3. MA, kesamaan.

890 58 2
                                    

"Net..."

"iyaa Dev" jawab Anneth sambil menatap mata Deven lewat kaca spion.

"gimana keadaan mba Tari?"

"baikk, dan dia akhir akhir ini lagi kangen banget sama kamu Dev."

"AHAHAH tumben pake kamu" sahut Deven sambil tersenyum kearah Anneth lewat kaca spion.

"ehh ga sengaja tauu" sahut Anneth malu. jujur Anneth sedikit terkejut karena baru kali ini Anneth melihat Deven tertawa karena nya, ketika itupun senyuman Anneth mengembang.

"it's okay." sahut Deven dingin kembali.

"hehe" cengir Anneth gugup.

'yah cuek lagi gaseru ah' batin Anneth yang segera memalingkan pandangan nya ke arah lain.

tak lama kemudian mereka pun sampai di cafe milik orang tua Deven yaitu 'Cafe Bintang' cafe yang terlihat mewah namun sangat asik untuk dijadikan tempat tongkrongan.

"selamat datang, untuk berapa orang ya ma-" ucap seorang pelayan yang tiba tiba berhenti.

"mas Deven??" tanya seorang pelayan kaget.

"iyaa mba puteri." jawab Deven sambil tersenyum manis ke arah mba Puteri—salah satu pelayan di cafe Bintang.

"ya ampun mas, udah gede aja sekarang. sekarang udah tinggal di Jakarta ya mas?" 

"iyaa mbaa, mba apa kabar Deven kangenn" 

"baik mas hehe, yasudah ayo saya tunjukkan tempat duduk untuk teman teman mas Deven" ucap mba Puteri sambil menunjukkan meja dan tempat duduk untuk yang lainnya.

"makasih mba Put" ucap Anneth sambil tersenyum manis ke arah mba Puteri.

"ehh ada kamu toh Neth" sahut mba Puteri sambil menyenggol sikut Anneth pelan. 

"iya hehe, eh iya ada mba Tari nya ga?" tanya Anneth sambil berjalan beriringan dengan mba Puteri menuju meja mereka.

"oh iya ada kok, nanti saya panggilkan yaa. kebetulan mba Tari juga kangen banget sama mas Deven dan kamu Neth" jawab mba Puteri sambil menatap mata Deven dan Anneth.

"oke sip mba, makasii" sahut Anneth, dan kini mereka sudah sampai di meja lalu segera duduk untuk melihat menu makanan serta minuman yang ada di cafe itu.

"baiklah, saya tinggal dulu ya. silakan dipesan makanan dan minumannya"

"siap mbaa Putt" 

kini mba Puteri pun meninggalkan mereka di sana.

"kalian mau pesan apa?" tanya Anneth sambil membolak balikan menu yang ia pegang.

"gue French fries satu, sama Coffee Latte nya juga satu." sahut Friden.

"gue samain deh kaya Friden" sahut Gogo.

"gue kayaknya lagi pengen Roti Bakar Coklat Keju deh Neth" sahut Sam.

"oke oke bentar ya mending kita langsung panggil pelayan nya ajaa" ucap Anneth.

yang lain hanya mengagguk ngagguk saja, menandakan setuju akan keputusan Anneth untuk memanggil seorang pelayan.

"mbaa" ucap Anneth sambil melambaikan tangan nya—memanggil seorang pelayan agar datang ke meja nya dan mencatat makanan/minuman apa yang akan mereka pesan.

tak lama Anneth memanggil ada seorang pelayan yang datang, dari kejauhan Deven dan Anneth sudah bisa menebak. siapakah yang akan melayani mereka, orang yang selama ini Deven rindukan.

"mba Tari!!" Deven terlihat sangat gembira setelah melihat dan bertemu langsung dengan mba Tari, wajahnya yang tak berubah sedikitpun membuat Deven semakin sayang pada mba nya. Deven pun juga sudah mengaggap Mba Tari seperti Ibu nya sendiri.

Mrs. Astenosfer [DevenAnneth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang