Happy reading...
Instagram:albian.bella
albianbella15
***Pesan yang sampai ke gawai milik Edo berhasil membuatnya resah, tidak tenang dan khawatir. Hatinya bergemuruh, tidak suka dengan keputusan yang istrinya ambil. Edo tidak bisa segera pergi, masih menunggu antrian tes, tidak mungkin menelantarkan Naya sendiri di rumah sakit, pasalnya ia sendiri juga butuh melakukan tes.
Ia kecewa, kenapa setiap keinginanya selalu tidak sejalan. Apa Tuhan saat ini sedang menguji kesabarannya yang sudah diberikan banyak kenikmatan? Manusia dengan segala keegoisannya, diberikan sesuatu tidak pernah puas. Saat diberikan cobaan pun mereka lebih banyak mengeluh.
Perempuan yang sudah menjadi teman tidurnya ini entah kenapa sekarang berubah menjengkelkan. Tidakkah dia sadar kedatangannya ke Bekasi itu riskan-beresiko. Lalu setelah datang kenapa pula dia kembali lagi ke Jakarta. Itu justru makin menambah banyak masalah.
Makam Edi masih merah, doa bersama dilaksanakan malam kemarin secara bersama-sama dengan dipimpin Edo. Ia sempat mengaku, jika kemarin dalam keadaan marah besar karena Elsa tak mencoba mengerti keinginanya. Memberi jarak adalah cara yang tepat, selain kondisi Edo yang memang dalam pemantauan setelah berinteraksi dengan pasien positif. Ia takut terjadi hal-hal buruk pada istrinya.
Berulang kali mencoba menghubungi Elsa, tapi hasilnya nihil. Mungkin wanita itu sengaja menonaktifkan selama perjalanan, ia tahu Edo akan marah besar, mungkinkah seperti itu? Akhisnya diapun menghubungi Ibu.
"Hallo bu, istri aku beneran pulang?"
"Iya pulang."
"Ko ibu ijinin?"
"Istri kamu harusnya ngga disini kan? Dia cuma nganter ibu, kata suaminya dia ngga boleh disini lama-lama."
Edo menegang, tidak percaya jika tadi dia sempat mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya. Kamu harusnya ngga di sini, itu mungkin Elsa artikan sebagai bentuk pengusiran. Rasa bersalah menyerangnya, menyesal karena tidak bisa menasehati istrinya dengan cara yang lebih baik. Pasti Elsa meresa tidak dibutuhkan dan tidak diinginkan kehadirannya. Sedang apa dia di dalam taksi online, menangis kah?
"Dia udah sampai belum."
"Harusnya kamu lebih tahu itu dari pada ibu. Apa susahnya telfon, minta maaf."
"Dia itu perasa, cengeng, kalau-"
"Kamu khawatir ngga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Home Is You [End]
RomanceBerlatar di kantin sebuah kantor, tiba-tiba di tengah obrolan makan siang yang nyaman, seorang teman memberikan ide gila. "Kenapa ngga Edo sama Elsa aja ya?" Semua yang duduk di meja itu seketika menatap Edo dan Elsa bergantian. Tidak ada yang ter...