.
.
.
Saking bosannya, Forth jadi penasaran dengan Stetoskop di meja Beam. Ia memasangnya lalu menghampiri Beam yang duduk dengan laptop di ranjang.
"Ini pakenya gimana sih?"
Beam menoleh sekilas "Tergantung. Kalo mau denger detak jantung ya di dada. Kalo mau periksa tekanan darah, di lengan sekalian alat tensinya." Lalu kembali berkutat dengan layar laptop.
Forth menghampiri "Coba sini, aku mau liat." Ia duduk di samping Beam, berjarak hanya sejengkal.
"Rata-rata orang dewasa 100 sampai 170 denyut permenit."
Beam hanya berkedip ketika diapgram di tangan Forth masuk menelusup kaos longgarnya. Diaphgramnya dingin, tapi tangan Forth hangat.
"Kok kamu kayak... cepet banget gitu ya." Forth menatap pacarnya bingung "Ini nggak apa-apa?"
Beam tercekat dipandang begitu tiba-tiba. Ia mundur kemudian "Ya nggak apa-apa..."
Forth tersenyum sambil geleng-geleng kepala "Bilang aja grogi."
"Kadang, suhu ruangan gitu pengaruh tau." Beam membantah.
Apaan...
.
.
.
END