Ticklish

3.1K 274 13
                                    

Forth sudah hapal dengan kebiasaan pacarnya ketika iseng, jadi ya... Ia diam saja waktu tangan Beam menelusup ke kaos, menepuk-nepuk perutnya yang bergaris.

Saat itu, Beam sedang duduk di sofa, memegang buku di tangan kanan, sedangkan tangan kirinya ya... Itu. Di bawah kaos Forth yang tiduran di sebelahnya.

"Kalo bisa turun lagi ke bawah..." Forth mendongak lalu nyengir.

"Ogah..." Tangan Beam masih betah di situ. Kali ini mengelus-elus garisnya.

"Perut aku bagus sih, jadi enak buat mainan gitu ya?"

Beam tersenyum "Ini icinya apa cih?" Ucapnya dengan nada seperti bicara dengan bayi.

Forth tertawa. Beam sering meledeknya begini. "Icinya naci cama ikan..."

"Maca?" Bukan mengelus, tangan Beam kali ini menggelitiki perut Forth, gemas sendiri.

Anak teknik itu jelas tertawa kegelian. Ponsel di tangan sampai jatuh ke lantai. Ia berontak, berusaha duduk, tapi tangan Beam terus bergerak di sana.

"Beam!" Forth akhirnya berhasil duduk.

"Sorry..." Gumam Beam, menahan senyum. Ia tahu apa yang akan terjadi.

"Sorry apa?" Forth bergerak maju, mengintimidasi.

Buku digeletakkan di lantai, kedua tangan Beam sudah mengantisipasi "Sorry... Nggak lagi..."

Beam buru-buru bangkit dari sofa. Menghindar namun gagal. Tangan Forth lebih dulu menangkap badannya, lalu menggelitik daerah perut.

"Sorry Forth hahahaha. Anjir. Stop..." Beam yang rebah di atas sofa tidak bisa melawan digelitiki Forth. "Please please please"

Apalagi ia lebih lebih gelian.
.
.
.
End
.
.
.

Padahal itu gue kalo lagi ngomong sama keponakan 😂

Daily DairyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang