Past Wounds

418 38 2
                                    

Pagi-pagi buta, posko kesehatan telah ramai. Para penduduk terlihat berkumpul dan mengantre panjang. Dokter-dokter terlihat sibuk memeriksa satu persatu penduduk, para tentara pun ikut membantu dan menanyakan apa yang terjadi.

“Apa yang terjadi.. kenapa semua penduduk kemari..” tanya D.O, ia bersama teman-temannya membantu di posko.
“Sepertinya mereka keracunan, dan ada beberapa yang terluka seperti penyerangan..” jawab Dokter Kang Woo, ia berhadapan dengan D.O memeriksa salah satu pasien yang kejang-kejang. Setelah disuntikkan obat penenang, keadaan pasien tersebut mulai tenang, nafasnya mulai teratur. Dokter Kang Woo menanyakan apa yang terjadi kepada pasien tersebut.
“Semalam, kami melihat ada beberapa orang yang mencurigakan di dekat mata air, kami mengejar mereka dan terlibat perkelahian sehingga ada yang terluka, paginya ketika para penduduk menggunakan mata air tersebut, mereka mulai sakit, padahal air itu tetap jernih..” jawab pasien tersebut. D.O dan Dokter Kang Woo bertatapan, seperti mengirim pesan bahwa harus diadakan pemeriksaan. D.O bergegas memberitahu teman-teman dan komandannya.
“Dimana Yee Rin...” tanya Dokter Kang Woo.
“Kami tidak tau dokter..”
“Sial.. dimana anak itu saat situasi sedang genting begini..”

Saat akan kembali ke posko kesehatan, D.O menghentikan langkahnya begitu mendengar sebuah tangisan, walau samar D.O yakin ada suara di sebalik pohon dibelakang posko. Dengan hati-hati, D.O menghampiri sumber suara.
“Yee Rin..” D.O terkejut saat melihat Yee Rin duduk dengan melipat kedua tangannya. Yee Rin tidak menjawab, ia terus menangis.
“Apa yang terjadi?” D.O duduk di hadapan Yee Rin.
“Tadi.. aku melihat salah satu orang memiliki luka yang sama dengan ayahku.. aku teringat ayah..” Yee Rin berkata dengan tangis yang belum juga mereda.
“Situasi sedang genting sekarang, tentu kau sangat dibutuhkan.. “ D.O mengelus puncak kepala Yee Rin.
“Tapi aku takut.. aku takut tak bisa menyelamatkannya..” Yee Rin mengangkat wajahnya, matanya yang sendu menatap mata D.O.
“Aku tidak tau apa yang terjadi padamu dimasa lalu, tapi.. saat ini kau harus bersikap profesional dan berusaha merawat pasienmu..” D.O perlahan menghapus air mata yang mengalir dari kedua mata Yee Rin. D.O bangkit dan mengulurkan tangannya pada Yee Rin, ia berusaha menguatkan Yee Rin, ia memang tidak tau dan tidak terlalu paham dengan perkataan Yee Rin barusan, tapi ia bisa menangkap bahwa ada ketakutan akan masa lalu di mata Yee Rin.

Mereka berdua kembali ke posko, Yee Rin sudah tentu mendapat amarah dari Dokter Kang Woo karena menghilang begitu saja, namun amarah singkat itu langsung diganti kesibukan merawat semua pasien.
“Apa kita perlu memeriksa sumber mata air itu?” tanya Yee Rin.
“Sebaiknya begitu, bawalah beberapa peralatan dan mintalah beberapa tentara menemanimu..” jawab Dokter Kang Woo. Yee Rin mengangguk dan menjalankan tugasnya, ia bersama beberapa orang tentara dan dokter memeriksa sumber mata air.

Sesampainya disana para dokter langsung memeriksa dan memberikan beberapa obat untuk menetralisir racun yang dituangkan di mata air tersebut. Karena jalan yang licin, Yee Rin hampir tergelincir, beruntung D.O menangkapnya sebelum dirinya jatuh ke tanah.
“Kau tidak apa-apa?” tanya D.O, Yee Rin mengangguk, jantungnya berdegup dengan kencang.
“Terima kasih..”
“Hati-hati.. jalannya licin..” D.O mempersilahkan Yee Rin berjalan terlebih dahulu, sesekali ia membantu Yee Rin melewati jalan yang curam, sepanjang perjalanan mereka membicarakan tentang racun dan kemungkinan penyerangan selanjutnya.

Hari pun tak terasa berlalu dengan cepat, para penduduk sudah kembali ke rumahnya, posko kesehatan terlihat lengang. Malam ini sebenarnya cukup mencekam, para tentara disiagakan.
Seperti biasa Yee Rin termenung di belakang posko, tapi sepertinya itu tidak bertahan lama.
“Kenapa tiba-tiba aku ingin makan cemilan ya..” malam semakin larut, Yee Rin berjalan ke dapur dan mencari beberapa bahan makanan. Namun saat ia tiba di dapur, didapatinya D.O sedang memasak sesuatu.
“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Yee Rin.
“Hanya membuat sup..” balas D.O
“Boleh aku membantu?” Yee Rin menawarkan bantuan, D.O mengangguk.
“Kenapa kau kemari?” D.O balik bertanya.
“Baegopa..” ucap Yee Rin. D.O tertawa dan hal itu membuat Yee Rin bingung.
“Kenapa kamu ketawa?” tanya Yee Rin cemberut.
“Tidak... kau lucu berkata seperti itu..  kau mau mencicipinya?” D.O memberikan satu sendok sup kepada Yee Rin.
“Ini enak sekali..” ucap Yee Rin setelah mencicipi sup yang diberikan D.O.
“Yee Rin.. “ panggil D.O
“Ya?”
“Sebenarnya apa yang terjadi padamu tadi?” tanya D.O
“Ah itu.. saat melihat salah satu pasien di posko, dia mirip ayahku dan luka yang ia derita sama, dulu... ayahku juga seorang tentara dan dia bertugas disini, karena ada penyerangan, dia terluka tepat saat aku menjenguknya kesini dan nyawanya tak tertolong, melihat ayah yang kesakitan dan aku tak bisa apa-apa selain menangis menjadi luka tersendiri bagiku..” air mata kembali merebak keluar.
“Apa itu alasanmu menjadi seorang dokter?”
“Tentu saja.. aku ingin menyelamatkan orang..”
“Jika begitu kau tak perlu takut lagi, kau itu dokter yang hebat..” D.O membawa Yee Rin dalam pelukannya. Memang mereka baru saja kenal beberapa hari ini, namun Yee Rin yang sepertinya kuat dan ceria saat pertama kali mereka bertemu ternyata begitu rapuh.

Cherry Blossom In Autumn ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang