"Apa yang kau inginkan, Jessa? Aku sudah mengikuti semua kemauanmu, saat aku menikah dengan Barbara dulu! Aku memberikan segalanya yang kau inginkan, tapi aku tidak pernah berjanji untuk kembali padamu setelah pengkhianatanmu dulu! Jadi jangan mengarang cerita tentang janji yang kukatakan, karena janji untuk hidup bersama itu sudah kau ingkari lebih dulu!" ujar Joshua Smith, saat Jessa mencari pria itu di kantornya.
Jessa memang baru saja tiba dari Benua Asia, setelah pulang melancong ke pelbagai Negara di sana. Wanita cantik dengan tubuh bak super model itu memiliki beberapa kasino di Macao, dan modalnya tentu saja ia dapatkan dari Joshua.
"Aku ingin uangmu, Josh. Berikan lagi yang banyak, atau aku akan mengganggu wanita barumu seperti aku merusak kepercayaan Barbara padamu dulu." Jessa menjawab dengan santai, tanpa memedulikan wajah geram Joshua di sana.
Jessa bahkan sudah membuka blazer yang melekat di tubuhnya, "Mau apa kau? Aku tidak akan menuruti keinginan gilamu itu! Tidak sama sekali!" Sampai membuat Joshua kembali meradang.
Akan tetapi Jessa tetap tidak peduli dengan pikiran kacau di kepala Joshua, "Kau tahu apa yang kuinginkan, Josh. Aku juga tahu kau pun menginginkannya seperti biasa. Well, lupakan sejenak soal uang yang kuminta tadi. Let's go to the hell right now!" Karena nyatanya kedua kakinya sudah melangkah pasti menuju ke arah pria itu.
Belahan dada Jessa yang begitu menyembul dari balik kamisol, sempat membuat keyakinan Joshua goyah, saat membayangkan betapa dulu ia begitu memuja bagian tubuh itu.
Untung saja bayangan wajah cantik Kelly segera muncul begitu saja menggantikan semua potongan-potongan kisah masa lalu mereka berdua, "Aku sudah menghamili istri baruku, Jessa. Aku menghamili dia karena aku begitu mencintainya. Dia bukan wanita liar sepertimu yang suka menjajakan dirinya dari satu pria ke pria lainnya. Aku yang menjadi pria pertamanya dan dia begitu sempit hingga membuatku selalu ingin memasukinya!" Dan Joshua pun berhasil melontarkan balasan yang sukses membuat kedua kaki Jessa berhenti melangkah.
Tampak jelas tatapan mata wanita itu begitu membara di sana. Jessa adalah jenis wanita yang menolak tua, hingga acap kali ia rela merogoh koceknya dalam-dalam demi sebuah kecantikan, karena memang usianya sudah empat puluh tahun.
Akan tetapi Jessa sangat tidak suka jika ada seseorang yang membahas mengenai berapa usianya saat ini dan juga kebiasaannya yang suka bergonta ganti pasangan, "Dia tidak lebih cantik daripada aku, Josh! Apa kau pikir aku belum melihatnya? Dami sudah menunjukkan gambarnya padaku! Ughhh..." Lalu tentu saja dia akan segera menyerangnya dengan membabi buta.
"Wanita sialan! Apa yang kau lakukan, hah?! Keluar dari ruanganku sekarang juga! Kau tahu, aku sudah benar-benar muak denganmu, Jessa! Seharusnya kau tidak kembali padaku dan terus bersama dengan Damien, karena pria bodoh itulah yang teramat sangat mencintaimu, bukan aku!" tegas Joshua, akibat ulah Jessa yang tiba-tiba saja sudah menghambur seluruh isi meja kerja Joshua ke lantai.
Joshua bangkit dari kursi kerja dan berharap Jessa akan segera pergi dari hadapannya setelah mendengar amarahnya yang meletup-letup, "Kau bilang apa tadi, Jo? Da..Damien me..mencintaiku?"
"Kau tidak tahu? Heh, benar-benar wanita bodoh! Apa kau tidak pikir kenapa selama ini dia rela berada di sisimu dengan segala tingkah menjijikkan yang kerap kau tunjukkan? Itu karena dia begitu memuja perempuan sialan sepertimu, Jessa! Dia mencintaimu dan dialah orang yang seharusnya menikahimu, bukan aku." Namun, Jessa tak kunjung pergi, dan terlihat sedikit mengkhawatirkan ketika wajah wanita itu tiba-tiba berubah menjadi sangat menyedihkan.
