otot-otot tubuhnya ia bentuk bukan hanya untuk pajangan, ngomong-ngomong.
Tapi terkadang, Chanyeol heran, kenapa orang-orang di fakultasnya tidak menyadari akan segala kecerobohan yang ia lakukan, sementara Baekhyun, langsung mengetahui kebiasaan buruk alaminya itu dipertemuan mereka yang kedua.
"Kau ingat perkataanku?"
Chanyeol mengerjap. Menatap raut tenang Baekhyun yang sedang mengobati punggung tangannya dengan teliti. Tadi Chanyeol tanpa sengaja menjepit tangannya sendiri di jendela, ngomong-ngomong.
Pria bermata bulat itu mengangguk, "Chanyeol harus berhati-hati dan melakukan semua hal dengan pelan-pelan."
"Benar. Lalu, kenapa tadi terburu-buru?"
Kelereng matanya bergulir ke samping, "Chanyeol kan tidak mau membuat Baekhyun menunggu."
Si cantik di hadapannya tersenyum, "Aku lebih memilih menunggu dari pada melihatmu terluka."
Lirikan sekilas dari kekasih mungilnya, juga senyum manis yang tak memudar, sudah cukup ampuh untuk membuat pipi Chanyeol memerah.
"Untung saja kau tidak pernah melukai diri sendiri ketika memasak dan berkendara ya, Chanyeol," kekeh Baekhyun. Kemudian, mengecup jemari itu, tanda bahwa ia telah selesai mengobati. Membuat pipi Chanyeol semakin memerah karenanya.
Lalu, ponsel milik pria bertelinga peri itu berdering. Dahinya mengerut ketika melihat nama Junmyeon tercantum sebagai pemanggil. Dengan segera, sambungan itu ia angkat.
"Apa?" tanyanya jutek.
Junmyeon tersedak di ujung sana. Lalu, berdehem, 'Y-Yeol, sertifikat kepanitiaanmu masih ada denganku. Kau lupa mengambilnya tadi.'
Chanyeol mendengus, "Besok akan ku ambil."
'O-oke. Oh, dan kami juga akan mengadakan pesta kecil-kecilan untuk pembubaran panitia. Kau ikut?'
Si jangkung tak langsung menjawab. Ia ingin ikut. Sangat. Tapi, Chanyeol takut ia akan merusak pesta tersebut nanti, "...tidak."
'Ah, sayang sekali.'
Kedua matanya menatap Baekhyun yang ternyata juga tengah menatap ke arahnya dengan lekat. Si cantik itu tersenyum menggemaskan. Tangan berjemari lentik miliknya terulur untuk menepuk pelan pipi Chanyeol. Lalu, memajukan tubuh untuk mencuri satu kecupan di bibir.
Chanyeol tersenyum. Meraih tengkuknya, untuk kembali mengecup bibir tersebut. Melumat pelan, dan menggigit main-main hingga membuat Baekhyun merengek. Minta dicium dengan benar.
'Apa... aku mengganggumu?'
Junmyeon kaget sekali mendengar rengekan manja itu. Baekhyun tidak pernah merengek di depan orang. Apalagi, dengan nada yang begitu.... nganu.
"Iya," jawab Chanyeol langsung. Lalu, menggesekkan hidung mereka dengan gemas. Membuat Baekhyun terkekeh kecil.
'Oh, maaf. Kalau begitu, besok aku akan menunggumu di ruang rapat biasa. Dan.. bisa kau pikirkan ulang tentang pesta pembubaran? Aku sangat berharap kau ikut, Chanyeol.'
Chanyeol menumpukan dahinya di pundak Baekhyun, "...Ya."
'Baiklah. Sampai nanti.'
Dan sambungan itu terputus. Ponselnya ia letak sembarangan. Tubuh Baekhyun dipeluk erat.
"Apa Chanyeol harus ikut pesta pembubaran panitia?" tanyanya pelan.
Kedua alis Baekhyun terangkat naik, "Tentu saja kau harus."
"Tapi, Chanyeol ikut kepanitiaan itu karena Baekhyun yang memasukkan formulirnya tanpa bilang-bilang."
"Benar. Dan kau lulus ketika tahap wawancara. Junmyeon memang hebat karena memilihmu."
Chanyeol tak membalas. Ia memejamkan kedua mata, menikmati usapan lembut Baekhyun di rambutnya.
"Baekhyun ingin cokelat panas? Biar Chanyeol buatkan," tawar si jangkung.
Kekasih manisnya mengangguk dan memintanya untuk berhati-hati. Pelukan mereka terlepas, dan Chanyeol segera beranjak.
Sepeninggal si tampan itu, ponsel Baekhyun bergetar. Ada pesan masuk. Dari Junmyeon.
'Yak! Apa-apaan dengan suaramu tadi?!'
Baekhyun terkekeh. Lalu, membalas pesannya, 'Ciuman Chanyeol enak sih.'
Tak lama kemudian, balasan dari Junmyeon kembali, 'Bodoh! Sepupu laknat! Untung aku yang mendengar! Kalau orang lain, bisa-bisa kau digosipi satu universitas!'
'Iya, iya, berhentilah cerewet Junmyeon. Rawat saja Chanyeolku dengan baik.'
'Suruh kekasihmu itu untuk tidak galak pada semua orang.'
'Ng? Chanyeol tidak galak kok.'
'Tidak galak matamu!'
Dan Baekhyun tertawa.
TampangBaekhyunCantik
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] PREMAN [ChanBaek][SELESAI]✔
FanfictionPark Chanyeol itu preman. [20 Januari 2020 - 4 Februari 2020]