Hari ini sedikit hujan. Namun hawa dinginnya sangat pekat bahkan jaketnya pun tidak bisa memberikannya sedikit kehangatan. Kaki dan tangannya pun ngilu padahal dia harus menyelesaikan makalah besok lalu mengumpulkannya. Dia sekarang masih sibuk menekan-nekan keyboard laptop di sudut perpustakaan.
Harusnya sekarang aku bisa rebahan atau minum teh hangat, pikirnya.
Baru mengetik beberapa halaman saja tangannya mulai pegal.
"Huh... Istirahat dulu lah"
"Soona!!"
Hampir saja bahunya bersandar pada kursi, seseorang meneriaki dirinya hingga terkejut.
"Bisa nggak sih, gak usah pake teriak? Kaget tau," dengus Soona
"Ya maaf, maaf. Soalnya aku buru-buru."
"Buru-buru kenapa?"
"Maaf beberapa hari ke depan, aku gak bisa bantu kamu ngerjain makalah sepulang kuliah, Aku disuruh bantu acara nikahan sepupuku. Hari ini aku masih bisa bantuin kamu, tapi aku gak bisa lama-lama ya, soalnya nanti aku dijemput bibiku buat ke rumah sepupuku"
"Oh... Oke! Gwaenchanayo!"
Harus ngerjain sendiri ya, Dengus kesalnya.
"Sini aku bantu sisanya. Masih banyak kan? Aku coba ngebut biar cepet selesai." Yeri mengambil alih laptop dari tangan Soona
"Tinggal separuh sih"
"Separuh itu banyak tau. Mending kamu istirahat bentar sana."
"Oke kalo gitu aku mau baca novel bentar"
Lalu Soona meninggalkan Yeri dan menjelajahi sela rak-rak buku untuk mencari novel yang enak dibaca.
Mumpung hujan, suasananya pas buat baca novel romance. Tapi yang mana ya?
Tangannya mengambil satu per satu buku. Hampir satu baris rak yang dia lihat, tapi tidak ada yang cocok.
"Buku Tere Liye kali ya?" Soona berpindah ke rak buku sebelah dan menemukan sebuah buku bersampul hijau, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.
"Nah... Keknya ini bagus deh, belum pernah baca"
Soona kembali ke meja tadi dan melihat Yeri sedang meremas-remas tangannya.
"Udah?" Tanya Soona
"Iya belum atuh, banyak betul ini"
"Hehe..."
"Ngomong-ngomong, baca novel apa?"
Soona menunjukkan bukunya ke Yeri. "Nih... bukunya Tere Liye"
"Oh... Itu, udah pernah baca. Bagus tu"
Soona lalu duduk disampingnya dan bersandar di pundak.
"Haduh... Jangan gitu dong! Kan tanganku jadi susah gerak." Yeri mendorong-dorong Soona agar menjauh.
"Soalnya enak sih..." Soona menyeringai. Ia menggeser tempat duduknya sedikit menjauh.
Soona membaca buku itu. Awalnya ia menikmati cerita yang ada di buku itu. Namun, seketika tercengang dengan cuplikan kata-kata yang ada di salah satu lembarnya.
"Orang yang memendam perasaan sering kali terjebak oleh hatinya sendiri. Sibuk merangkai semua kejadian di sekitarnya untuk membenarkan hatinya berharap. Sibuk menghubungkan banyak hal agar hatinya senang menimbun mimpi. Sehingga suatu ketika ia tidak tahu lagi mana simpul yang nyata dan mana yang dusta"
(Tere Liye – Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin)
![](https://img.wattpad.com/cover/182057286-288-k984512.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince [ Kang Taehyun ]
Fanfic"Kau gila!!! Apa kau sedang mabuk???" "Tidak, tidak sama sekali" "Lalu..." "Aku menyukaimu, My Princess" Taehyun mendekapku lagi dalam pelukan hangatnya. 💝