Leon memasuki kamar Danial begitu saja tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Terlihat si empunya kamar masih terlelap dalam tidurnya. Hal itu membuat sifat jail Leon kambuh. Ia pun tersenyum jail dan mendekati tempat tidur Danial.
Leon terkekeh geli tanpa suara. Jika di lihat-lihat wajah Danial seperti orang yang tidak mempunyai dosa sama sekali ketika sedang tidur, berbeda disaat Danial membuka matanya.
Leon menoel-noel pipi Danial beberapa kali. Tapi terlihat jika Danial tak terganggu dengan kejahilan Leon. Tak lama ia menjentikkan jarinya ketika menemukan cara agar Danial bangun dari tidurnya.
Leon memdekatkan mulutnya ke arah telinga Danial. "Dan, gue mau jalan sama Reva nih."
Benar saja, seketika Danial membuka matanya dan langsung menatap Leon dengan tajam. Hal itu membuat Leon tertawa terbahak-bahak.
"Gila lo, Dan. Denger Reva aja langsung gercep, takut banget gue rebut?"tanya Leon sambil menaik-turunkan alisnya menggoda Danial.
Danial mendorong tubuh Leon hingga membuatnya terjungkal ke lantai. Jelas saja Leon meringis kesakitan karena Danial mendorongnya cukup keras tadi. Ia mengusap-usap pantatnya yang menjadi korban Danial. "Ampun dah bokong gue."
Leon kemudian berdiri dan menatap Danial tajam. "Jahat lo sama orang ganteng. Kena azab baru tau rasa."
Danial menatap Leon datar. Rambutnya yang masih acak-acakan membuat dirinya semakin mempesona. Jika saja dihadapan ini bukan sepupunya, sudah dipastikan Danial akan menguburnya hidup-hidup.
"Ngapain lo?"tanya Danial dingin.
Leon kembali tersenyum manis. Membuat Danial menatap Leon jijik. Sepupunya ini memang otaknya sebelas duabelas dengan Reiki. Jika Reiki dengan versi polosnya dan Leon dengan versi jijiknya. Sama-sama unfaedah memang.
"Gue tau lo tuh sebenarnya baik, Dan. Cuma wajah lo aja yang sangar, tapi hati lo itu kayak hello kitty. Iya kan?"ucap Leon dengan tersenyum penuh arti.
Danial melihat Leon dengan tatapan tak tertarik dengan arah pembicaraannya. "Langsung aja."
Leon terkekeh geli sebentar. "Gue minta minyak wangi lo, ya?"
Danial menghela nafas kesal. Sepupunya ini benar-benar sudah mengganggu waktu tidurnya untuk hal yang tidak penting. "Hm."
Leon menyengir lebar. "Tuh kan bener apa kata gue, hati lo tuh selembut hello kitty, bro." Kemudian Leon berjalan ke arah tempat dimana minyak wangi Danial berada.
Danial tidak menggubris ucapan dari sepupunya itu. Ia kemudian melanjutkan berbaringnya untuk tidur kembali.
"Dan, ini foto lo sama siapa?"
Ucapan Leon membuat Danial refleks terbangun dari tidurnya. Ia turun dari tempat tidur dan segera mengambil foto yang sudah berada di tangan Leon.
"Itu siapa kuyang? Cantik bener, comblangin gue napa."ucap Leon.
Danial segera menyembunyikan foto tersebut dibalik tubuhnya. Foto itu adalah gambar dirinya dan juga Adara. Memang Danial masih menyimpan foto dirinya dan juga Adara. Kenangan mereka berdua masih Danial simpan baik-baik.
"Bukan urusan lo."jawab Danial dingin.
"Yaudah kalo lo gak ngasih tau gak masalah. Gue bisa cari sendiri di kampus lo. Untung gue inget wajahnya. Udah difoto juga sama gue tadi."ledek Leon dengan menjulurkan lidahnya.
Danial menatap Leon tajam. "Jangan ganggu dia."
Leon tersenyum manis. "Insya Allah, ya. Leon gak janji."ujar Leon dengan nada yang di imut-imutkan membuat Danial menatapnya geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danial 2
Teen FictionEntah sampai kapan Danial masih berharap hubungannya dengan Adara baik-baik saja. Danial harap, jika ia kembali keadaan harus seperti semula sebelum dirinya pergi. Ia percaya jika Adara masih menanti dirinya kembali. Danial percaya jika cinta mereka...