Hari ini Kyra tidak bangun terlalu siang, sehingga dia sempat sarapan, ngopi sejenak, dan meminum obat penambah darah—sesuai pesan Mama sebelum berangkat ke Semarang pagi tadi—sebelum Kyra bergegas ke Over The Light. Dari pada kejadian seperti kemarin terjadi kembali, Kyra memilih untuk manut omongan Mama saja.
Seusai melakukan briefing mengenai kegiatan makrame yang akan ditawarkan pada semua pengunjung hari ini, mereka semua segera mengambil posisi. Reza, Niken, dan Kyra yang akan menawarkan kegiatan ini ketika pengunjung memasuki kafe. Yang lain berada pada posisi seperti biasanya, di balik meja bar. Posisi offering and helping—menawarkan dan membantu dalam pengerjaan kerajinan—ini tidak melulu Reza, Niken, dan Kyra yang melakukannya. Di setiap Sabtu dan Minggu selalu berubah-ubah sesuai jadwal yang dibuat dengan cara diundi ala kocok arisan. Jadwalnya pun dibuat setiap satu bulan sekali dan setiap orang akan mendapatkan posisi itu maksimal dua kali dalam sebulan. Pokoknya sudah diatur sedemikian rupa supaya posisinya terbagi secara merata. Dan hari ini Reza, Niken, dan Kyra yang mendapat posisi offering and helping.
Kegiatan yang diadakan setiap hari Sabtu dan Minggu ini bukan tanpa konsep atau semata-mata hanya untuk menghasilkan prakarya saja. Melalui kegiatan ini, setiap pembelian opsi kegiatan kerajinan, setengah uang yang dibayar oleh peminat—termasuk menu yang dipesan—akan disumbangkan ke panti asuhan, panti jompo, dan layanan panti sosial lainnya yang berbeda per dua minggu. Alih-alih memberi diskon 50% pada pelanggan, Mas Aji lebih memilih opsi menyumbangkan setengah uang pelanggan peminat kegiatan kerajinan itu ke panti sosial karena menurutnya bersedekah pada orang yang tidak mampu itu lebih berfaedah. Kalau memberi diskon, uangnya kembali ke pemilik, kalau misalnya anggap saja uang yang didiskon tersebut dipakai untuk bersedekah, malah jauh lebih berguna kan? Secara tidak langsung Over The Light ingin membiasakan generasi zaman now untuk bersedekah. Anggap saja Over The Light ini sebagai perantara bagi mereka yang ingin bersedekah, dan bagi mereka yang membutuhkan bantuan juga meskipun tidak banyak. Insyaa Allah, berkah.
Sebagai buktinya kalau penggalangan dana yang dilakukan OTL bukan bualan demi cuan semata, Mas Aji juga menyediakan satu dinding kosong dengan papan dari serbuk kayu besar untuk ditempeli foto penyerahan simbolis sejumlah uang dan hasil kerajian para pengunjung. Ditempelkan juga banyak foto di mana anak-anak dan para lansia tersenyum sumringah ketika menerima barang kerajian. Dalam dua tahun ini sudah puluhan panti sosial yang diberikan rezeki melalui Over The Light. Siapa saja yang melihat itu pasti hatinya menghangat.
Kalau ditanya, "Nggak takut rugi?"
Mas Aji pasti menjawab dengan mantap, "Rezeki itu sudah ada yang ngatur. Kita memberi pada kaum yang lebih membutuhkan itu nggak bakal jadi penghambat rezeki, justru pemelancarnya."
Kalau ditanya lagi, "Kalau gitu kenapa harus buat kerajinan segala? Kalau mau sedekah kan sedekah aja."
Jawaban Mas Aji akan begini, "Sekalian untuk refreshing dan melatih kerja otak kanan manusia generasi zaman now juga. Buat sebagian orang-orang yang sibuk dengan sekolah, kuliah, dan kerja, pasti otak kiri lebih mendominasi digunakan, kecuali jurusan dan pekerjaan mereka di bidang seni. Nah, dengan kita buatnya kegiatan membuat kerajinan ini, diharapkan para pengunjung dapat relax sejenak dari hiruk piruknya tugas dan pekerjaan, meningkatkan keefektifitasan kinerja otak kanan untuk lebih kreatif, dan dapat bersedekah pula. Dapat diringkas sih, jadi all in one."
KAMU SEDANG MEMBACA
See The Light
Novela JuvenilBerawal dari pertemuan tidak menyenangkan di bus TransJakarta, kehidupan Kyra menjadi terecoki dengan keberadaan Sangga--yang dia tidak tahu mengapa selalu berada di dekatnya. Siapa yang sangka, di balik juteknya Kyra, gadis tersebut memiliki perasa...