13

2.1K 151 5
                                    


°
°
°
°

Penyambutan penobatan pangeran mahkota joseon akan segera di laksanakan. Warna merah mendominasi di kerajaan besar itu, seluruh rakyat joseon akan menjadi saksi pengangkatan pangeran oh sehun sebagai ahli waris dan penerus raja selanjutnya.

Para tamu undangan dari kerajaan sahabatpun turut hadir dalam acara tersebut, kembang api mengudara menambah kesan mewah untuk pengangkatan calon raja baru.

Semua orang bergembira, menyambut pangeran oh sehun menduduki tahta barunya. Rakyat menanti-nantikan hari besar ini, tak sedikit yang mendukung keputusan sang raja ingin menurunkan tahtanya kepada putra bungsunya.

Rakyat joseon tahu, jika pangeran bungsu sangat pantas menjadi penuh raja siwon. Sejujurnya mereka tak membanding-bandingkan dengan pangeran yang lainnya, menurut mereka pangeran oh sehunlah yang tepat menduduki tahta kerajaan.

Semua pangeran pun berfikiran sama, jika adik bungsunyalah yang pantas melanjutkan tahta sang ayah. Mereka tak keberatan bahkan mereka tak pernah iri apa yang di dapat adik kecilnya, mereka merasa memang tepat rakyat dan ayahnya memilih oh sehun sebagai generasi penerus selanjutnya.

"Ini sangat berat mina." Pelayan pribadinya itu melebarkan senyumnya, sebab sedari tadi tuannya selalu menyumpah serapahi gaun kebesaran kerajaan.

"Anda memang harus memakai ini untuk penobatan raja baru, dan anda orang yang akan  menemani pangeran putri."

Lalisa berdecak sebal, bisakah orang2 yang ada di sekelilingnya tak serepot ini. Lalisa tahu ini memang kewajibanya tapi dia adalah manusia dari dunia lain bahkan ia lebih nyaman memakai clana trening dan baju kaos kebesaran. "Baiklah, tetapi setelah penobatannya selesai aku ingin segera mengantinya." Mina mengangguk lugu.

"Mina, apakah putri lalisa sudah siapa?" Jisooya masuk dengan menenteng gaun cantiknya.

"Eonni, lihatlah gaun ini begitu sangat menyebalkan rasanya aku ingin membakarnya dan membuangnya kelaut." Jisooya mengelengkan kepalanya, gadis yang ada di depannya ini benar2 bar-bar.

"Kau banyak mengoceh, cepatlah sedikit lalisa tamu undangan sudah pada datang dan sebentar lagi pangeran akan segera di nobatkan."

Lalisa menganguk kecil, putri cantik itu merapihkan penampilannya dan berjalan angun keluar dari kamarnya.

"Kau sudah siap sehun?" Sehun menatap pantulan dirinya di cermin, dirinya sedikit khawatir jika perayaan penobatan ini akan malah menjadi petaka.

"Bagimana penjagaan di kerajaan hyung?" Para pangeran mengerutkan dahinya, adiknya ini masih saja memikirkan hal2 lain.

"Kau fokuslah untuk yang satu ini sehun, masalah penjagaan semuanya sudah sesuai rencana kita, tinggal kau yang harus menjaga lalisa dengan baik nanti." Tutur kris

"Aku tadi mencurigai beberapa orang sehun, pangeran mahkota itu mengerutkan dahinya. Di kerumunan rakyat aku seperti tak mengenal orang itu, sepertinya kita harus waspada." Lanjut chanyeol dengan menatap rakyat2nya dari kamar sehun.

"Pangeran."

Semua pangeran membalikan tubuhnya dan menatap jaemin yang berada di ambang pintu, "putri sudah siap, dan raja sudah memanggil anda untuk datang ke aula segera." Sehun mengangguk dan membenarkan semua pakaian yang ia kenakan.

Pangeran bungsu itu menghela nafasnya kasar lalu melangkah keluar dari kamarnya di ikuti pangeran yang lainnya.

"Pangeran."

Sehun tersenyum manis tak kala melihat istri tercintanya begitu sangat cantik mengunakan gaun kebesaran kerajaannya, sehun mendekati istrinya dan mencium kening lalisa sekilas. "Selama acara ini berjalan ingat, jangan jauh2 dari ku lalisa."

GADIS DARI MASA DEPAN IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang