Happy reading..
..........
Bagaimana perasaan kalian jika sesuatu yang kalian inginkan tapi tidak kalian dapatkan? Pasti sangat menyebalkan, 'kan? Sama halnya seperti Danial, ia saat ini sedang uring-uringan di dalam kamarnya karena ia tidak mendapatkan nomor telepon Adara. Danial sudah meminta kepada kedua sahabatnya, tetapi mereka pun tidak menyimpan nomor gadis itu.
Dimas. Ya, hanya Dimas yang Danial harapkan sekarang. Mungkin saja Dimas masih menyimpan nomor gadis itu jika di pikirkan mereka berdua pernah dekat.
Danial meraih ponselnya untuk menelepon Dimas, tapi sialnya Dimas tidak mengangkatnya. Mungkin karena sekarang sudah tengah malam, Dimas sedang tidur. Danial kembali dibuat kesal dan menjambak rambutnya.
"Ah, sial."dengus Danial.
Danial memilih untuk tidur. Ia berusaha memejamkan matanya tetapi tetap tidak bisa. Danial menghela nafasnya dan meraih ponselnya kembali untuk menelepon kekasihnya, Reva.
Tak lama akhirnya Reva pun mengangkat panggilan Danial. Seulas senyum Danial pun mengembang. Ia kira Reva sudah tertidur, ternyata dugaannya salah.
"Iya kenapa, Dan?"
Danial membenarkan posisi berbaringnya agar lebih nyaman. "Kenapa belum tidur, hm?"
Terdengar kekehan dari Reva. "Belum ngantuk aja. Tapi berharap lo nelepon gue sih, eh ternyata bener."
Mendengarnya Danial semakin ingin menggoda gadis itu. "Ohh jadi nungguin telepon dari gue, ya?"
"Kenapa kangen banget emangnya?"goda Danial lagi.
"Danial, tau ah."kesal Reva.
Danial semakin tertawa mendengar rengekan dari gadisnya itu. Sangat lucu jika Reva sudah kesal karena Danial sering menggodanya. Menurutnya, itu sebagai hiburan untuk dirinya.
"Dan,"
Danial yang mulai merasa sudah mengantuk pun hanya berdehem kepada Reva. "Hm."
"I love you."
Seketika mata Danial terbuka kaget mendengar penuturan dari mulut Reva. Tetapi ia memilih untuk diam, ia tidak tahu harus membalas apa.
Merasa Danial hanya diam saja, Reva pun berucap. "Dan? Lo tidur?"
Danial tetap diam sampai akhirnya sambungan telepon mereka pun terputus karena Reva yang mengakhirinya. Danial menghela nafasnya yang terasa berat. Jujur saja tadi ia sangat terkejut ketika Reva tiba-tiba mengucapkan kata itu.
Sejujurnya Danial tidak tahu dengan perasaannya sendiri yang sudah mencintai Reva atau tidak. Karena nama Adara masih tersimpan istimewa di dalam hati Danial. Adara sungguh tidak bisa digantikan oleh gadis mana pun.
Danial tahu jika yang dilakukannya selama ini salah. Ia sudah menyakiti perasaan Reva, padahal Reva sudah sangat baik kepadanya. Danial juga tahu jika Reva memang mencintainya sejak dulu, Danial hanya saja pura-pura tidak peka kepada Reva.
Mungkin ini saatnya Danial mengambil keputusan. Ia tidak mau menyakiti perasaan Reva terlalu dalam, sebelum gadis itu semakin jauh mencintainya. Reva memang baik dan cantik, tapi jika sudah menyangkut soal hati tidak bisa dipaksakan, 'kan?
Danial sudah pikirkan ini matang-matang, bila keputusannya adalah ia akan mengakhiri hubungannya dengan Reva.
*****
Adara sedang berada di perpustakaan. Gadis itu sedang memilih buku yang akan ia di pelajari. Namun Adara merasa jika ada seseorang di belakangnya yang terus mengikuti langkah dirinya. Dengan ragu Adara menoleh dan terkejut dengan keberadaan Danial.
KAMU SEDANG MEMBACA
Danial 2
Teen FictionEntah sampai kapan Danial masih berharap hubungannya dengan Adara baik-baik saja. Danial harap, jika ia kembali keadaan harus seperti semula sebelum dirinya pergi. Ia percaya jika Adara masih menanti dirinya kembali. Danial percaya jika cinta mereka...