Tiga detik kemudian Joshua pun akhirnya mengetahui mengapa Jessa kembali datang ke Manhattan, "Jangan membohongiku, Josh. Dami akan menikah dengan seorang gadis yang disodorkan oleh Virginia, kakak ipar sekaligus kakak angkat dari gadis itu. Dia memberitahuku sendiri dan tidak akan kembali ke Macao, bahkan dia memberikan kasino miliknya untukku. Dia terlihat bahagia, Josh. Bagaimana bisa kau bilang dia mencintaiku, tapi pada kenyataannya dia akan menikah dengan orang lain? Dami bahkan tak pernah menyentuhku, dan beberapa kali aku merasa terhina karena penolakannya!" Dan itu sungguh mengejutkan untuknya.
Dengan sedikit menghembuskan nafas kasarnya, "Aku tidak sedang membohongimu, Jessa. Inilah alasannya mengapa dulu aku begitu over protektif padamu dan tidak pernah suka berlama-lama saat kita tidak sengaja bertemu dengan Dami. Dia pernah secara terang-terangan meminta aku melepaskanmu, dan aku meninju wajahnya saat itu juga." Joshua pun mencoba menurunkan nada bicaranya.
"Jika dia mencintaiku, maka dia tidak akan mungkin memilih gadis itu, Josh. Aku bahkan berusaha terus memperbaiki sikapku selama beberapa tahun terakhir ini. Aku benci mendengar Dami menceritakan tentang rencananya untuk pindah ke Manhattan, dan aku tak punya pilihan lain saat dia mengatakan Barbara sudah meninggal dunia. Aku kesal, Josh. Aku kesal mendengar Dami akan meninggalkankuuu...! Hiks..." Lalu tanpa bisa dicegah, Jessa menyuarakan isi hatinya, disertai dengan derai air mata yang sekali lagi begitu mengagetkan Joshua.
Refleks, Joshua pun segera menarik Jessa dan membawa wanita itu masuk ke dalam pelukannya, "Aku datang membawa-"
PRANK...
"Ba..baby? Kau-"
"-Cukup! Ak..ku akan pergi!"
"KELLY, TUNGGU!" Akan tetapi apa yang baru saja Joshua lakukan ternyata salah besar, ketika Kelly tiba-tiba saja membuka pintu di ruangan kerjanya.
Kelly datang ke kantor Joshua dengan membawa makan siang, yang ia isi di dalam beberapa kotak. Saat menyiapkan makanan tersebut, Kelly membayangkan dirinya akan memerankan adegan seorang istri yang sedang melayani suaminya, tapi yang terjadi adalah sebaliknya.
Kelly mendapati Joshua sedang memeluk wanita lain yang sama sekali tidak dikenalinya, "Apa yang kau lakukan padaku, Jo? Benarkah pernikahan ini hanyalah sebuah permainan belaka?" Dan itu sungguh sangat menyakitkan, hingga membuat sekujur tubuhnya lemas seketika.
Tak ayal Kelly pun berlari menuju ke tempat di mana lift yang sempat ia naiki tadi berada, "Kelly, tunggu dulu! Ini semua salah paham, Baby. Itu Jessa, sepupuku. Kau salah sangka, Sayang." Namun, ia kalah cepat dengan suaminya yang saat itu sudah berhasil mencekal lengan kanannya.
Joshua bahkan membohongi istrinya, karena tak tahu cara apa lagi yang dapat ia lakukan saat itu.
Beruntung Jessa sempat mengikuti ke mana arah langkah Joshua dan juga Kelly tadi, "Josh benar, Nyonya Smith. Kau salah jika harus bersikap kekanakan seperti ini. Namaku adalah Jessaya Smith, dan aku adalah adik sepupu Joshua Smith."
"Jessa, kau-"
"-Apa, Josh? Kenapa kau tak mengundangku ke pernikahan kalian? Kau benar-benar saudara yang jahat! Aku akan mengadukan ini pada Grandma nanti!" Sehingga wanita empat puluh tahun itu pun dapat segera memainkan perannya dengan baik.
"Kalian benar-benar-"
"-Ya, begitulah. Memangnya apa yang kau pikirkan saat Josh memelukku tadi? Apa aku terlihat seperti wanita penggoda? Oh, yang benar saja!" Bahkan ia pun dengan sengaja bersikap sinis pada Kelly, untuk melengkapi drama yang sudah Joshua buat.
Apakah sandiwara itu akan berhasil? Entahlah. Semoga saja Joshua dan Jessa dapat memainkannya dengan baik.
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SEXY WIFE [END]
RomanceAku selalu mendambakannya di setiap malam-malam sendiriku. Aku ingin ia menjadi milikku, meski itu harus dengan jalan yang salah. °• Joshua Smith •° Kau tak perlu membuat kesalahan demi kesalahan hanya untuk membuatku menjadi milikmu. Aku akan selal...