Lewat tengah malam...
Beam sudah berniat tidur, sementara Forth di sebelahnya masih main game.
"Tidur..." Tegur Beam.
"Bentar, tanggung..." Jawaban Forth.
Beam balik badan, wajah menghadap Forth "Besok kelas pagi kan."
"Ya dibangunin kamu lah..."
"Ogah." Beam kesal. Kembali memunggungi Forth.
"Yah, kesel dia." Forth menyudahi game, tidak peduli sedang seseru apa permainan. Ia menaruh ponsel di meja nakas, berbaring memeluk pacarnya dari belakang.
"Nggak usah peluk... Gerah." Beam protes, walau alasan kurang masuk akal. Cuaca sedang dingin.
"Biar aku cepet tidur..." Bujuk Forth.
"Makanya jangan nge-game muluuuh--pipi gue kenapa lu gigit?!" Beam berbalik, meninju lengan Forth lumayan kencang.
"Auh! Gemes tau." Bukannya mundur, Forth malah kembali memeluk pacarnya.
"Jangan peluk..." Beam berontak.
"Udah, tidur...tidur... Besok aku kelas pagi." Bukannya melepas, Forth justru memeluk Beam makin kencang, hingga kepala si calon Dokter sejajar dadanya.
.
.
.
End
.
.
.
Anggap untuk menyambut tahun baru
Once again and always...
Ini unplot & gak jelas ya