Selamat membaca dan semoga suka ya...
.
.
.
.
.
..............
Danial baru saja mengeluarkan motornya dan tak sengaja matanya melihat Reva yang juga baru keluar dari rumahnya. Keduanya hanya diam dan suasanya pun menjadi canggung. Biasanya Reva yang akan bawel terlebih dahulu, tetapi sekarang Reva menjadi diam.
"Mau bareng ke kampusnya?"tanya Danial mencoba untuk mengajak Reva berbicara. Sejak Danial memutuskan hubungannya dengan Reva, Reva pun menjadi berubah. Ia tak pernah perhatian lagi kepada Danial.
Reva menggeleng pelan. "Enggak usah, gue bisa sendiri kok."
Danial tahu jika Reva sedang berusaha untuk menjauhinya. Ini yang Danial takutkan semalam dan hari ini terjadi. Reva tak lagi perhatian dan Reva menjauhinya. Danial pun tidak boleh memaksa Reva untuk tetap seperti dulu.
"Gue duluan ya. Lo hati-hati." Kemudian motor ninja Danial pun melesat pergi meninggalkan Reva yang masih berdiri mematung memperhatikannya.
Reva menghela nafasnya gusar. Sebenarnya ia tak mau mendiami Danial seperti ini. Tetapi mau bagaimana lagi, dirinya sudah kecewa kepada Danial. Danial bodoh telah meninggalkannya demi mengejar cewek yang tak tahu hatinya untuk siapa. Penilaian Reva kepada Adara semakin buruk, ia menjadi tak menyukai Adara.
Reva sangat mencintai Danial, mungkin menurutnya lebih besar dari cinta Adara kepada Danial dulu. Ia percaya Danial akan sadar jika dirinya memang yang terbaik untuknya. Bukan Adara.
Leon sejak tadi memperhatikan keduanya dari jarak jauh. Ia sembari memakan keripik di tangannya dengan tubuh yang bersandar pada tembok rumah. Menurutnya ia baru saja seperti menonton adegan sebuah drama.
Leon tahu jika Danial dan Reva sudah putus. Anggap saja Leon cenayang, memang itu salah satu hobinya yang selalu ingin mengetahui suatu hal.
Leon menghembuskan nafasnya kemudian berdecak. "Emang ya pacaran itu ribet. Mending jomblo kayak gue."
*****
Danial tak sengaja melihat Adara yang sedang berdiri di depan kampus sendirian tanpa ada Yogi. Tanpa menunggu lama, Danial pun melajukan motornya mendekati Adara.
"Mau pulang, Dar?"
Adara lantas menoleh ke arah Danial. Kemudian mengangguk pelan. "Iya."
"Pacar lo?"tanya Danial tanpa turun dari motornya.
"Dia ada latihan futsal."
Tanpa Adara ketahui, Danial tersenyum sangat tipis. Ini bisa dijadikan alasan untuk ia mengantar pulang Adara. "Mau bareng?"
Baru saja Adara ingin menjawab, datanglah Reva dengan wajah yang hanya tersenyum ke arah Danial. Seolah tidak ada Adara di dekatnya. Lantas Adara pun memalingkan wajahnya enggan menatap Reva.
"Dan, gue bareng sama lo ya."ucap Reva dengan tersenyum manis ke arah Danial.
Danial menatap datar ke arah Reva kemudian ke arah Adara yang sedang memalingkan wajahnya. "Gue udah sama, Dara."
Lantas Reva pun memfokuskan pandangannya ke arah Adara dan tersenyum. "Eh ada lo, Dar. Sorry ya, gue gak tau. Gakpapa kan gue bareng Danial?"
Adara menjadi menatap Reva tanpa mengekspresikan wajahnya. Sungguh, Adara muak melihat wajah Reva yang seakan terlihat seperti gadis polos dan lugu.
Adara tidak menjawab pertanyaan Reva. Ia kembali menatap jalanan berharap ada taksi yang lewat. Mengetahui gerak-gerik Adara, Reva pun lantas bertanya. "Lagi cari taksi, Dar? Ya udah gue pesenin taksi online ya."ucapnya kemudian membuka ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danial 2
Teen FictionEntah sampai kapan Danial masih berharap hubungannya dengan Adara baik-baik saja. Danial harap, jika ia kembali keadaan harus seperti semula sebelum dirinya pergi. Ia percaya jika Adara masih menanti dirinya kembali. Danial percaya jika cinta mereka...