6 • Warung Kaki Lima

221 18 0
                                    

Awalnya, selepas salat magrib, Kyra berniat untuk pulang dan akan diantar oleh Sangga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awalnya, selepas salat magrib, Kyra berniat untuk pulang dan akan diantar oleh Sangga. Sayangnya takdir punya jalannya sendiri. Perut Kyra yang keroncongan membuat Sangga tidak dapat menahan tawanya dan memutuskan untuk mampir ke warung pecel lele di pinggir jalan yang searah dengan jalan pulang ke rumah Kyra.

Sudah jelas Kyra malu setengah mati. Bisa-bisanya perutnya keroncongan saat dirinya tengah bersama Sangga. Mana suaranya terdengar sangat jelas! Tapi perutnya yang keroncongan tidak bisa disalahkan, kan? Yailah, sebungkus cilok mana nendang lah! Pada akhirnya kini mereka telah memasuki tenda kaki lima warung pecel lele.

"Bang, pecel lelenya dua!" ujar Sangga pada Sang Penjual ketika mereka memasuki tenda kaki lima, namun seakan teringat sesuatu, dia mengalihkan pandangannya ke arah Kyra. "Lo suka lele kan? Atau mau ayam?"

Kyra sempat terdiam. Matanya memandang wajan besar yang tengah menggoreng beberapa hewan unggas dan ikan lele yang dijual di warung ini. Terlihat juga terdapat beberapa sate jerohan yang baru saja ditiriskan, begitu mengkilap berkat minyak goreng yang menyelimutinya. Harumnya juga tidak mungkin tidak dapat menggoda indra penciuman seorang Kyra. Mendapat pemandangan seperti itu, dengan instan perutnya semakin keroncongan.

"Hng ...," Kyra tampak ragu ingin menjawab dan langsung saja mendapat tatapan yang semakin menuntut meminta jawaban dari Sangga. Dengan suara yang kelewat pelan, Kyra mencicit, "dua-duanya boleh?"

Sejak awal, setelah menanyakan hal itu, seharusnya Kyra dapat menebak reaksi apa yang akan diberikan oleh Sangga, Sang Manusia Yang Tidak Punya Integritas ini. Apa lagi kalau bukan tertawa? Ah, bukan, sepertinya kata tertawa terlalu kalem untuk mendeskripsikan Sangga saat ini. Kata terbahak-dan-hampir-terpingkal lebih cocok untuk menggambarkannya. Memangnya salah kalau Kyra memesan dua lauk sekaligus? Dia rasa itu sah-sah saja.

Kyra sadar kalau hari ini dia sudah menurunkan gengsinya untuk kedua kalinya—setelah kejadian menerima cilok tadi—, tapi demi apa pun dia sangat lapar! Kyra bahkan baru ingat kalau dia lupa kalau dirinya belum makan siang. Persetan dengan gengsi dan cilok sebungkus tadi. Kali ini dia ingin makan sampai kenyang.

Kyra mendengus sebal melihat Sangga yang masih terus tidak menghentikan tawanya, lantas dia memutuskan untuk meninggalkan pria tersebut dengan cebikan di bibirnya dan memilih untuk duduk di salah satu meja yang tersedia.

Tenda kaki lima ini sudah mulai ramai ketika Kyra dan Sangga tiba. Mungkin karena waktu sudah mulai memasuki jam makan malam. Kyra mengedarkan pandangannya. Tempat ini tidak terlalu besar tapi cukup bersih. Mungkin juga karena baru buka.

Tidak lama, Sangga tiba kemudian menjatuhkan bokongnya di kursi plastik di hadapan Kyra. "Gue sering makan di sini, makanannya enak. Meskipun cuma kaki lima, tapi tempatnya bersih," ujar Sangga. Kyra yang masih melihat ke sekelilingnya ber-oh ria, ucapan Sangga mampu mematahkan prasangka Kyra sebelumnya.

Setelah itu tidak ada percakapan di antara mereka sampai pesanan mereka tiba. Terlihat ada dua lele goreng, satu ayam goreng, dua nasi, kol goreng, dan dua es teh dengan bulir-bulir air di gelasnya. Sungguh indah!

See The LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang