***
"Apa kau lupa dengan rencana kita eoh? Kau harus bisa memanfaatkannya. Aku begitu sangat mengandalkanmu dalam hal ini" seorang pria nampak bercengkrama begitu dalam dengan lawan bicaranya. Ketara sekali urat leher terpampang sempurna dilekuk lehernya. Menandakan ada sesuatu peristiwa yang tidak diketahui sama sekali."Tapi, bagaimana mungkin bisa aku melakukannya. Aku sama sekali tak mempunyai ketertarikan padanya. Dan aku yakin dia tidak akan mau dengan gadis tomboy sepertiku. Apalagi dia adalah seorang artis yang terkenal yang mempunyai banyak fans dimana-mana. Kau pasti mengetahui seperti apa kriteria wanita idamannya. Ya setidaknya kau juga pernah bekerja sama dengannya bukan?"
Pria itu terlihat tertawa. Menampakkan gigi putihnya tersusun rapi. Terlihat sekali tawa itu tersembunyi sebuah dendam kesumat yang membara didalam dirinya.
"Hahahaha...ya memang aku pernah bekerja sama dengannya. Tapi, itu tak berlangsung lama. Sebab apa, karna dialah aku yang dulu terkenal dan digandrungi oleh fans-fans ku, kini berbanding terbalik, fans-fans ku sedikit demi sedikit menjauhiku saat melihat dirinya sudah mulai masuk menjadi artis pendatang baru. Tawaran judul film ataupun drama yang selalu berkeliaran dikehidupanku, kini sudah tak ada lagi. Itu semua karna apa, karna dia yang telah masuk kedalam kehidupanku. Karna dialah aku jadi seperti sekarang ini. Bangkrut dan tak ada penghasilan sama sekali. Tawaran drama ataupun film sudah tak berlaku lagi. Sutradara dan produser tak ada lagi yang menginginkan jasaku" pria itu sedikit berteriak. Mengenang kenangan pahit yang dideritanya semenjak kehadiran artis pendatang baru yang sedikit demi sedikit sudah menggeserkannya dari dunia keartisan. Dan sekarang nasibnya begitu miris. Tinggal disebuah rumah sempit yang hanya bisa ditinggali oleh satu orang saja. Tanpa adanya tawaran menyanyi, drama ataupun film yang menghinggapinya.
"Aku mengerti apa yang kau rasakan. Aku berjanji akan membantumu, Setidaknya kau adalah sahabat yang selalu ada untukku selama ini" pria itu sedikit tersentuh kala mendengar ucapan lawan bicaranya yang sedikit mampu membuat darahnya berdesir. Tak dipungkiri memang, cinta itu sudah tumbuh begitu saja untuk wanita yang berada dihadapannya ini.
***
Eunrim nampak menekan kepalanya kuat. Bayangan itu kembali terngiang diotaknya. Bagaimana mungkin ia melupakan semua hal itu. Memanfaatkan pria yang sudah menjadi suaminya hanya untuk sahabatnya yang sudah dianggap sebagai saudaranya sendiri. Kalau saja ia tak melakukan untuk sahabatnya tersebut, sama saja ia sudah mengkhianati janji persahabatan mereka selama ini. Tapi ia juga tidak bisa menghalangi perasaan nya yang memang sudah jatuh cinta pada pria yang sudah menjadi suaminya tersebut. Ia bingung dengan keadaannya sekarang?Eunrim sedikit memutar bola matanya lekat. Mendapati sebuah foto pernikahan yang baru saja diantar oleh fotografer yang bertugas memotret pernikahan mereka. Memang mereka sudah memesan agar salah satu foto harus siap secepatnya. Dan sekarang hanya butuh beberapa jam saja foto berbingkai warna merah itu sudah berada jelas didepan mata. Terpampang diruang keluarga apartement miliknya, ani lebih tepatnya milik suaminya.
Senyuman pria itu terlihat begitu sangat bahagia sekali. Ditambah dengan balutan tuxedo putih yang melingkar ditubuhnya. Membuat raut ketampanan semakin terpancar diwajah nya yang seperti malaikat tersebut. Wanita itu nampak membelai lembut foto berbingkai berwarna merah cerah itu kedalam sentuhan nya. Ia semakin tak bisa membayangkan saat senyuman itu berangsur memudar dengan kenyataan pahit yang akan didengarnya nanti. Tak terasa pula sedikit demi sedikit cairan bening itu jatuh begitu saja diwajahnya. Menetes sempurna. Kenapa disaat rasa cinta itu datang, ia harus kembali diingatkan dengan janji nya pada sang sahabat? Jujur ia tidak bisa melakukannya?
Sepasang tangan kekar kini begitu lembut memeluk erat pinggang nya dari belakang. Menyusuri nafas panjangnya dilekuk leher gadis itu dalam. Menghirup aroma tubuh sang istri yang begitu sangat dicintainya. Tak heran, ia begitu sangat mencintai gadis itu melebihi nyawanya sendiri. Pesona Eunrim sudah semakin memikat hatinya. Apalagi setelah mereka melakukan malam pertama itu, seakan dunia milik mereka berdua. Eunrim sedikit tersentak. Dengan cepat gerakan tangannya langsung menghapus cairan itu yang masih senantiasa jatuh membasahi wajah cantiknya. Menatap wajah pria yang sudah sah menjadi suaminya tersebut tepat disudut ekor matanya. Ia tersenyum lirih. Bukan tersenyum bahagia, melainkan tersenyum kekalutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Night - Complete
FanfictionDIKALA DENDAM HARUS MENGUJI PERJUANGAN CINTA Nb : FF INI DIKHUSUSKAN UNTUK DEWASA, YANG DIBAWAH UMUR DILARANG BACA 😆