KELLY ANDERSON
KELLY ANDERSON"Dia sekretarisku di kantor, Baby. Tolong jangan merusak hari yang sudah sejak lama kurencanakan ini. Pleaseee..." Kalian tahu apa? Itu adalah kata-kata yang keluar dari bibir Joshua, saat aku merasa ada yang aneh dengan wanita yang ia sebut sebagai sekretaris di kantornya.
Apa-apaan ini? Oh yang benar saja! Bukankah seorang sekretaris itu harus selalu bersikap formal dengan atasannya, walau mereka tak sengaja bertemu di luar jam kerja? Tapi yang kulihat tadi, benar-benar terasa aneh dan janggal.
Wanita itu dengan santai menghampiri dan menempelkan pipinya di kedua pipi Jo tanpa tahu malu, "Aku sudah tak berminat untuk piknik atau apalah itu sekarang, Jo! Jika kau masih ingin berlama-lama di sini, maka silahkan bergabung saja dengan sekretarismu itu! Aku akan pulang ke mansion memakai taksi bersama Jose, dan itu sama sekali tidak merepotkan untukku!" Jadi jangan salahkan aku ketika tadi sikapku sedikit berlebihan, saat kukatakan jika wanita itu mencium pipi Jo.
"Jangan seperti ini, Baby. Ayolahhh... Kau ingin kita pergi ke mana? Aku sedang tidak ingin pulang ke mansion sekarang. Aku ingin kita bersenang-senang mencari udara segar, dan pulang dengan keadaan bahagia. Kau mau, bukan?" Dia mengejarku yang siap berjalan mencari ke pintu dari Bronx Zoo, dan suaranya memang terdengar sangat frustasi.
Sayangnya aku tak berniat untuk berdamai dengan Jo, meski ia sudah memohon, "Aku ingin kita pergi mengunjungi Uncle Nick di Arizona menggunakan mobil tadi dan kaulah yang harus mengendarainya. Tidak boleh orang lain, siapa pun itu!" Karena yang kulihat, sekretaris pribadi Jo itu masih saja berdiri di tempat mereka bertemu tadi.
Kuharap Jo akan menyetujui apa yang kuinginkan, agar aku bisa bertemu dengan Uncle Nick dan menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya di sana, "Apa?! Kau ingin pergi ke Arizona dengan Mini Clubman? Astaga, Kelly! Apa kau tahu berapa jam perjalanan dari sini ke Arizona? Kita butuh tiga puluh enam jam untuk sampai ke sana jika tidak beristirahat di perjalanan, Baby. Oh, Tuhannn... Besok aku ada meeting bersama para investor serta para pemegang saham yang tak bisa ditunda. Meeting itu pasti akan memakan waktu seharian penuh, dan inilah alasannya mengapa aku ingin kita pergi berpiknik sekarang. Kau bisa tanyakan langsung pada Caroline jika aku terlihat meragukan." Akan tetapi yang keluar dari pita suara Jo adalah sebaliknya.
Jo berkata jika besok akan ada meeting penting di kantornya, namun yang tidak kusukai adalah nama perempuan itu kembali ia sebut di hadapanku.
Kalian tahu apa? Dengan susah payah aku menahan perasaan aneh yang bergejolak dalam diriku agar tidak tumpah dan membuatku malu berat.
Aku menatap ke arah lain saat mengeluarkan kata-kata yang ada di isi kepalaku, "Terserah kau saja. Intinya aku tidak suka berada di sini, jadi aku akan membawa Jose pergi ke tempat yang lebih aku sukai hari ini!"
Secara tiba-tiba kulihat telapak tangan Jo sudah mendarat di pergelangan tanganku, dan ia juga menahanku untuk tidak melangkah ke kemana-mana, "Kita akan pergi bersama, Baby. Aku juga tidak mungkin ada di sini tanpa kau dan Jose. Kau tidak keberatan aku ikut bersama kalian, bukan? Tunggulah sebentar. Mobil kita terparkir di sana."
Karena aku tidak setuju dengan ide Jo yang ingin mengambil mobil sendirian di dekat wanita bernama Caroline itu berdiri, "Aku tidak mau menunggu di sini! Cepat kau bawa Jose dalam gendonganmu, dan jangan berharap aku akan memberiku kesempatan lagi!" Maka dengan cepat kuberikan saja Jose padanya.
Tujuanku jelas agar sekretaris itu sadar jika tuannya ini sudah memiliki keluarga yang bahagia, "Aku suka kau yang seperti ini, Baby. Lakukan saja. Aku akan patuh dan menikmatinya. Cup!" Namun bagi Jo, sikapku ini menurutnya sungguh menyenangkan.
"Kau-"
"Hei, Caroline! Hei, semuanyaaa...! Kalian tahu apa? Dia adalah istri sekaligus ibu dari anak-anakku yang sangat aku cintaiii...! Jika kalian memiliki seseorang yang kalian cintai, tolong jangan menunggu sampai kesempatan itu pergi begitu saja! Cepat katakan padanya bahwa kalian mencintainya, seperti apa yang aku lakukan saat ini. Halo, Mrs. Smith! Aku mencintaimuuu...! Aku sangat mencintaimuuu...!" Pria empat puluh lima tahun itu bahkan dengan gilanya berteriak di halaman Bronx Zoo, yang isi kalimatnya tentu saja sukses membuat jantungku berdebar sangat kencang.
"Wowww... Dia sungguh pemberani. Aku ingin kau seperti dia, Raymond."
"Wanita itu sungguh beruntung. Oh, Darling... Kapan kau akan melakukan hal sama dengannya?"
"Ah, manisnyaaa...! Semoga mereka selalu bahagiaaa..."
Aku bahkan mendengar beberapa orang memuji keberanian Jo yang mengungkapkan perasaannya padaku di tempat umum seperti sekarang ini, "Ak..aku... Em, aku juga mencintaimu, Jo." Dan entah mengapa dengan mudahnya aku memberikan balasan untuknya.
Aku tahu saat ini kedua pipiku pasti sudah memerah seperti tomat busuk. Hampir lima detik yang bisa kulakukan hanyalah menundukkan wajah dan memandangi ujung flat shoes di kakiku.
Di detik ke enam dan seterusnya, Jo kembali bersuara. Kulihat ia juga menghampiriku, setelah menurunkan Jose dari gendongnya, "Aku tahu, Baby. Aku tahu kau juga pasti mencintaiku."
Saat Jo sudah berada tepat di depanku, degupan jantungku semakin bekerja ekstra.
Entah mengapa aku merasa akan ada sesuatu yang terjadi di antara kami. Oleh sebab itu, kuputuskan untuk mundur satu langkah ke belakang dan berniat mengajak Jo segera meninggalkan Bronx Zoo, "Jo, sebaiknya kita- Hemphhh..." Namun yang kudapatkan adalah kegilaan lainnya.
Joshua dengan penuh percaya diri menangkup pipiku menggunakan kedua telapak tangannya, lalu mencumbu bibirku tanpa memedulikan apa pun juga. Hal itu dapat kurasakan, ketika ia begitu menuntut saat melakukannya.
Saat aku mencoba untuk bisa berbicara, Jo bahkan terus saja membungkam bibirku di sana, "Emmm...! Jo- Hemphhh...!"
"Aku mencintaimu, Baby. Aku sangat mencintaimu." Tapi kemudian Jo melepaskannya juga, saat udara di dalam paru-paru kami berdua mungkin saja sudah mulai menipis.
Kalau boleh jujur, aku sangat suka dengan kegilaan yang Jo lakukan. Orang-orang yang bertepuk tangan ketika bibir kami berdua masih menempel, pun kurasa mereka juga menikmati tontonan gratis dari kami berdua. Namun entah mengapa saat ini pikiranku sedang tidak sinkron dengan semuanya.
Terbukti setelah napasku mulai kembali berfungsi dengan baik, aku sama sekali tak melihat wajah putraku lagi di antara kerumunan orang-orang yang berdiri di dekat kami, "Jose? Egh, Jo? Di mana Jose?! Di mana putrakuuu...?! Joseee...! Joseee...!" Dan hal itu tentu saja berhasil membuatku berubah seperti seseorang yang sedang kerasukan setan.
Aku memutar tubuhku untuk dapat melihat jelas apakah Jose ada di bagian belakang tubuhku, Tetapi tiba-tiba saja kepalaku terasa sangat sakit, seolah ada ribuan jarum yang sedang tertusuk di sana, "Auwww..."
Aku meringis kecil sembari memegangi kepalaku saat kudengar suamiku sedang bertanya pada beberapa orang yang ada di sekitar kami, "Astaga! Dimana dia? Joseee... Ka..kalian melihat putraku? Anak itu tadi memakai topi berwarna hitam."
BRUKH!
Sayangnya aku tak bisa mendengar jawaban yang diberikan oleh orang itu pada Jo tentang keberadaan putraku, karena tiba-tiba saja kepalaku semakin terasa sakit dan pandangan mataku pun mulai menghitam.❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SEXY WIFE [END]
RomanceAku selalu mendambakannya di setiap malam-malam sendiriku. Aku ingin ia menjadi milikku, meski itu harus dengan jalan yang salah. °• Joshua Smith •° Kau tak perlu membuat kesalahan demi kesalahan hanya untuk membuatku menjadi milikmu. Aku akan selal...