EMPAT

4.1K 132 7
                                    

Note: Bacanya pelan-pelan ya, biar dapet feelnya wkwkwk:v aku ngetik bagian ini sedikit lebih panjang lohhh😗

Happy reading....

............

Sudah hampir setahun Adara dan Yogi menjalin hubungan. Hubungan keduanya pun diketahui oleh semua penghuni kampus ini. Siapa yang tidak kenal Yogi? Sudah pintar, ganteng, jago main basket, dan juga tajir. Pasti semua orang di kampus ini mengenalnya.

Mereka saat ini tengah berjalan beriringan. Sepasang kekasih ini seolah seperti magnet, susah untuk dipisahkan. Apalagi dengan sifat Yogi yang sangat bucin kepada Adara. Bahkan teman-teman Yogi pun banyak yang mengejek dirinya karena terlalu bucin, tetapi ia tak peduli. Menurutnya, kebahagiaan Adara adalah prioritasnya daripada harus mendengarkan omongan orang lain.

Mendadak mereka berhenti berjalan ketika ada yang memanggil nama keduanya. Adara dan Yogi sama-sama menoleh ke arah belakang.

"Dar, Yog, jadi kan nanti siang kerja kelompok?"tanya Sisil, teman satu kampus mereka.

Adara mengangguki ucapan Sisil. "Iya jadi."

"Dimana nih kerja kelompoknya?"tanya Reta, teman satu kelompoknya yang lain.

"Di cafe aja gimana?"usul Abim. Abim dan Yogi adalah sahabat sejak mereka kecil. Jadi jika ada kerja kelompok seperti ini, pasti Abim dan Yogi selalu satu kelompok. Itu karena Abim yang memintanya.

Ketiga cewek itu pun mengangguk, menyetujui usul dari Abim. Sedangkan Yogi, hanya diam saja. Sebenarnya Yogi tak masalah dimana tempatnya, asal bersama Adara ia mau-mau saja.

"Lo gimana, Yog?"tanya Abim.

Yogi menoleh ke arah Adara, dan Adara mengangguk atas tatapan tanya Yogi. Membuat Yogi pun ikut mengangguk. "Oke-oke aja gue sih, asal sama Dara."

Sisil dan Reta yang mendengar jawaban dari Yogi memutar bola matanya malas. Yogi memang sangat berlebihan kepada Adara. Sedangkan Abim, ia hanya tertawa dengan kebucinan sahabat kecilnya itu.

"Dunia serasa milik berdua, anjir."oceh Sisil yang mendapat anggukan dari Reta.

Yogi menatap Sisil dan Reta malas. "Iya lo semua cuma ngontrak. Apalagi buat orang yang jomblo, kayak kalian contohnya."

Tentu saja Sisil dan Reta melotot kearah Yogi tak terima, walaupun memang benar faktanya. Abim yang sedari tadi mendengar perdebatan teman-temannya itu tertawa. Sedangkan Adara, ia hanya terkekeh kecil.

"Untung lo cakep Yog, kalo gak gue udah hajar wajah lo itu."geram Reta.

"Tapi lebih cakepan gue kan, Ret?"tanya Abim menggoda Reta. Abim memang sangat menyukai Reta. Tapi Abim belum berani untuk menyatakan perasaannya kepada Reta. Ia belum siap untuk ditolak.

Sisil menatap Abim seakan ingin muntah. "Iya lo cakep kok Bim, kalo diliat dari ujung monas. Hahaha."

Reta ikut mentertawakan Abim. Hal itu membuat Abim menatap Sisil tajam. "Sialan lo."

Yogi menarik tangan Adara untuk pergi dari tempat perdebatan teman-temannya itu. Mereka lebih baik pergi dari tempat yang tidak penting untuk ditonton. Adara diam mengikuti ajakan dari Yogi hingga mereka tiba diparkiran mobil.

"Mau langsung pulang atau makan dulu?"tanya Yogi ketika keduanya sudah masuk kedalam mobil Yogi.

"Gak mau makan atau pulang, maunya jalan-jalan dulu."ucap Adara membuat Yogi mengacak rambut Adara gemas.

Kemudian Yogi memasangkan seat belt ditubuh Adara. Hingga jarak mereka sangat dekat. Jantung keduanya pun berdegub sangat kencang. Yogi memang selalu memperlakukan Adara seperti ratu.

Danial 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang