8

2.3K 171 5
                                    

"Siapa yang berani melakukan ini sehun?" Baekhyun menerka-nerka siapa dalang atas penyerangan adiknya itu.

"Apakah kau memiliki fikiran yang sama denganku?" Ucap chanyeol yang tengah menatap adik bungsunya.

Sehun mengangguk kecil, "maksudmu hyung?" Kris tak mengerti apa yang tengah hyung dan adik bungsunya bicarakan.

"Kau ingat delapan tahun yang lalu, kris mengangguk. Sehun mendapatkan surat bahwa lalisa akan kembali, tapi bukan hanya itu saja isinya kris sehun juga mendapatkan ancaman darinya."

"Sialan-" kris meremat jari jemarinya, ia sangat tak suka jika sesuatu yang tak baik menimpa adiknya.

"Tenanglah, ini hanya dugaan bahwa dialah pelakunya. Kita tidak boleh tergesah-gesah, ya pastinya mereka memancing kita untuk masuk kedalam perangkap permainannya." Tutur suho.

"Bagaimana keadaan lalisa saat ini sehun?"

"Dia sedang tidur hyung." D.o mengangguk mendengar jawaban dari sehun.

"Jaga baik2 lalisa" lanjut d.o, yang di anggukan oleh sehun.

"Perayaan ini pastinya banyak orang luar yang berdatangan, perketat keamanan kris."

"Baiklah hyung." Kris bangkit dari duduknya dan melangkah pergi menjauh dari para saudaranya.

°°

"Kau sudah bangun lalisa."
Lalisa hanya mengangguk lalu tersenyum kearah roseana.

"Kau lapar? Lalisa mengeleng, kau harus makan perutmu belum kau isi sedari tadi pagi lalisa, kau bisa sakit. Jika kau sakit pangeran sehun pasti akan khawatir padamu."

"Dimana pangeran sehun eon?"

"Dia sedang berada di depan bersama pangeran yang lainnya." Tiba2 lalisa bangkit dari ranjangnya, melangkah keluar tanpa melihat roseana yang tengah menatapnya heran.

"Lalisa"

"Pangeran"

"Kau sudah bangun?" Lalisa mengangguk, gadis cantik itu menundukan kepalanya. Para pangeran yang melihatnya segera bangkit meninggalkan sehun dan juga lalisa di taman penginapan kerajaan.

Saat pangeran yang lainnya sudah tak terlihat, lalisa limbung masuk kedalam pelukan sehun.
Sontak sehun terkejut akan tindakan istrinya, "lalisa."

Lalisa hanya mengeleng, sehun memeluk lalisa sangat erat. "Jangan takut, aku akan menjagamu."

"Pangeran, jika hal itu terjadi lagi bagaimana?"

"Apakah kau tak mengenal suamimu ini?"

Lalisa menjauhkan tubuhnya dari sehun, menatap teduh suaminya. "aku memang tak ingat tentang mu pangeran, tapi aku yakin kau akan menjaga ku." Seketika senyum manis itu terbit di bibir merah sehun, setidaknya lalisa mempercayakan dirinya untuk selalu menjaganya.

"Suuuttt, itu tidak akan terjadi lagi. Ucap sehun dan membuat lalisa masuk lagi di dalam pelukan hangat pangeran mahkota joseon, kau sekarang gemar ya memelukku."

Seketika lalisa melepaskan pelukannya dan menatap tajam pangeran joseon yang tengah mengejeknya itu. "Bu-bukan begitu."

Sehun menarik kembali lalisa kedalam dekapannya, "jangan bergerak, ini sangat nyaman." Lalisa membenamkan wajahnya di depan dada bidang sehun, wajahnya memerah dan bibirnya membentuk bulan sabit.

"Pangeran, ayo kita melihat festival di malam hari."

"Putri, di luar sangat berbahaya."

"Kau tak mau menemani istrimu, sungguh menyebalkan."

GADIS DARI MASA DEPAN IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang