26. Tolong Kembali...

216 16 20
                                    

"Tante!! Tante!"

"Tuuuut! Tuuuut!"

"Daniel! Please.. Tolong! Jangan! Jangan!"

Indah panik. Telpon tiba-tiba terputus. Tidak hanya itu, suara terakhir yang dia dengar membuatnya ketakutan. Suara kepanikan dari mama Daniel dan juga bunyi dari peralatan medis entah apa itu. Yang pasti hal itu membuat Indah takut sampai seluruh tubuhnya merinding

"Ga Daniel! Belum cukup! Waktu kita berdua belum cukup. Dan mungkin tidak akan pernah cukup! Tolong dengarkan aku! Kembalilah Daniel! Bangunlah! Untukku"

Indah dibuat tidak bisa tidur semalaman. Dia sampai lelah menangis. Tapi, itu pun tidak juga membuat matanya terpejam. Indah berkali-kali melihat ke ponsel nya. Dia ingin menelepon mama Daniel lagi. Tapi, malam sudah terlalu larut. Dia tidak bisa menelpon sekarang

"Daniel.. Aku ga bisa tidur. Kenapa kamu tidur sangat lama. Bangunlah. Aku ingin tidur setelah kamu bangun"

Pagi hari tiba. Indah benar-benar tidak tidur semalaman. Keadaannya tentu kacau. Hanya tiduran. Rebahan di atas kasur dan memeluk guling tapi matanya tidak terpejam

"Indah Sayang. Sudah pagi. Ayo bersiap-siap" setelah pintu kamar terbuka, terdengar suara mama Indah memanggil. Tapi Indah hanya diam tidak merespon

"Kamu lelah ya sayang? Ya sudah! Hari ini, tidak usah sekolah dulu ya. Kamu berberes dulu, mama ambilin sarapan" mama Indah memintanya Berberes. Tapi Indah tetap diam. Dia masih merasa marah pada orang tuanya. Setelah itu mama Indah keluar dari kamar

Lagi-lagi Indah hanya termenung. Tidak berniat bangun ataupun melakukan apa-apa. Dia hanya diam menunggu ponselnya. Berharap ada kabar baik yang datang segera

"Loh Indah? Kok belum mandi sayang? Kamu belum mandi dari kemaren sore. Ini mama bawain sarapan. Kamu mandi dulu ya!" Mama Indah datang membawa nampan berisi jus dan roti panggang. Dia menggeleng memandang Indah yang terlihat lusuh. Masih menggunakan seragam sekolah kemarin

"Ohh, kamu mau sarapan dulu? Ya sudah, nih dimakan! Kamu belum makan kan dari kemarin?" Mama Indah duduk. Dia menyerahkan sepiring roti. Tapi Indah masih rebahan. Hanya diam dan tidak ingin bangun

"Indah, sayang. Makan yaa! Kamu bisa sakit sayang. Mama suapin yaa?" Mama Indah membujuk. Tapi Indah masih tidak mau bangun

"Ma! Papa berangkat kerja dulu ya!" papa Indah datang untuk pamit

"Pa! Gimana ini? Indah diam saja! Ga mau makan!" Mama Indah khawatir

"Paling ngambek disuruh putus sama brandalan itu! Biarin aja ma! Nanti kalau laper juga makan sendiri!" Indah menatap wajah Papa nya tajam. Dia merasa sangat disepelekan

"Tapi Pa! Indah bisa sakit!" Mama Indah tetap khawatir

"Ndah! Jangan bikin ribet mama mu! Atau kamu mau papa.... "

"Kirim pulang ke Bone? Kirim aja Pa! Dari awal, Indah sudah menolak pindah kan? Sekarang kalau Indah jatuh Cinta, apa ini kesalahan Indah?" Indah akhirnya menjawab. Dia tidak mau lagi dipojokkan terus menerus

"Daniel sekarat. Kalau sesuatu terjadi padanya, Indah akan merasa bersalah. Lebih baik Indah kembali ke Bone. Itu kan yang papa mau?" lanjut Indah lagi

"Sayang, sudah ya. Jangan bahas itu dulu. Sekarang kamu makan ya!" akhirnya mama Indah melerai

"Nggak mau!" Indah menolak

"Tapi sayang, kamu bisa sakit"

"Lalu kenapa? Seseorang sedang sekarat karena Indah! Dan seorang ibu sedang ketakutan kehilangan putra tunggalnya! Tapi Mama Papa ga peduli kan? Biarkan saja Indah sakit! Tidak adil kalau Daniel yang sakit sendirian!" Indah bersikeras

FRIENDSHI(T)P [COMPLETE]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang