Sudah tersedia ebooknya
Edo, yang selama ini Elsa anggap hanya salah satu rekan di kantor, ternyata akan menjadi orang yang membantu menyelesaikan permasalahan hidupnya.
Pria berpostur tentara ini sering kali muncul hanya ketika istirahat di kantor. Mereka bertemu di meja makan siang, dan kemudian berpisah. Elsa dan Edo masuk dalam kumpulan orang-orang yang sama berasal dari Jawa.
Sesama orang yang berinisial E, mereka tak pernah pula saling berinteraksi intens sebenarnya. Ngobrol pun tidak, di dalam kelompok bergaul- mereka hanya bagian dari pendengar. Dan tim terserah, tak terlalu menonjol.
Berlatar di kantin sebuah kantor, tiba-tiba di tengah obrolan makan siang yang nyaman, seorang teman memberikan ide gila.
"Kenapa ngga Edo sama Elsa aja ya?"
Semua yang duduk di meja itu seketika menatap Edo dan Elsa bergantian. Tidak ada yang tersedak.
Rata-rata memandang bolak-balik, Elsa yang cantik putih, sedangkan Edo yang tinggi berperawakan seperti tentara.
"Cocok-cocok gue dukung."
"Emang lo ngga punya pacar Do? Kalo Elsa si jelas lagi jomblo."
Edo hanya menggeleng. Dan tiba-tiba si Edo lempeng itu menanyakan suatu hal dengan to the point. Disaksikan pula oleh seluruh rekan lainnya.
"Emang kamu mau jadi istri aku?" Tanyanya pada perempuan cantik putih yang duduk tepat di hadapannya.
Sontak membuat kawan-kawan mereka yang niatnya bercanda, kaget. Karena lelucon itu justru ditanggapi serius oleh Edo.
Edo yang selalu terus terang dalam menyampaikan keinginan, logis dalam menyelesaikan masalah. Seperti tidak pernah mengenal kamus baper. Nampak santai saja mengajukan pertanyaan itu. Apa dia tak punya malu? Mungkin itu yang ada dibenak temannya.
Lalu beberapa hari setelah kejadian itu, Edo dan Elsa tak sengaja bertemu di tempat parkir.
"El," panggil Edo untuk pertama kalinya.
Dengan suara lelaki tegas dan jantan, sukses membuat Elsa kaget sekaligus deg-degan. Reflek ia berhenti dan balik badan.
"Ya? Bang."
Edo lebih tua 3 tahun dari Elsa, dan baru kali ini Elsa memanggilnya dengan sebutan 'bang'- sama seperti yang lain.
"Aku serius dengan pertanyaan kemarin, ngga main-main," jelasnya dengan wajah flat.
Tapi tatapan matanya tepat fokus untuk Elsa. Menunjukkan kalau dirinya serius.
"Mmm." Elsa nampak bingung, ia hanya membuka dan menutupkan bibir.
"Kalau kamu mau, akhir pekan aku datang sama keluarga buat lamar kamu," tambahnya. Sementara Elsa masih diam dengan mata bulatnya yang melebar mendengar rencana lelaki tegap itu.
"Aku ada pertandingan, duluan ya," pamit Edo. Lelaki itu memasuki mobil dan berjalan pulang, tak lupa membunyikan klakson. Elsa tahu dari yang lain, jika Edo termasuk pecinta olahraga. Itulah sebabnya mengapa memiliki badan yang tinggi,tegap dan berotot.
Saat itu Elsa baru tersadar, beberapa detik yang lalu ada laki-laki yang berniat melamarnya. Mengajak ke pernikahan, bukan mengajak pacaran.
Pasti mama dan papa shock jika mendengar cerita Elsa ini. Jarang ada laki-laki yang seperti itu, kecuali duda dan ahli agama. Itu yang sekarang dipikiran Elsa.
Apakah Edo salah satu dari itu?
Ahli agama?
Tak terlihat.
Dudaa???
Mungkin saja. Karena Elsa pernah melihatnya menggendong anak lelaki dan berjalan bersebelahan dengan perempuan cantik di Mall.
Elsa langsung merinding, ia menggelengkan kepala kuat untuk mengenyahkan pemikiran aneh di otaknya. Ternyata di kantor banyak orang gila.
***
Jatmiko Edo.B
-calon tentara yang gagal
-suka olahraga
-flat
-ngga suka basa basi
-apa adanyaElsara P
-hidung mancung
-kurang peka
-suka makan males olahraga
-pecinta film actionRepost 12 Juni 2020
Jangan lupa vote, coment dan follow guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Home Is You [End]
RomanceBerlatar di kantin sebuah kantor, tiba-tiba di tengah obrolan makan siang yang nyaman, seorang teman memberikan ide gila. "Kenapa ngga Edo sama Elsa aja ya?" Semua yang duduk di meja itu seketika menatap Edo dan Elsa bergantian. Tidak ada yang ter...