N

28K 3K 431
                                    

"K-Kak Chanyeol, aku menyukaimu."

Chanyeol menatap datar. Perlahan, sebelah alisnya naik. Apa gadis ini sangat kudet hingga tidak tahu bahwa ia sudah memiliki kekasih? Atau jangan-jangan ketenarannya menjadi orang paling galak sudah pudar?

"Aku punya kekasih."

Gadis itu menunduk. Ia mengangguk, "Aku tahu."

Kali ini, dua alisnya yang terangkat naik. Jika sudah tahu, kenapa masih menyatakan perasaan?

"Aku... tidak ingin menyesal karena memendam perasaanku. Kak Chanyeol adalah orang yang baik, walau semua orang sedikit takut padamu," ia tersenyum sedih. Namun, segera menggantinya dengan senyum yang lebih ikhlas, "Aku hanya ingin mengatakan itu. Setelah Kak Chanyeol lulus dari sini, kurangi sifat galakmu, oke?" kekehnya pelan, "Nanti kau tidak memiliki teman."

"Aku tidak butuh teman."

Helai rambut panjangnya bergoyang ketika kepala menggeleng, "Kau butuh. Belajarlah untuk mencari teman. Dan semoga hubunganmu dengan Kak Baekhyun selalu baik-baik saja."

Chanyeol kembali menatap dalam diam. Membuat gadis di hadapannya menunduk memalu. Tidak tahan ketika ditatap langsung oleh pujaan hati. Helai rambutnya ia selipkan di belakang telinga.

"A-aku pergi dulu," cicit gadis itu pelan.

"Siapa namamu?"

Ia mendongak kaget. Tidak menyangka jika Chanyeol akan menanyakan namanya.

"S-Sellin."

"Sellin, apa kau masih memiliki urusan dengan Chanyeolku?"

Chanyeol menoleh. Bibirnya langsung melengkung membentuk senyum, "Baekhyun!"

Si jangkung itu memang selalu bersemangat tiap melihat Baekhyun. Harap maklum saja. Bucin sih.

"Baekhyun kenapa tidak bilang kalau mau ke sini? Chanyeol kan bisa jemput."

Telapak tangan besarnya menggenggam pergelangan Baekhyun lembut. Menariknya untuk berdiri di sisi tubuh. Lalu, beralih merangkul. Pucuk hidung menyentuh helai rambut Baekhyun yang lembut. Menghirup harum sampo yang melekat.

"Sellin masih ada perlu?" Baekhyun bersedekap dada. Bibir tersenyum. Mata memicing.

"T-tidak, Kak. Aku pergi dulu. Semoga hari kalian menyenangkan."

Ia membungkuk sekilas dan melangkah cepat dari sana.

Kemudian, sipit itu mendelik ke arah Chanyeol, "Suka?" sinisnya.

Pria itu mengangguk semangat, "Chanyeol sangat suka dengan Baekhyun."

"Chanyeol suka dinyatakan perasaan seperti tadi?"

Mata bulat itu mengerjap. Lalu, melirik ke arah lain, "T-tidak."

"Terus kenapa harus tanya nama?"

Sadar akan nada bicara yang tidak biasa, bibir tebal itu kembali tersenyum. Sebelah tangan menangkup pipi Baekhyun, "Chanyeol hanya teringat ketika Chanyeol menyatakan perasaan pada Baekhyun dulu," wajah mendekat. Pucuk hidung saling gesek.

Bibir tipis Baekhyun mengerucut sebal, "Ini pertama kalinya ada yang bilang suka selain aku, kan? Apa dia membuatmu berdebar?"

Chanyeol terkekeh, "Tentu saja tidak. Hanya Baekhyun yang bisa membuat Chanyeol seperti itu," lalu, bibir dikecup manis, "Jangan cemburu, hm?"

Yang lebih kecil mengiyakan. Namun, wajah masih terlihat kusut.

"Oh ya, ada apa kemari? Baekhyun butuh sesuatu?"

"Aku ingin mengajakmu berkencan," raut menekuk menghilang. Baekhyun tersenyum lebar, "Kau keberatan?"

"Tidak."

Diajak kemana pun, Chanyeol akan mengiyakan. Asal mereka terus bersama.

Jemari saling bertaut. Lengan sesekali menyentuh. Baekhyun melirik. Rahang tegas Chanyeol menyapa manik mata.

Sesungguhnya, Baekhyun tak menyangka, bahwa mereka akan menjadi kekasih seperti sekarang. Tidak ada niatan sama sekali darinya untuk menjadikan Chanyeol kekasih dulu.

Perasaan memang selucu ini.

Apalagi takdir.

Sangat pandai mempermainkan manusia.

"Chanyeol."

"Hm?"

"Teruslah bersamaku hingga aku mati."

Mata bulat melirik, "....tentu saja. Seharusnya Chanyeol yang berkata begitu."

Baekhyun terkekeh, "Aku tidak mungkin pergi darimu," genggaman tangan dieratkan, "Tidak mungkin. Karena kau yang merubahku."

Chanyeol menatap bingung, "Merubah Baekhyun?"

Senyum manis kembali diperlihatkan, "Aku mencintaimu."

Selalu saja Chanyeol yang menjadi pihak pipi yang memerah tiap perasaan cinta diungkapkan, "Chanyeol juga mencintai Baekhyun."

"Aku yang lebih mencintai."

"Chanyeol yang lebih mencintai."

"Aku."

"Chanyeol."

"Aku."

"Chanyeol."

"Aku."

"Ya, ya, ya, kalian berdua saling mencintai," Junmyeon berlalu sambil mendesah lelah.

Mereka berdua saling tatap. Lalu, terkekeh.

"Kita akan bersama selamanya."

"Selamanya."

End.

Silakan baca [2] PANGERAN [ChanBaek] untuk kelanjutannya.

[1] PREMAN [ChanBaek][SELESAI]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang