MY SEXY WIFE [END]

DUA PULUH ENAM

JOSHUA SMITH

Aku begitu panik saat mendapati Kelly dalam keadaan tak sadarkan diri beberapa jam lalu. Dengan sigap kubawa tubuh lemahnya menuju ke tempat aku memarkirkan mobil, "Daddy? What's wrong?"
"Jose?! Astaga! Kemana sama kau?"
"Tadi perutku sakit sekali, Daddy. Caroline mengantarku ke toilet." Lalu aku sedikit lega ketika ternyata Jose tidak hilang seperti yang ada dalam pikiranku.
Ketika pintu mobil di barisan ke dua sudah kubuka, aku menyuruh Jose untuk segera masuk ke dalam mobil juga, "Mommy pingsan, Boy. Ayo ikut bersamaku ke rumah sakit sekarang juga."
Akan tetapi kulihat Jose belum juga beranjak dari tempatnya berdiri, "Bagaimana dengan Caroline, Dad? Apa sebaiknya dia ikut bersama kita?"
Jose berbicara tentang sekretaris pribadiku yang mengatakan jika ia bersama suami dan putranya selalu berpiknik di Bronx Zoo kemarin, "Dimana suami dan anakmu? Maaf kami tidak jadi berpiknik lagi. Jadi tolong kau dudukan putraku di depan, lalu setelahnya kau boleh pergi. Maaf sudah merepotkan tadi."
"Tidak masalah, Tuan. Branko dan Boby sudah masuk lebih dulu saat aku masih membeli minuman dingin dan tidak sengaja bertemu dengan Anda tadi." Jadi aku terpaksa harus menghentikan aktivitasku beberapa detik, untuk menangani sikap Jose yang kritis itu.
Beruntung Caroline adalah wanita baik yang tak berkecil hati dengan sikap kekanakan Kelly tadi, "Anda bisa membawa Nyonya ke Calvary Hospital, Tuan. Aku dan Branko siap membantu menjaga Jose agar Anda tak kerepotan membawa Nyonya ke sana."
"Terima kasih, Caroline. Tapi kondisi Kelly akan lebih buruk ketika Jose tak ada di dekatnya saat ia siuman nanti. Sampaikan salamku untuk Blanko dan Boby." Ia berusaha menawarkan bantuan untukku yang mungkin terlihat menyedihkan saat itu, tapi aku memilih untuk menolak tawarannya dan segera menghidupkan mesin mobilku.
Aku berusaha untuk menenangkan pikiranku sembari memperhatikan tubuh tak sadarkan diri Kelly dari kaca kecil yang ada di sisi kananku, "Kenapa Mommy tidur di sana, Daddy? Kenapa Mommy tidak bangun? Aku takuttt... Hiksss..."
"Astagaaaa... Tolong Jangan menangis, Boy. Mommy-mu baik-baik saja." Namun usahaku tampaknya sia-sia, ketika Jose tidak bisa kukendalikan seperti biasanya.
Anak itu bahkan berteriak histeris ketika Kelly tak kunjung sadar, "Mommyyy...! Bangunnn....! Mommyyy... Ada apaaa...?! Daddy, tolong bangunkan Mommyyy...!"
"Halo, Bibi Shena."
"Iy..iya, Tuan?"
"Cepat datang bersama beberapa maid ke Calvary Hospital. Kelly pingsan dan Jose tidak bisa diam, jadi tolong jangan berlama-lama di jalan!" Sehingga pada akhirnya aku menyerah dengan keadaan.
Aku memang pria yang mungkin sejak kecil selalu mengandalkan orang lain. Beberapa bulan belakangan ini, jujur saja aku selalu iri dengan kebersamaan yang Caroline dan Blanko tunjukkan dalam merawat putra mereka.
Aku sama sekali tak pernah melihat Nanny atau Maid sepanjang Blanko menjemput Caroline seusai jam kerja, padahal pria itu merupakan anak dari salah seorang konglomerat di New York.
Ia memberi izin pada Caroline untuk tetap bekerja di kantorku, bahkan mereka juga memilih untuk tinggal di apartemen daripada harus bergabung dengan Tuan Blair di mansionnya yang tak kalah megahnya dariku.
Tujuanku mengundang Caroline, tentu saja bukan karena aku terlihat skandal dengan wanita itu. Caroline jelas-jelas sudah menikah dan memiliki seorang putra, jadi aku tak mungkin melakukan perbuatan yang sempat Kelly pikirkan.
Tadi aku hanya ingin memperkenalkan Caroline bersama keluarga kecilnya pada Kelly dan Jose yang selama beberapa minggu ini sudah memotivasi diriku untuk bisa menjadi suami serta ayah yang baik, karena secara kebetulan mereka juga berada di Bronx Zoo. Sayangnya rencana itu mungkin harus kusingkirkan jauh-jauh dari kepalaku, karena Kelly terlihat tidak menyukai Caroline.
Pikiranku bercabang-cabang memikirkan banyak hal saat berada di balik kemudi, "Shit!" hingga hampir saja aku terlambat menghentikan mobil saat lampu lalu lintas berubah menjadi merah.
Setelahnya secepat kilat kuputar kepalaku ke belakang untuk melihat Kelly dan Jose yang ternyata sudah berpindah tempat duduk beberapa saat lalu tanpa kusadari, "Hai, Dad. Mommy sudah bangun. Lihat, sekarang Mommy akan duduk." Dan aku begitu senang ketika Jose mengatakan bahwa Kelly sudah sadar.
Sembari menunggu lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, tentu saja aku memperlihatkan kelegaanku pada Kelly di sana, "Oh, terima kasih Tuhannn... Akhirnya kau sadar juga, Baby. Kau kenapa, Sayang? Apa kepalamu sakit?"
Akan tetapi Kelly tidak menggubris perkataanku sama sekali, "Kau kemana saja, Jose? Mommy sangat khawatir denganmu."
"Aku pergi ke toilet bersama Caroline, Mom. Perutku sakit dan dia membantuku tadi."
"Astaga sudah kuduga! Wanita itu pasti tidak baik dan suka membuat orang lain susah. Aku berharap dia cepat merubah sikapnya dan juga semoga kedua mataku ini tidak lagi bertemu dengannya!" Bahkan ia sibuk mengutarakan pikiran buruknya tentang sekretaris pribadiku, Caroline Moore.
Ya Tuhan bagaimana ini? Aku yakin hormon kehamilan Kelly yang kini tengah mempengaruhinya. Caroline sudah bekerja selama tujuh tahun lebih di perusahaanku, dan aku tak yakin ia akan bisa bertahan lebih lama lagi jika Kelly terus-terusan bersikap seperti ini padanya.
Sepanjang beberapa detik, aku hanya terdiam dengan masih memikirkan alasan apa yang akan kupakai saat harus terpaksa memberhentikan Caroline nanti.
Hal itu ternyata berdampak tidak baik untukku, "Lampu jalannya sudah hijau, Mr. Smith! Apa kau masih saja memikirkan tentang sekretaris seksimu itu? Heh, Kau bahkan rela membuat para pengendara lain menjadi kesal seperti sekarang ini!" Karena aku lagi-lagi tidak menyadari jika lampu lalu lintas kini telah berubah menjadi hijau, dan beberapa orang di belakangku kini dengan riuh membunyikan klakson mobilnya.
Tak urung secepat mungkin kedua tanganku bergerak cepat menjalankan roda Mini Clubman silver milikku menuju ke Calvary Hospital, "Maaf. Ki..kita akan ke Rumah Sakit sekarang."
"Untuk apa kita ke sana? Aku ingin tidur di kamarku, bukan di kamar Rumah Sakit!" Namun Kelly dengan tegas menolak untuk pergi ke Calvary Hospital.
Tentu saja aku khawatir dengan keadaannya, hingga amarahku pun meluap begitu saja diikuti dengan buku-buku tanganku yang memutih akibat mencengkram kemudi mobil terlalu keras. "Kau jatuh ke tanah dan tak sadarkan diri, Baby. Bagaimana bisa kau menyuruhku untuk tak membawamu ke Rumah Sakit untuk diperiksa? Apa kau berniat untuk membahayakan bayiku?!" Kupikir setelah memarahi Kelly, ia akan segera sadar dan tak lagi keras kepala seperti tadi.
Sialnya hormon kehamilan Kelly mungkin masih terlalu kuat mempengaruhinya, "Ini juga bayiku, Mr. Smith! Aku yang akan terus mengandung dia selama beberapa bulan ke depan, jadi akulah yang paling tahu tentang keadaanku saat ini! Cepat berbelok dan antar kami berdua pulang ke Mansion jika kau masih ingin bersama dengan Miss Caroline-mu itu!" Sampai ia dengan begitu berani menyambar ocehanku dengan kata-kata yang tak kalah tajamnya sepertiku.
Karena tak ingin menjadi semakin besar dan membuat Jose lebih bingung lagi, "Ada apa dengan kalian berdua, Dad? Caroline tidak jahat denganku, Mom. Apa kalian bertengkar karena Caroline?" Aku pun dengan pasrah memutar mobilku ketika sudah tak lagi melihat tanda larangan putar balik pada sisi jalan yang kosong di bagian tengahnya.
Aku tidak ingin mengeluarkan sepatah kata pun setelah mengabulkan keinginan Kelly, "Tidak, Sayang. Mommy hanya meminta Daddy-mu untuk segera pulang. Adikmu ini ingin beristirahat di mansion bukan di Rumah Sakit. Kau jangan bertanya lagi, oke? Pejamkan saja matamu jika kau merasa lelah, karena nanti Mommy pasti akan membangun jika kita sudah sampai."
"Begitukah? Hem, baiklah. Aku akan tidur sekarang, Mom. Jangan lupa janjimu untuk membangunkan aku nanti."
"Tentu saja, Sayang. I love you, Boy."
"I love you too, Mom." Yang kulakukan hanya diam dan mendengarkan interaksi di antara dua orang kesayanganku di sana, sembari berpikir cara apa yang bisa kugunakan untuk meredam kekesalan Kelly padaku.

💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

To be Continue.