Caranya mencintai memang besar, hingga banyak orang mengatakan ia terlalu dibutakan oleh perasaan. Gila-karena tak juga menyerah akan rasa cintanya pada seseorang.
Wanita cantik ini sedang bertahan, karena hanya itu satu-satunya jalan. Terluka adalah hal biasa baginya, disakiti itu juga makanan kesehariannya. Entah sampai kapan ketidakseimbangan rasa ini akan berakhir. Bella hanya bisa berdoa dan berusaha--untuk menjadi apa yang diinginkan lelaki tercintanya.
"Jika saya sudah bersedia menjadi apa yang Pak Bian inginkan. Apakah Pak Bian bersedia juga menjadi yang saya inginkan?"
Plak
Sebuah tamparan Bella dapatkan sebelum ia benar-benar bisa menyelami netra gelap Bian. Wajahnya terlempar ke arah kanan. Tamparan yang sangat keras, hingga membuat wanita itu langsung mengelus pipinya yang memanas. Dan tanpa malu air mata meluruh deras. Di tengah cafe yang cukup ramai, di hadapan banyak orang Bella mendapatkan perlakuan tersebut. Hanya karena menolak Albian Afrim.
Bella Alfa Sandrina dan mantan bosnya--Albian Afrim Ajeti akan merajut kisah bernama cinta. Entah siapa yang pada akhirnya menyerah.
Seorang stylist muda dan berbakat yang memiliki darah Inggris kental dalam tubuhnya. Ia memiliki kisah cinta tak pernah selesai dengan seorang pengusaha, kalian bisa memanggil pria itu Alan M. Virales. Andrea menganggap hubungan mereka selesai, sementara Alan tidak. Dia masih terus mengklaim kepemilikan Andrea dimanapun.
Kebenaran perlahan terungkap, Alan tidak pernah menginginkan pernikahan yang nyata, dia hanya suka bermain-main. Berbeda dengan Andrea yang sudah terlanjut berharap padanya.
Gadis cantik yang dipertemukan dengan mantan pacar sahabatnya-Bordes Alexander.
Kisah cinta tidak sempurna dari dua orang memiliki penampilan hampir sempurna. Sang wanita yang baru patah hati, sang pria yang sudah lama kesepian karena memilih berpisah dari ayah kandung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Home Is You [End]
RomansaBerlatar di kantin sebuah kantor, tiba-tiba di tengah obrolan makan siang yang nyaman, seorang teman memberikan ide gila. "Kenapa ngga Edo sama Elsa aja ya?" Semua yang duduk di meja itu seketika menatap Edo dan Elsa bergantian. Tidak ada yang ter...